• • • •
"Theo, ini apa sih?"
Theo yang mendorong trolley langsung mengalihkan pandangannya kearah Rana yang sedang menatap keberbagai buah-buahan yang tertata rapi. Rana menunjuk sebuah pisang, mata Theo menyipit mencurigai kalau Rana tidak mengenali buah pisang.
"Pisang,"
Rana melihati pisang itu sembari mengusap perutnya yang menonjol. "Beli itu ya," ia menunjuk pisang lebih dekat.
"Ya,"
Keinginan untuk mengambil pisang sangatlah besar tapi Rana malah menggeleng. Bayinya menginginkan hal yang lain. "Nggak deh, aku mau beli yang lain aja,"
Theo hanya mengangguk lalu mereka lanjut berbelanja kebutuhan mereka juga untuk persediaan calon anak mereka. Theo tau anaknya masih lama untuk lahir, tapi dia nggak sabaran mau beli kebutuhan bayi, ingin merasakan seperti apa jadi ayah.
Hanya membeli bedak bayi, sabun, minyak telon dan beberapa tissue basah. Dirinya belum ada niat untuk membeli baju-baju dan yang lain, karena belum mengetahui jenis kelamin anaknya maka ia belum bisa menentukan warna-warna yang akan ia pilih.
Takutnya nanti beli serba pink tapi yang lahir laki-laki. Kan tidak lucu.
Sebenarnya Rana sudah bilang untuk membeli warna-warna yang netral saja, seperti biru muda, tapi ia belum mau beli. Banyak yang bilang 'pamali' atau segala macam kalau ia membeli perlengkapan bayi sebelum tujuh bulan.
Ia sempat tidak menggubris ucapan itu, namun karena takut terjadi apa-apa maka ia tetap tidak membeli perlengkapan bayi seperti keranjang bayi.
"Eh ada mie instan," mata Rana berbinar melihat beberapa mie yang tertata di rak, tangannya terulur untuk mengambil mie yang ia inginkan.
"Eits! Nggak!"
Belum sempat ia mengambil tiga mie tapi Theo sudah menghalanginya terlebih dahulu. "Kamu nggak boleh makan ini, nggak baik buat anak aku,"
Rana melongo melihat Theo yang mengembalikan mie pada tempatnya. "Ish, Theo! Aku tuh pengen itu kok malah dikembaliin sih?" ia memarahi suaminya dengan kesal.
"Aku nggak mau anak aku kena zat bahaya dari mie instan, pokoknya kamu nggak boleh makan mie sampai lahiran," tegas Theo membuat raut wajah Rana berubah menjadi kesal.
"Terus kamu biarin anak kamu nanti ileran kayak yang mamah kamu bilang? Ini yang mau baby-nya lho!" Rana menunjuk keperutnya.
"Aku tau kamu bohong, jangan bawa-bawa baby sebagai alasannya. Mending kamu beli pisang tadi dari pada beli mie," Theo mengajak Rana pergi dari rak mie, tentu saja Rana kesal karena keinginannya tidak terpenuhi.
Theo memberhentikan trolley yang ia dorong didepan rak susu ibu hamil, ia memilih susu yang sesuai dengan usia kandungan Rana. Membaca tulisan yang tersedia, memahaminya sebelum dimasukkan ke trolley. Ia memilih merek yang sama dengan susu yang kemarin ia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker squad [SELESAI]
Dla nastolatkówCerita masih lengkap ✔ • bahasa kasar • masih banyak typo • sedang direvisi Ini adalah cerita tentang persahabatan tiga gadis dari kecil hingga dewasa. Beberapa masalah sering mereka alami dalam menjalani persahabatan, namun tak satupun dari mereka...