"Kau sudah pulang? Mulai saat ini, panggil aku Nyonya. Kau bukan putraku. Kau hanyalah monster! Makhluk aneh yang telah merenggut nyawa putraku!"
Hantaman pahit kenyataan lagi-lagi menyambarku. Ibu... Mengapa engkau tidak mau mengakuiku? Apakah itu hanya karena warna mataku? Ya Tuhan, mengapa aku memiliki mata ini?
"Bersyukurlah kau masih diizinkan tinggal di sini Kak, haha."
Zander... ??
🍁🍁🍁
Masih tertampar oleh kenyataan, aku terbangun dari tidur setelah malam panjang yang sangat tidak mengenakan. Aku duduk di atas ranjang lalu berjalan pelan menuju meja belajarku.
Tok tok tok
Bunyi ketukan pada pintu mengalihkan perhatianku.
"Tuan muda Xavier, apakah anda sudah bangun?"
Suara itu, siapa lagi kalau bukan Lilac. Aku menjawab pertanyaannya, "ya, sudah. Kau boleh masuk Lilac."
Lilac membuka gagang dan mendorong pintu kamarku pelan.
"Selamat pagi Tuan muda, hamba harap anda tidur nyenyak semalam," salam Lilac begitu ia tiba di dalam ruanganku.
"Hm, selamat pagi untukmu juga, Lilac," balasku sambil terus menggurat-guratkan pena bertinta pada lembaran kertas kosong di depanku.
"Sudah waktunya anda bersiap untuk pergi ke akademi, Tuan. Apakah perlu saya siapkan hidangan pagi anda sekarang?" tanyanya sambil melihat ke arahku.
Benar juga, hari ini adalah hari di mana aku dan Alle mulai masuk ke akademi. Aku harus bersiap.
"Ya, tolong bawakan saja hidanganku ke sini. Aku akan menyantapnya sambil menulis," ujarku sambil terus membubuhkan tinta pada lembaran tadi.
"Baik Tuan, akan segera saya siapkan."
Setelah berkata demikian, Lilac berjalan keluar dari ruanganku untuk mengambil hidangan pagiku itu.
Entah apa yang sedang kutulis saat ini. Aku menulis seperti aku tahu semua kode-kode acak ini, seperti... Bahasa lain. Ah, terserah. Aku mengambil lembaran itu dan berjalan ke jejeran buku-buku yang tersusun rapih dalam lemari-lemari di satu sudut ruanganku, kemudian menyelipkan lembaran yang telah kutulis tadi ke salah satu buku favoritku.
"Tuan, ini hidangan anda, semoga anda menikmatinya," ujar Lilac yang telah kembali dari dapur.
"Terima kasih," jawabku sambil berjalan menuju sofa dan meja kecil di tengah ruangan kamarku.
Aku menyantap hidangan pagiku perlahan. Hm, rasanya, ada yang aneh. Aroma apa ini? Aku mendekatkan sendokku ke arah indra penciumanku. Ini...
"Lilac?" aku memanggilnya lalu melayangkan tatapanku padanya.
"Tuan muda? Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya kebingungan sembari melangkah pelan menujuku.
Aku menoleh, mengarahkan tatapanku dari piringku lalu ke arah Lilac.
"Hidangan anda? Apa ada yang salah?" tanyanya lagi.
Aku menggeleng pelan, "ada aroma aneh di sini," ujarku sambil kembali menghirup aroma yang keluar dari piring di depanku itu.
"Aroma?" Lilac memohon izin padaku untuk memeriksa hidanganku, aku mengangguk.
"Ini... " Lilac membelalakan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Moon
Fantezie⚠️NOT BL!! "KELUAR DARI RUMAH INI SEKARANG JUGA!! PERGI DARI SINI! MULAI SEKARANG, KAU BUKAN LAGI PUTRA PERTAMA KELUARGA INI!! KAU BUKAN SEORANG LEUWIQ!!" Deg Detik itu juga, jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang baru saja kudengar? Aku.. ap...