Hari ini adalah hari terakhir mereka menginap di vila, besok pagi mereka akan kembali ke rumah mereka masing-masing setelah menghabiskan waktu libur bersama. Mereka tidak menyangka saja ternyata waktu berjalan dengan cepat hingga waktu menginap mereka hampir habis.
Sekarang jam menunjukkan pukul 14:36 WIB, kini mereka tengah sibuk bersantai di kamar mereka masing-masing. Tidak ada kegiatan yang mereka lakukan, alasannya untuk beristirahat karena besok mereka akan pulang pagi-pagi.
"Gabut nggak, Ten?" si Gio dari tadi cuma tiduran sambil lihatin langit-langit kamar kini menjadi sangat bosan.
"Iya," balas Kapten. Pemuda itu meletakkan handphonenya diatas bantal lalu turun dari ranjang.
Gio yang sedang duduk di sofa tiba-tiba mengernyit. "Mau kemana lo?" seru Gio membuat Kapten yang hendak keluar dari kamar langsung berbalik badan.
"Makan, gue laper," sedetik kemudian Gio langsung ikut berdiri lalu menyusul Kapten yang sudah ngacir ke meja makan.
Begitu sampai didepan meja makan, mereka berdua sama-sama melongo lalu saling melirik. Meja makan sangat bersih, tidak ada satupun makanan disana. Kapten menghela nafasnya pelan, perutnya keroncongan minta diisi makanan tapi tidak ada makanan satupun diatas meja.
"BWAA!!"
"HEH ANJER!" teriak Kapten reflek.
Lucas yang melihat ekspresi Kapten langsung tertawa terpingkal-pingkal. Mukanya Kapten udah kayak monyet kesetrum aja padahal cuma dikagetin. Sedangkan Gio? Ia hanya diam sambil melirik Lucas sinis.
"Ngga lucu! Rese banget sih lo!" Kapten jadi sensian sendiri. Sebisa mungkin ia menahan malu akibat teriakannya tadi.
"Hahaha! Gitu doang aja kaget hu!" cibir Lucas.
"Dih bego lo ya? Ya jelas kaget lah orang lo datengnya tiba-tiba," sahut Gio. Lucas menoleh kearah Gio sebentar.
"Namanya juga mau ngagetin, yang bego itu lo!" ujar Lucas balik.
"Kok ngamok?!" malah jadi debat sendiri kan si Gio sama si Lucas.
Kapten menepuk jidatnya. "Udah dari pada adu mulut mending bantu gue cari makanan," lah ini nggak lupa juga tentang makanan.
Lucas mengernyit. "Emang gue kucing apa disuruh nyari makanan? Engga kaleee!" sumpah, Lucas kelihatan centil-centil buangsat gitu.
Lucas berjalan menuju kulkas kecil yang ads dipojok dapur. Ia membuka pintu kulkas itu lalu sedikit membungkukkan badannya untuk mengecek apakah ada makanan didalamnya.
"Eh ada oreo bekasnya Ala," mata Lucas menangkap sebungkus oreo yang ada didalam kulkas. Tangan kekarnya langsung mengambil oreo yang tersisa sedikit itu.
Jangan tanya lagi kenapa Lucas tau itu punya Ala, karena yang bawa oreo itu semuanya adalah Ala. Lucas menutup pintu kulkas lalu meletakkan oreo itu diatas meja makan. Ia melirik Gio dan Kapten yang masih diam ditempat, apakah mereka jadi patung?
"Masih layak dimakan nggak itu oreonya?" tanya Kapten sambil menunjuk oreo itu.
Lucas melirik oreo itu sebentar, sepertinya oreo itu masih layak dimakan. "Ya masih lah, orang belum kadaluwarsa," sahut Lucas enteng.
"Ya udah sini gue minta, laper nih," Kapten duduk disalah satu kursi lalu tangannya terulur mengambil oreo itu namun langsung ditempis oleh Lucas.
"Eh kenapa sih anjir?! Gue kan laper," Kapten mengelus tangannya sendiri sambil mengomel.
"Lo mau hah digorok sama Ala? Ini itu punyanya adik gue, entar kalo dia nyariin kan mampus!"
"Siapa tau Ala masih punya simpenan," ucap Gio asal. Ia juga ingin makan oreo itu karena perutnya sudah lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker squad [SELESAI]
Teen FictionCerita masih lengkap ✔ • bahasa kasar • masih banyak typo • sedang direvisi Ini adalah cerita tentang persahabatan tiga gadis dari kecil hingga dewasa. Beberapa masalah sering mereka alami dalam menjalani persahabatan, namun tak satupun dari mereka...