"Kau yakin memilih bocah seperti dia? Anak lelaki itu selalu saja sendirian, tidak akan ada yang mau mengikutinya. Lagipula, bukankah ia membenci dirimu? Aku tidak mengerti jalan pikiranmu, mengapa Engkau memilihnya?"
...
"He~ begitukah? Baiklah, aku akan menuruti apa katamu. Mari kita lihat apakah bocah itu mampu percaya padaku!"
┉━┉ೋ✧ೋ┉━┉
Aku pernah bermimpi dan merenung. Jauh sebelum diriku terlahir... Apakah di dunia ini ada eksistensi manusia lain yang bernasib sepertiku? Bila dunia ini saling menerima dan mengizinkan, apakah aku boleh tinggal dengan nyaman? Istirahat di malam hari tentunya tidak akan mengerikan bukan?
Saat aku menutup mataku, aku dapat merasakan semua orang di sekitarku menunjukku dan membulatkan mata mereka. Bukan karena kagum melainkan karena tidak percaya dengan 'keburukan' diriku. Apakah aku seburuk itu? Dari mana aku mendapatkan warna merah itu? Diri kecilku hanya dapat mengulang pertanyaan itu berkali-kali.
Rasanya aku dikutuk oleh dunia. Apakah nenek moyangku berbuat hal tidak pantas yang membuat dunia membenci kami?
•
•
•
Crimson, nama gadis berselubung aura merah terang yang muncul di hadapanku waktu itu. Suatu sosok utusan bulan yang menjelaskan padaku bahwa warna merah pada kedua mataku bukanlah sebuah kutukan melainkan sebuah kekuatan. Tidak ada yang mengetahui tentang keberadaan sihir dalam dunia ini yang ternyata nyata.
Sebuah rahasia dan janji, yang suatu hari nanti mungkin dibutuhkan.
🍁🍁🍁
Enam tahun sebelumnya, (Xavier ± 11 tahun)
Aku terbangun di hari yang dingin itu. Angin yang berhembus lewat jendela yang terbuka lebar, membuat tubuhku menggigil karenanya. Apakah aku lupa menutup jendela semalam? Aku pun menggeliat keluar dari tempat tidurku, membiarkan selimut di atasnya jatuh pelan ke lantai. Aku melangkahkan kaki menuju jendela di sisi kiri tempat tidurku. Hah, jam berapa ini? Matahari bahkan belum menunjukkan tanda-tanda akan timbul.
Aku meraih kaca besar yang penuh dengan benda putih dingin itu dan menariknya ke dalam hingga sebuah suara membuat kegiatanku itu tertunda.
"Akhirnya kau bangun juga. Enak sekali kau menyembunyikan dirimu di bawah selimut sementara aku harus menjaga Lumier?"
Aku menoleh ke arah pintu ruanganku. Seorang anak laki-laki yang berumur dua tahun di bawahku itu bersandar seraya melipat kedua tangannya angkuh.
"Oh? Lalu apa yang kau inginkan?" tanyaku malas. Aku menutup mulutku pelan karena menguap, kemudian memilih untuk lanjut menutup jendela besar di depanku itu. Hari masih sangat gelap, apa yang ia lakukan di sini?
Zander tahu-tahu sudah duduk di sofa dalam ruanganku. Sejak kapan dia berani datang ke mari? Biasanya ia tidak pernah melangkah masuk ke dalam ruanganku, tentu dengan alasan apa pun yang berhubungan denganku menjijikan. "Apa yang aku ingin lakukan? Tentu saja aku ingin kembali tidur. Bukankah mengurus Lumier adalah tugasmu? Kenapa kau malah asik-asikkan tidur di sini?"
Aku mengabaikan ucapan adik laki-lakiku itu. Ah, dia saja tidak menganggapku sebagai kakaknya. Mengapa aku masih menganggapnya sebagai seorang adik?
"Oy Xavier!"
Aku tidak mengindahkan seruannya dan memilih untuk kembali ke tempat tidur dan menjatuhkan diriku ke atasnya. Benar dugaanku, bocah itu sudah pergi setelah ku diam tidak berkutik selama satu menit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Moon
Fantasy⚠️NOT BL!! "KELUAR DARI RUMAH INI SEKARANG JUGA!! PERGI DARI SINI! MULAI SEKARANG, KAU BUKAN LAGI PUTRA PERTAMA KELUARGA INI!! KAU BUKAN SEORANG LEUWIQ!!" Deg Detik itu juga, jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang baru saja kudengar? Aku.. ap...