Selamat membaca guys.
• • • •
Ala menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat melihat vila didepan matanya sekarang. Vila ini besar tapi suasananya menyeramkan juga, bulu-bulunya berdiri karena ia merinding melihat vila milik ayahnya Kei ini.
Lexa menuntun mereka semua memasuki vila ini, disini hanya ada satu penjaga yang menjaga vila ini, karena si penjaga sedang menyiapkan kunci untuk masing-masing kamar maka Lexa yang menuntun teman-temannya masuk kedalam vila.
"Nah, untuk kamar ada yang dilantai satu sama ada yang dilantai dua, kalau yang dilantai satu itu sebelahan, tapi yang dilantai dua itu kepisah sama kamar mandi," ucap Lexa saat mereka sudah tiba diruang tengah.
"Gue dilantai satu aja sama Joisa!" ucap Ala cepat. Ia sangat takut jika terjadi apa-apa nantinya.
"Oke nggak papa, pilih aja kamarnya yang deket dapur atau pintu utama," ucap Lexa.
"Hah? Pintu utama? Yang itu dong berarti? Tapi nanti kalo ada hantu yang dimakan duluan bakal gue sama Joisa dong?" tanya Ala.
"Satu-satu tanyanya," ucap Rana.
"Tenang, disini nggak ada apa-apa kok," ucap Lucas sok berani, padahal tengkuknya sangat merinding.
"Disini nggak ada hal-hal berbau ganjil kan, Xa?" tanya Joisa was-was.
Lexa menghela nafasnya pelan. "Mungkin ada, tapi gue juga nggak tau. Kalian nggak usah takut, disini ada yang jaga kok," ucap Lexa.
"Nggak usah takut kalik," ucap Rana enteng.
"Pembagian kamarnya gimana nih? Cewek-cewek dilantai satu atau lantai dua? Atau cewek cowok ada yang dilantai satu sama ada yang dilantai dua?" tanya Gio.
"Menurut gue mending pilihan terakhir deh," ucap Lucas. Gini-gini Lucas juga takut.
"Lo takut, Cas?" tanya Kapten.
"Ah ya kagak lah," ucap Lucas lalu ia memalingkan wajahnya kearah lain.
"Em, permisi non Lexa, itu kamarnya udah dibersihin semua," ucap Pak Handi, si penjaga vila ini.
"Oh iya, pak, makasih ya," ucap Lexa.
"Iya, non, oh iya kalau ada apa-apa tinggal panggil saya ya," ucap Pak Handi.
"Siap, pak! Sekali lagi makasih ya, pak," ucap Lexa sambil tersenyum ramah.
"Iya, non, ya sudah saya keluar dulu," ucap Pak Handi lalu ia keluar dari vila itu.
"Lah, Xa, terus bapak-bapaknya yang itu tadi tidurnya dimana?" tanya Joisa.
"Kepo banget jadi orang," sahut Kapten. Joisa meliriknya tajam.
Lexa tersenyum. "Itu tadi Pak Handi tinggalnya ada di rumah sebelah vila, kita satu pekarangan kok sama dia," ucap Lexa.
"Oh gitu, ya udah yuk milih kamar aja sekarang," ucap Joisa.
"Lo milih kamar mana sama Ala?" tanya Lucas.
"Yang sebelah dapur aja," ucap Joisa sambil menunjuk kamar yang ada disebelah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker squad [SELESAI]
Teen FictionCerita masih lengkap ✔ • bahasa kasar • masih banyak typo • sedang direvisi Ini adalah cerita tentang persahabatan tiga gadis dari kecil hingga dewasa. Beberapa masalah sering mereka alami dalam menjalani persahabatan, namun tak satupun dari mereka...