29. Disaster, War! Pt. III - Clash

80 9 0
                                    

Mohon memutar lagu untuk pengalaman membaca yang lebih baik🍿


Crimson Moon

Chapter 29 - Disaster, War! Pt. III - Clash


Alle mengira-ngira, menghitung, dan mempertimbangkan kedua syarat yang kuberikan. Ia kemudian mengangguk setuju. "Tapi aku juga akan memberikanmu sebuah syarat." Seperti yang sudah kukira, tidak akan semudah itu untuk mempersuasi dirinya. "Silahkan," balasku siap mendengarkan.

Alle menyeringai kecil, "syaratku sederhana. Kau hanya perlu kembali dengan selamat. Ah tidak, kau harus kembali." Setelah itu ia menatapku lekat, tidak berkedip selama 2 menit penuh. Aku terburu-buru mengiyakan persyaratannya. Ah, kukira apa. Aku mendengus geli. Melihat tatapan tajam namun rapuhnya saat ini membuatku ingin tertawa lepas. Namun aku hanya bisa mengalihkan tatapanku dan mengangguk. "Aku pasti akan kembali," jawabku bersumpah kemudian mengetuk pelan bahu kanannya. Pria di sebelah kiri depanku itu terlihat puas.

Tidak lama setelah kami berdua 'berperang syarat', sebuah dehaman—lebih tepatnya perpaduan antara lima dehaman dari berbagai sumber ditujukan kepadaku dan Alle. Siapa lagi kalau bukan mereka yang sedari tadi masih berada di ruangan yang sama dengan kami?

"A-ah ya, kalian juga kembalilah dengan selamat," ujar Alle setelah membasahkan tenggorokannya dengan air yang ia simpan di botol khusus dengan lapisan kulit.

"Tentu saja kami akan kembali." Mason menyahut mendahului kami. Ia kemudian meregangkan tangannya lalu menepuk bahu Linden dan Morgan seiringan. "Tenang saja Yang Mulia, toh kami bisa diandalkan bukan? Perlu Yang Mulia mengingat kembali bahwa hamba-hamba dihadapan Anda ini merupakan lulusan terbaik di akademi terdahulu."

Alle tergelak mendengar penuturan blak-blakan putra Quinoa itu. Linden dan Morgan yang berada di sampingnya saja segera memijat pelipis mereka dan bergeser dua langkah ke samping. Tak lupa Morgan menjitak dahi pemuda di sebelahnya tadi sehingga pemuda itu mengaduh kesakitan.

"Baiklah, baiklah. Kalau sudah seperti ini aku pun tidak bisa menahan kalian lebih lanjut. Pergilah."

🍁🍁🍁

Berkumpul di depan Zephyrs Südkaserne (barrack sebelah selatan), semua pasukan berdiri membentuk barisan-barisan yang mengelilingi tujuh orang bangsawan muda di depan mereka. Cuaca yang mendung membuat situasi semakin mencengkam dan menegangkan. Sudah hampir 20 tahun kekaisaran berada dalam keadaan damai tanpa adanya gangguan maupun ancaman dari kekaisaran tetangga. Selama ini belum ada masalah serius yang dapat menyebabkan adanya kericuhan. Suasana ini jelas berdampak bagi seluruh anggota kekaisaran, baik rakyat maupun para bangsawan kelas atas. Saat ini juga sudah dapat dipastikan kepanikan bertambah dan menyebar bagai bara api dari satu mulut ke mulut lainnya, lebih-lebih karena adanya ledakan beberapa waktu lalu.

Dengan berada di ambang masuk usia dewasa, sebagian urusan politik dan keamanan lainnya sudah diawasi oleh Alleon, sang Putra Mahkota sendiri. Oleh karena ini, Yang Mulia Aldrich sebagai Kaisar Agung sekaligus Ayahanda dari Putra Mahkota, menyerahkan peperangan kali ini untuk diawasi oleh putranya. Hal ini bermaksud agar beliau juga dapat melihat kinerja kepemimpinan dan pemikiran oleh sang ahli waris Kekaisaran Zephyr. Tanggung jawab dan masa depan Kekaisaran Zephyr berada di tangan Alleon beserta tim pilihannya. Untuk itu, bantuan dan titah Kaisar hanya berlaku bila suasana benar-benar genting.

Crimson MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang