•55•

69 8 2
                                    

Ada yang bilang gini guys,
"lebih cepat lebih baik"

Bener kan?
Yo dah kalo gitu gua cepetin







•  •  •  •

•  •  •  •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•  •  •  •








5 tahun kemudian...

Pukul dua belas malam lewat tiga menit sontak keadaan menjadi panik setelah mendengar kabar kalau Lexa akan melahirkan. Ya, setelah usia pernikahannya dengan Rama menginjak 5 tahun barulah mereka dikaruniai seorang anak pertama yang akan lahir pada hari ini.

Memang, tak terasa waktu begitu cepat. Sampai-sampai kita tidak bisa merasakan bagaimana masa kehamilan Lexa.

Di ruang bersalin ini Lexa sudah menahan sakit yang luar biasa, bayangkan saja matanya sudah mengantuk berat tapi ia harus melahirkan anaknya. Keringat mulai melintas dikeningnya, ia terus mengeluh pelan sambil mengelus perutnya yang membesar.

"Emmh, sakit.." rintihnya, suaranya melemah, tangannya menggenggam erat tangan Rama yang selalu setia menemaninya.

Rama mengusap keringat Lexa dengan tangannya. "Tahan sebentar ya, sayang, sebentar lagi jagoan kita mau lahir," Rama terus-terusan membisikkan kata-kata semangat kepada Lexa.

Seorang bidan masuk kedalam ruangan disusul oleh beberapa perawat yang lain. "Ini belum waktunya melahirkan, istri bapak mengalami kontraksi ringan, tapi nggak papa tinggal ditunggu sebentar lagi anak bapak akan lahir," bidan itu menjelaskan kepada Rama.

"Tapi ini beneran nggak papa, bidan? Ini istri saya katanya sakit," tanya Rama khawatir.

"Nggak papa, bayinya baru berganti posisi buat lahir nanti," bidan itu tersenyum lembut melihat Lexa yang terus-terusan mengeluh dengan lemah.

"Ini bisa lahiran normal kan, bu bidan?" tanya Rama lagi.

Bidan itu mengangguk. "Bisa, Ibu Lexa bisa melahirkan secara normal," jawab bidan itu. Rama menghela nafasnya lalu ia kembali menatap Lexa.

"Yang kuat ya, sayang, kamu mau lihat jagoan kita kan? Ayo semangat, nanti sakitnya hilang kalau denger tangisan baby," ia berbisik, Lexa hanya mengangguk, tidak ada respon lain yang dapat ia berikan.

Telinga Rama mendengar suara orang-orang berkumpul didepan ruangan. Ia menoleh kearah pintu yang tertutup rapat, ia ingin melihat siapa yang datang malam-malam seperti ini menemaninya.

"Bidan, saya titip istri saya sebentar, nanti panggil saya aja kalau istri saya nyariin," mendengar itu mata Lexa terbuka, ia menatap bingung kearah Rama.

troublemaker squad [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang