Selamat membaca guys.
• • • •
"Eyyo man!"
Lexa dan Joisa kompak menoleh kesumber suara, ternyata ada Ala dan Lucas yang datang dengan raut wajah gembira sambil membawa kertas ditangan mereka masing-masing. Ala langsung duduk disebelah Joisa, mereka duduk dibangku yang ada di koridor.
"Gimana nilainya?" tanya Lexa.
Lucas dengan sombongnya menyodorkan kertas yang ia bawa. "Lihat nih keren kan?" ucap Lucas tersenyum miring.
Joisa dan Lexa merebut kertas itu lalu mereka melihat nilai-nilai Lucas yang sangat bagus, tidak ada nilai dibawah 80 disana. Lexa dan Joisa menganga melihat nilai matematika Lucas yang menunjukkan angka 96.
"Gila!! Ini matematika lo beneran 96, Cas?" tanya Joisa.
"Iya lah, gua kan pinter," ucap Lucas sambil menyisir rambutnya kebelakang dengan jari.
"Otak lo bukannya remang-remang ya? Apa lagi lihat soal matematika?" celetuk Ala dengan watadosnya.
Hari ini mereka semua menerima hasil rapor mereka masing-masing setelah mereka menghadapi ujian kenaikan kelas dua minggu yang lalu. Siapa yang enggak deg-deg'an melihat hasil rapor mereka sendiri, tapi beruntung saja mereka lumayan pintar.
"Ye seenaknya aja lo kalo ngomong!" ucap Lucas sambil menjitak kepala adiknya sendiri.
Lexa membuka lembar rapornya dan membandingkannya dengan milik Lucas. "Wah gila, Lucas pinter banget dong, nilai gue aja banyak yang kalah dari nilai dia," ucap Lexa.
Tiba-tiba muncullah Kapten dari dalam kelasnya, ia memasang wajah cemberut sambil memandangi rapornya sendiri. Bunda Kapten yang ada disampingnya langsung tersenyum melihat Lucas. Satu persatu dari mereka langsung mencium punggung tangan bundanya Kapten dengan santun, kecuali Joisa yang sedikit canggung-canggung saat mencium punggung tangan bundanya Kapten karena dilirik tajam oleh Kapten.
"Eh temennya Kapten ya? Ganteng banget kamu," ucap bundanya Kapten sambil memegang pundak Lucas.
Lucas melirik Kapten horror, bisa-bisanya ia digoda oleh tante-tante.
Lucas tersenyum canggung kepada bundanya Kapten. "Ehehe makasih, tante," ucap Lucas sambil menarik-narik seragam Ala tanpa diketahui siapapun.
Ala berdecak kesal. "Apa sih?!" tanya Ala sewot sambil melepas tangan Lucas yang menarik lengan seragamnya.
Bunda Kapten melirik kearah Ala. "Lho? Kok kalian kayak kembar? Jodoh ya? Biasanya kalo jodoh itu mukanya mirip-mirip gitu kayak kalian. Oh atau kalian memang kakak adik?" tanya bundanya Kapten.
Kapten menghela nafasnya pelan, padahal ia sudah pernah cerita kepada bundanya tentang Lucas dan Ala kalau mereka kembar tapi kenapa kali ini bundanya mendadak lupa.
"Bun, ngga usah banyak tanya dong," ucap Kapten.
Bundanya Kapten melirik Kapten. "Ya nggak papa lah, kan bunda pengen kenal sama temen-temen kamu," ucap bundanya Kapten.
"Ee.. Kita emang kembar, tan, bukan jodoh," ucap Lucas menyaut.
"Tapi saya nggak anggap dia kembaran, tan, ngeselin soalnya," ucap Ala.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker squad [SELESAI]
Teen FictionCerita masih lengkap ✔ • bahasa kasar • masih banyak typo • sedang direvisi Ini adalah cerita tentang persahabatan tiga gadis dari kecil hingga dewasa. Beberapa masalah sering mereka alami dalam menjalani persahabatan, namun tak satupun dari mereka...