7. Childhood || pt. 6

216 46 4
                                    


Kediaman Leuwiq

Aku tiba di kediamanku dari istana. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Masa bodo lah, toh Ayah dan Ibuku tentunya tidak peduli dengan diriku. Tapi untuk sopan santun, tentunya aku harus datang ke hadapan mereka untuk sekedar memberi salam.

Aku berjalan masuk menuju rumah utama dan langsung ke arah timur. Ya, seperti yang sudah kubilang sebelumnya. Ruangan Ayah, Ibu, dan kedua adikku berada di sebelah timur. Sedangkan aku? Tentunya di bagian utara. Bukan di barat, apalagi timur.

Aku mengetuk pelan pintu ruang kerja Ayah. Setelah mendengar jawaban yang mempersilahkanku untuk masuk, aku pun masuk ke dalam.

"Rahmat kejayaan bagi kekaisaran Zephyr, Xavier Zchutten menghadap Ayahanda Tuan Duke Leuwiq," sambutku sambil membungkuk.

"Aku kembali," ujarku pelan yang hanya dibalas dengan anggukan olehnya. Tetapi tiba-tiba saja ia menengok lalu bertanya dingin, "ada alasan mengapa kau kembali sangat larut?"

Ah iya, aku kembali ke kediamanku dengan waktu yang menunjukkan pukul 10.00 malam. Tetapi tidak seperti biasanya Ayah menanyakan tentang hal ini.

"Maaf Ayah, Xavier diundang oleh Yang Mulia Putra Mahkota ke istana lalu Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri memerintahkanku untuk menyantap jamuan makan malam bersama. Xavier tidak mungkin menolaknya. Itu perintah."

Ayah hanya mengangguk lalu mempersilahkanku untuk pergi, kembali ke ruanganku. Aku pamit dan segera berjalan menuju kamarku. Namun aku teringat akan Lumier. Aku berbalik badan dan segera berjalan ke arah ruangannya.

Ruangan Lumier

Gadis kecil itu sudah tertidur. Aku yang sekarang berdiri di samping tempat tidurnya tidak dapat menghentikan tanganku yang tanpa sadar membelai rambutnya. Halus... Aku tersenyum.

Setelah puas memandangi adik perempuanku yang satu itu, aku pun keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ruanganku di sebelah utara.

Tanpa kusadari, sepertinya ada sepasang mata yang mengawasi gerak-gerikku saat keluar-masuk ruangan Lumier. Hal itu baru kusadari keesokan harinya saat kami sarapan bersama.

🍁🍁🍁

Ruang Makan Kediaman Leuwiq

"Apakah benar semalam kau datang ke ruangan Lumier?"

Pagiku disambut oleh pertanyaan dingin menusuk yang melarang diriku untuk bertemu dengan adik perempuanku. Aku baru saja akan memasukkan suapan pertamaku, namun sepertinya aku memang tidak boleh berlama-lama dengan mereka.

"Xavier Zchutten von Leuwiq, aku tanya apakah benar semalam kau datang ke ruangan Lumier!?" ulang wanita itu.

Di sisi lain gadis cilik itu terlihat berbinar, ia merasa senang bahwa orang yang dinantikannya memenuhi janjinya walau mereka tidak jadi melihat bulan, tetapi ia datang mengunjunginya.

"Kakak datang ke ruanganku?" tanyanya memastikan.

"Xavier! Jawab pertanyaanku!"

Aku sedikit tersentak, aku menaruh pisau dan garpu ku lalu mengangguk pelan.

"Ya? Ya, semalam.. Aku memang datang ke ruangan Lumier," jawabku jujur. Aku bersedia dimarahi oleh ibu, tetapi setidaknya biarlah Lumier senang.

"Kau- bukankah sudah kubilang kau tak boleh mendekatinya?" ucapnya tegas. Ia terlihat seperti menahan emosi, mungkin arena di situ ada Lumier?

Tidak ada suara yang keluar dari mulut ayah ataupun Zander. Berbeda dengan orang yang duduk di depanku.

"Memangnya kenapa Kak Xavier tidak boleh menemuiku?"

Crimson MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang