Weekend.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Joisa, Ala, Rana, dan Lexa hendak menongkrong bersama pagi ini jam 10. Apa bila hari libur tiba, mereka harus bertemu walau hanya sekerdar berkumpul di rumah Ala.
Joisa mengobrak-abrik lemarinya dan menemukan kaos polos dengan tulisan 'fu*k you' dan celana jeans hitam. Baginya fashion model begituan sangatlah bagus baginya.
Joisa turun dari kamarnya setelah ia berdandan. Di ruang tengah adiknya sedang asik berbaring di sofa sambil makan keripik tempe.
Aroma parfume membuat sang kak merubah posisi menjadi duduk. "Emh! Wangi amat apaan sih?" tanya Hazel, adik Joisa bermonolog.
"Gue, kenapa?" balas Joisa sambil berjalan mengambil sepatu.
"Mau pergi kemana, Kak?" Hazel bangkit dan menatap kakaknya penuh kecurigaan.
Sejenak Joisa menoleh. "Main lah, kaya lo nggak tau gue aja,"
Hazel melotot. "Jangan pulang sore! Gue laporin mama baru tau rasa!"
"Iya-iya, gue pergi dulu, bye," pamit Joisa lalu pergi.
Joisa pun langsung mengendarai motor nya menuju cafe, sesampainya di sana, ternyata sudah ada Lexa, Rana, dan Theo. Joisa langsung bergabung dan berhigh five ria.
"Yang dateng baru segini doang nih?" tanya Joisa.
"Lucas bilang baru otw sama Ala," Jawab Theo.
Seketika suasana menjadi hening, tiba-tiba keheningan terpecah oleh suara dua orang yang sedang bertengkar di pintu sembari memasuki cafe.
"Udah gue bilang lo jangan ikutin gue!" kata seorang gadis, ternyata itu adalah Ala.
"Orang disuruh mama," elak Lucas.
"Lo kan bisa pergi kemana gitu, ini kan kumpulan cewek-cewek, lo mau dipanggil 'mbak' apa?" gerutu Ala sambil duduk di samping Theo.
"Itu Theo aja ikut," Lucas menunjuk Theo yang ada di sebelah Ala. Ala seketika menoleh dan melotot.
"KOK LO ADA DISINI?!" pekik Ala yang sukses membuat mata seluruh penghuni cafe tertuju padanya.
"Diundang Lucas," jawab Theo, Ala melirik Lucas dengan tatapan tajam lalu berkata.
"Kok lo ngundang-ngundang aja sih?! Ini kan bukan acara lo!" tegas Ala sambil menatap Lucas.
Lucas menatap Ala dengan tatapan malas. "Nye nye nye nye," cibir Lucas sambil duduk di bangku sebelah Lexa.
"Udah biarin lah, orang mereka juga butuh main," ucap Rana lalu menyeruput matcha latte.
"Halah bilang aja lo pengen ketemu sa-" ucapan Ala terpotong saat Rana memelototinya tajam.
"Iya iya, kagak," cengir Ala sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Lucas menoleh ke samping sambil mengernyit heran. "Ini siapa? Yang ngundang lo?"
"Gue nggak kenal, dia udah di sini dari tadi," ucap Theo.
"Ini siapa?" tanya Lucas sekali lagi.
Joisa berdecak. "Berisik lo, Cas, entar kenalan kalo semuanya udah dateng. Mending lo pesenin kita minuman,"
"Selalu gue yang disuruh, ya udah buruan kalian mau pesen apa?" tanya Lucas.
"Gue jus strawberry pake susu yang banyak wajib disaring," dengan cepat Ala mengatakan pesanannya.
"Gue samain aja, tapi plus tomat ya," sambung Joisa.
Lucas pun segera memesankan pesanan mereka. Selang beberapa menit, pesanan mereka datang bersamaan dengan Gio dan Kapten.
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker squad [SELESAI]
Teen FictionCerita masih lengkap ✔ • bahasa kasar • masih banyak typo • sedang direvisi Ini adalah cerita tentang persahabatan tiga gadis dari kecil hingga dewasa. Beberapa masalah sering mereka alami dalam menjalani persahabatan, namun tak satupun dari mereka...