•1•

585 41 2
                                    

06.05 WIB.

Dua manusia kembar sedang berjalan menuruni anak tangga sambil beradu mulut, siapa lagi kalau bukan Ala dan Lucas. Kedua orang tuanya yang berada di ruang makan hanya menggeleng melihat tingkah anak kembarnya itu.

"Orang itu dasi gue!" kesal Ala sambil merebut dasinya.

Lucas mengangkat dasi itu tinggi-tinggi hingga Ala tidak bisa meraihnya. "Dasi gue kok, orang baunya wangi," ucap Lucas berusaha menyelamatkan dasi yang sudah ada di tangannya.

Plak!

"Kalo dasi lo hilang pasti ambil punya gue! Ngaku-ngaku itu punya lo! Itu dasi gueee! Balikin nggak?!" Ala memukul pantat Lucas.

Pemuda itu meringis. "Dosa tau lo mukulin abang lo sendiri. Iya ini dasi lo! Gue pinjem," sinis Lucas sambil mengelus pantatnya.

"Terus gue pake apaan? Lo kan ketos, harusnya belajar disiplin dong," Ala malah menasihati kakaknya.

Lucas melirik adiknya sebentar. "Nye nye nye! Nggak peduli ah! Orang dasi gue hilang ya pake apa aja yang ada," ujar Lucas sambil memakai dasi itu.

Dengan kesal Ala memukul kakaknya dengan tas lalu berlari meninggalkannya menuju ruang makan.

Lucas yang menjadi korban hanya mengusap lengannya yang baru saja dipukul oleh adiknya sambil berkata kasar dalam hati.

Keluarga mereka sarapan dengan tenang karena Ala sedang marahan dengan Lucas.

Selesai sarapan, Ala langsung pamit kepada kedua orang tuanya dan berjalan meninggalkan Lucas yang masih minum.

"La! Tunggu!" teriak Lucas sembari mengejar Ala tetapi Ala tidak menggubris.

Di dalam mobil Ala hanya diam dan berpura-pura sedang bermain handphone. Lucas masuk ke dalam mobil lalu menatap Ala dengan tatapan bersalah.

"La, kasian sama Abang kek, malu dong kalo abang dateng ke sekolah nggak pake dasi apalagi kan abang ketos," lirih Lucas sedikit takut kalau dipukul oleh Ala.

Gadis itu nampak mengerlingkan matanya. "Ye bodo!" ketus Ala yang masih asik bermain handphone.

Lucas menghela nafasnya sedikit kasar, kalau seperti ini tandanya ia harus merogoh sesuatu di dalam tasnya dan merelakan uang sisa sakunya yang selama ini terkumpul di dalam tas. Tak perlu waktu lama ia menyodorkannya pada sang adik.

"Nanti tolong beliin gue dasi," pinta Lucas membuat Ala melirik ke arah Lucas.

"Beli sendiri lah," Ala kembali ketus.

"Gue nanti ke ruang OSIS dulu, lo beliin nanti sama Joisa," ucap Lucas.

Ala memutar bola matanya malas lalu menerima uang itu. Oke aman. Akhirnya Lucas melepas dasi yang ia pakai dan mengembalikannya kepada sang pemilik, sedangkan Ala hanya diam dan tidak memakai dasi itu.

Sejenak mereka saling bertatapan sebelum Lucas berkata, "Dipake, lo adeknya ketos harus terhormat,"

"Idih, Abang aja nggak terhormat ngapain nyuruh gue harus terhormat? Nih ya kecuali lo kepsek baru lo boleh nyuruh gue," sindir Ala.

Lucas menunjukkan senyum bengis. Dalam hati banyak kata-kata kotor yang terucap.

Mereka berangkat menuju sekolah, untungnya jalanan tidak begitu macet pagi ini jadi mereka bisa sampai di sekolah tidak terlambat.

Mobil mereka masuk bersamaan dengan dua motor berwarna hitam. Di dalam mobil Ala sudah membenarkan rambut dan seragamnya membuat Lucas meliriknya dengan ekspresi bingung.

Ala keluar dari mobil bersamaan dengan Lucas. Dua siswi datang menghampiri mereka setelah turun dari motor, mereka adalah Rana dan Joisa.

"Lah gue paling cantik dong?" celetuk Lucas hingga mengundang tatapan tajam dari kembarannya.

troublemaker squad [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang