Babak pertandingan basket akan usai, tinggal 1 babak lagi lalu akan ditentukan kelas mana yang akan menang. Lapangan semakin riuh walaupun ini sudah sangat sore, suasana semakin panas saat pertandingan akan memuncak.
Prit!
Gio mulai memantulkan bola dengan lincah sambil berlari. Banyak sekali yang menyemangatinya terutama Ala yang paling histeris. Kakinya berlari cepat mendekati ring, matanya tak kalah fokus jika ada lawan yang akan merebut bola.
Duk!
Duk!
Duk!
Srrrtt!
Bola dilempar oleh Gio. Dan akhirnya bola masuk sempurna ke dalam ring. Senyum Gio terbit lalu teman-temannya berlari ke arahnya. Mereka bertos ria sambil merangkul Gio. Gio juga ikut bersorak akhirnya kelasnya menang.
"GIO! GIO! GIO! WOOOOO!!!" semuanya bersorak dengan heboh melihat keberhasilan Gio dalam lomba ini.
Ala berdiri dari bangkunya sambil lompat-lompat menyoraki Gio. Gio yang melihat itu langsung tersenyum lebar sambil memberikan kedipan mata sebelah kepada Ala. Ala seketika mematung di tempat sambil menatap Gio yang kini tersenyum lebar kearahnya.
"Cih bapeerrr!!" cibir Rana, Lexa, dan Joisa bersamaan.
"Apaan sih?!" elak Ala sambil memalingkan wajahnya yang kini merah padam.
"Demi apa adek gue digoda cowok?!" Lucas histeris.
"Kenapa sih kalian? Ayo sorak-sorak tuh kelas Gio menang!" ujar Ala mengalihkan pembicaraan.
Gio yang melihat itu tersenyum geli. Seorang guru memberikan arahan agar para anak basket yang baru saja bertanding untuk berkumpul di tengah lapangan. Dengan cepat Gio dan teman-temannya segera menuju ke arah lapangan.
"Kita ucapkan selamat untuk kelas 11 IPS 1 yang sudah memenangkan lomba basket pada acara pensi hari ini. Selamat atas keberhasilan kalian, kami para guru akan memberikan hadiah untuk kalian, diterima ya hadiahnya," ucap Pak Dery sambil memberikan sebuah kotak besar yang dibungkus kertas kado dengan indah.
Gio menerima kado itu sambil tersenyum. "Kami mengucapkan terima kasih juga kepada bapak,"
Pak Dery tersenyum sambil mengangguk.
"Eehhh, ayo difoto dulu," Bu Lesty rempong mulai mengarahkan ponselnya bersiap untuk mengabadikan.
Setelah berbaris rapi mereka dipotret. Gio tersenyum lebar ke arah kamera sambil membawa hadiah itu. Para guru-guru dan teman-temannya juga ikut berfoto di sana, mereka tersenyum lebar kearah kamera.
"Semuanya harap tenang. Acara pensi hari ini telah usai, mari saya selaku kepala sekolah akan memimpin doa bersama untuk menutup acara pensi kali ini," suara Pak Rangga mulai berkumandang membuat semua murid yang tadinya ribut menjadi diam.
"Berdoa mulai,"
Semuanya berdoa sesuai kepercayaan mereka masing-masing dengan hikmat. "Berdoa selesai, kalian boleh pulang, hati-hati di jalan,"
Satu persatu murid pergi meninggalkan lapangan basket. Berbeda dengan Ala, Rana, Joisa, Lexa, Lucas, Theo, dan Kapten yang malah menuju ke tengah lapangan untuk menemui Gio yang asik berbincang-bincang dengan temannya.
"Widih mainnya hebat! Selamat ya, bro, kelas lo menang," Lucas menepuk bahu Gio.
Gio tersenyum lalu mengangguk. "Thanks,"
"Selamat, Yo," Theo dan Kapten berkata kompak sebelum akhirnya saling memandang kaget.
"Hahaha kompak! Thanks ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker squad [SELESAI]
Fiksi RemajaCerita masih lengkap ✔ • bahasa kasar • masih banyak typo • sedang direvisi Ini adalah cerita tentang persahabatan tiga gadis dari kecil hingga dewasa. Beberapa masalah sering mereka alami dalam menjalani persahabatan, namun tak satupun dari mereka...