"Anda yakin rela mengorbankan posisi itu kepada adik Anda?" tanya Crimson lagi.
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. "Aku yakin, Crimson. Sudahlah, tolong jangan bahas hal ini lagi. Kekaisaran tidak akan hancur hanya karena Zander yang memimpin posisi Duke," tuturku malas.
Ini sudah kesekian kalinya Crimson menanyakan hal itu kepadaku dan membujukku untuk kembali. Bukannya aku tidak mau kembali, aku juga sadar bahwa adik perempuanku Lumier pasti masih menginginkan janji itu untuk ditepati. Dan tentu saja bila saatnya tepat, aku akan kembali. Aku masih memegang janji itu.
"Benarkah? Benar ya, Anda akan kembali oke!?"
"Dan sekarang kau membaca pikiranku," balasku terkekeh. Crimson tertawa. Aku rasa Lise bisa menganggapku tidak waras bila mengetahui aku berbicara dengan sebuah pedang.
Aku memandang lekat batu berwarna kemerahan pada pedang itu. Setelah 15 tahun menggunakannya, baru kusadari bahwa batu yang terukir pada pedang tersebut adalah sebuah moonstone alias batu bulan. Haaah, mengapa semua selalu berkaitan dengan benda langit itu?
"Jadi... Apa yang akan Anda lakukan sekarang? Berdiam di rumah teman Anda ini saja? Untuk berapa lama?" tanya Crimson yang wujudnya tidak pernah kulihat itu.
Aku menaruh pedangku di atas tempat tidur di sebelahku. "Entahlah," balasku ringan. "Aku tidak tahu berapa lama, aku memang sudah meyakinkan diri untuk pindah tetapi aku belum tahu kapan," lanjutku menatap jendela kecil di sebelah ruangan itu.
"Omong-omong, apakah kau memiliki suatu wujud?" tanyaku penasaran.
Tidak ada jawaban untuk beberapa menit, sepertinya ia menghilang. Apakah Crimson menghilang?
"Crimson?"
"Ah, ya? M-maaf aku ..." Ia menjeda kalimatnya. "Kami para Wächter atau Wächterin sebenarnya memiliki sebuah wujud," ujarnya pelan.
"Benarkah?"
Aku ingin menanyakan tentang hal ini lebih dalam kepadanya namun tidak mungkin bagiku untuk mengorek privasinya. Satu-satunya jalan bagiku adalah diam, menunggu saat di mana ia akan bercerita sendiri untukku.
"Lupakanlah. Lebih baik kau beristirahat. Kau bilang ... Kau akan melemah di siang hari bukan? Kalian Wächter dan Wächterin aktif di malam hari ya? Seperti hewan nokturnal saja," gumamku sambil menyarungkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya.
"Sayangnya kami bukan hewan nokturnal. Baiklah, selamat siang Tuan," pamit Crimson lalu cahaya miliknya memudar dan menghilang.
•
•
•
Saat ini aku sedang merenung dalam ruangan kecil itu. Entah apa yang akan kulakukan sekarang. Sejak kejadian-kejadian tak terduga yang kualami belakangan ini, banyak pertanyaan muncul di benakku. Tentang bagaimana nasibku dengan para penyamun yang mempertemukanku dengan Mason dan anak-anak bangsawan lainnya, tentang perjalanan kami yang tiba-tiba, dan bahkan kematian ayah beberapa hari lalu yang kurasa aneh.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku lelah. Tidak, tidak mungkin pemikiranku benar. Pasti aku hanya lelah. Hal itu tidak mungkin terjadi.
2 bulan yang lalu, saat kami menjelajahi kekaisaran Zephyr ... aku ingat persis semua yang telah kami lakukan. Canda tawa keempat orang itu sungguh melekat dalam pikiran dan hatiku.
Dahulu-- aku ingat bahwa diriku yang dulu sangat tidak diterima oleh anak-anak bangsawan yang lain. Tidak ada orang yang mau berbicara denganku, ya terkecuali untuk melampiaskan permainan mereka kepadaku. Aku ingat luka-luka yang kuterima dahulu saat aku masih bersama dengan keluarga itu. Aku ingat bahwa dulu diriku sangat kesepian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Moon
خيال (فانتازيا)⚠️NOT BL!! "KELUAR DARI RUMAH INI SEKARANG JUGA!! PERGI DARI SINI! MULAI SEKARANG, KAU BUKAN LAGI PUTRA PERTAMA KELUARGA INI!! KAU BUKAN SEORANG LEUWIQ!!" Deg Detik itu juga, jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang baru saja kudengar? Aku.. ap...