Hari Penobatan Duke Leuwiq
Istana Kekaisaran Zephyr
"Yang Mulia, apakah Anda jadi akan mencari Tuan Xavier?" tanya Nacht memastikan jadwalnya dengan satu-satunya pewaris tunggal Kekaisaran Zephyr.
"Ya. Tetapi sebelumnya," Alle menjeda kalimatnya. "Aku harus menghadiri upacara penobatan Duke Leuwiq terlebih dahulu," lanjutnya sambil terus menulis pada lembaran-lembaran kerjanya.
Nacht menaikkan sebelah alisnya, "Yang Mulia, bukankah akan terlambat bila kita tidak segera membawa Tuan Xavier ke mari atau menghentikan upacaranya!? Mengapa Anda harus menghadiri upacaranya?"
"Nacht," panggil Alle tegas. Itu membuat pria yang merupakan informan dan penjaga rahasia pribadi milik Sang Putra Mahkota terdiam.
"M-maafkan hamba Yang Mulia. Hamba sudah lancang berbicara."
Alle menaruh penanya dalam sebuah kotak tinta lalu menghela nafas pelan.
"Tidak apa-apa. Aku juga merasa bahwa Zander belum pantas untuk menjabat posisi Duke Leuwiq, masih ada Xavier dalam keluarga itu. Dan ini sangatlah aneh, keberadaannya yang menghilang. Aku ragu sesuatu telah terjadi pada keluarga Duke," ujar Alle memikirkan semua yang terjadi belakangan ini.
Tok tok
Sebuah ketukan di pintu membuat Alle dan Nacht kembali siaga. Nacht segera bersembunyi ke tempat persembunyiannya, sebuah ruangan kosong di balik deretan rak buku di belakang meja kerja Putra Mahkota.
"Siapa?" tanya Alle menanyakan sosok orang yang mengetuk pintu ruangannya.
Sebuah suara menyambut pertanyaannya dari luar, "Yang Mulia, maaf mengganggu waktu Anda tetapi sudah waktunya bagi Anda untuk bersiap," jawab suara itu.
Mereka tak lain adalah beberapa pelayan yang bertugas untuk membantu anggota kekaisaran untuk bersiap.
"Ah baiklah. Kalian boleh masuk beberapa saat lagi," titah Alle kemudian ia berbisik pada Nacht. "Kembalilah, tunggu aku di pintu selatan setelah upacara berakhir," lanjut Alle memerintahkan Nacht untuk kembali ke posnya.
Nacht keluar dari persembunyiannya dan mengangguk. Ia membungkuk lalu bergegas pergi melalui jendela ruangan Alle.
"Masuk!"
🍁🍁🍁
Kediaman Duke Leuwiq
Sesosok pria muda tersenyum puas dalam sebuah ruangan tertutup tanpa cahaya. Ia meletakkan tangannya di atas sebuah tumpukkan buku dan lembaran kertas yang berisikan entah hal apa saja. Telapak tangannya meraba, menyusuri tiap sampul dan kertas di situ. Yang jelas semua itu adalah apa yang selama ini telah ia rencanakan dan pikirkan.
"Apakah semuanya sudah siap?" tanya pria itu yang dijawab oleh sosok lain dalam kegelapan yang sama.
"Tentu." Sebuah suara lembut yang cukup feminin menyahut di balik kegelapan itu.
"Bagus. Dengan ini, semua jerih payahku selama 10 tahun akan terbayar! Tinggal sedikit lagi ... sedikit lagi dan tidak akan ada satu orang pun yang bisa menghalangiku!" serunya puas.
Sosok di sebelahnya itu menghela nafas pelan.
"Kau tidak melupakan janjimu bukan?" tanya gadis itu memastikan sesuatu.
"Tentu saja. Kalau kita berhasil, aku akan memberikan posisi itu kepadamu. Apa yang kau inginkan akan terkabul, tentunya semua yang kusuruh saat ini harus kau penuhi. Kau tahu apa yang akan terjadi kalau kau menghianatiku bukan?" ancam pria itu memainkan sebuah pisau lipat yang entah kapan sudah berada dalam genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Moon
Fantasy⚠️NOT BL!! "KELUAR DARI RUMAH INI SEKARANG JUGA!! PERGI DARI SINI! MULAI SEKARANG, KAU BUKAN LAGI PUTRA PERTAMA KELUARGA INI!! KAU BUKAN SEORANG LEUWIQ!!" Deg Detik itu juga, jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang baru saja kudengar? Aku.. ap...