Praang
"Lise!?"
Pagiku disambut oleh suara pecahan mangkuk yang terjatuh ke lantai. Gadis kecil itu terpaku menatap pemandangan di depannya. Seorang laki-laki yang tidak pernah ia lihat sedang tertidur di sebuah ruangan dalam rumahnya.
"Siapa kau!?"
Mendengar suara pecahan mangkuk tadi, aku segera bangun dan melihat ke arah pintu. Gadis kecil itu, adiknya Rylee kah?
"KAKAK!"
Aku terkejut oleh teriakan miliknya lalu aku pun segera berdiri.
"Lise? Apa yang terjadi? Ah-"
Rylee datang ke dalam ruangan itu dan memahami situasi yang berada di depannya itu.
"Siapa dia Kak!? Mengapa kakak terlihat santai-santai saja?" tanya gadis kecil yang sepertinya bernama Lise itu.
"Eng, sepertinya persembunyianmu diketahui oleh adikku dalam sehari," ujar Rylee sambil tertawa. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Dia adalah seseorang yang aku tolong kemarin. Namanya adalah Xavier. Tenang saja, dia orang baik kok," jelas Rylee pada adiknya.
Gadis itu mengangguk paham namun masih penuh dengan rasa kecurigaan.
"Dan Xavier, ini adalah Lise adikku," lanjut Rylee seraya mengusap kepala adiknya.
Aku tersenyum, "salam kenal, Lise. Mohon bantuannya," ujarku pelan.
Lise mencibir, "jangan macam-macam dengan kakakku!" Setelah berkata demikian ia berlari keluar dari ruangan.
"Lise? Ya ampun...."
Aku tertawa mendengar perkataan adiknya barusan. Rylee terlihat menutupi wajahnya.
"Adikmu, lucu ya? Aku jadi teringat akan adikku," ucapku pelan.
"Adikmu? Kau memiliki seorang adik?" tanya Rylee penasaran.
Mataku menerawang jauh ke arah kaca jendela.
"Hm, dua. Aku memiliki dua orang adik. Yang satunya perempuan dan ia sangat lucu. Sepertinya umurnya sama dengan Lise," jelasku mengingat-ingat akan Lumier.
"Oh~ lalu, bagaimana dengan yang satunya- ah, Xavier?"
Mendengar pertanyaan Rylee, sepertinya raut mukaku berubah dan Rylee menyadari akan hal itu.
"Kau... Tidak apa-apa? Maaf, apakah perkataanku salah?" tanya Rylee ragu.
"Tidak, maaf. Adikku yang satunya, dia cerdas hanya saja hubungan kami tidak begitu baik," terangku masam.
Rylee mengangguk paham. Setelah itu ia tidak lagi menanyakan hal apa pun kepadaku.
🍁🍁🍁
Matahari sudah berada tepat di atas kami, hari sudah siang. Aku memutuskan untuk menjelajahi daerah terbelakang kekaisaran berhubungan diriku yang jarang sekali keluar dari kediaman Duke.
"Rylee, aku akan keluar untuk beberapa waktu, apa tidak apa-apa?" tanyaku sebelum melangkahkan kaki dari rumahnya.
"Tentu.. Kembalilah sebelum matahari tenggelam!" serunya dari dalam.
"Haha, apakah kau ibuku?"
"Hey!"
Rylee keluar dari dalam ruangannya lalu berjalan ke arahku. Aku terdiam.
"Bukankah lukamu belum sembuh? Bagaimana bisa aku membiarkan seseorang yang jelas-jelas terluka parah begitu berkeliaran di desa seperti ini yang sangat minim pengawasan penjaga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Moon
Fantasía⚠️NOT BL!! "KELUAR DARI RUMAH INI SEKARANG JUGA!! PERGI DARI SINI! MULAI SEKARANG, KAU BUKAN LAGI PUTRA PERTAMA KELUARGA INI!! KAU BUKAN SEORANG LEUWIQ!!" Deg Detik itu juga, jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang baru saja kudengar? Aku.. ap...