Part 15

548 73 32
                                    

🌼Blooming Flower🌼

"Hiduplah seolah-olah setiap hari adalah hari terakhirmu. Maka kamu akan menghargai setiap waktu yang tersisa dalam hidup"

—BTS Jungkook - Only Then—

Don't forget to click the vote Button!

Digudang tua itu, nayeon terlihat masih melakukan perbincangan dengan mingyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Digudang tua itu, nayeon terlihat masih melakukan perbincangan dengan mingyu. Matanya enggan menatap dan memilih mengabaikan setiap kalimat yang terus terusan keluar dari mulut sang namja.

"Sejujurnya aku kasihan padamu, siapapun yang berhubungan dengan Jeon Jungkook pasti bernasib sial"ujar mingyu dengan nada mengejeknya mungkin.

Maka nayeon telak menoleh, melemparkan tatapan yang tak kalah sinis kepada pemuda berkulit tan itu.

"Aku bernasib sial bukan karena Jeon Jungkook, tapi karena mempercayaimu"jawab nayeon.

"Sifatmu yang pura pura sangat menjijikan!"sarkas nayeon.

Mingyu tersenyum miris—tak merasa tersinggung ataupun marah atas sindiran itu. Ia bahkan merasa keadaannya sekarang jauh lebih menyedihkan daripada nayeon.

"Aku kira kamu akan memahami ku, ternyata aku salah"ucap mingyu pelan.

"Tenang saja, setelah kakakku menyelesaikan urusannya dengan Jungkook—"

"Dia akan membebaskanmu"ucap mingyu.

"Rencana kalian tak akan berhasil, karena Jeon Jungkook tidak akan datang!"ucap nayeon.

"Dia akan datang"sela mingyu.

"Jeon Jungkook akan datang menyelamatkan perempuan yang sangat dicintainya"tegas mingyu.

Nayeon memilih diam, sedikit menunduk guna menatap tali yang melilit tubuhnya erat. Hazelnya berlinang merah dan pikirannya mulai kacau, ia menggelengkan kepala mencoba menghilangkan bayang bayang mengerikan tentang ucapan mingyu barusan.

"Jeon Jungkook tolong jangan datang, ini hukuman dari Tuhan untukku karena—"

"Tidak mempercayaimu"batin nayeon.

Yeoja itu kini menutup matanya. Meramalkan seribu doa agar Jungkook tak akan datang. Rasa bersalahnya akan semakin besar jika saja ia membiarkan Jungkook merelakan nyawanya demi menyelamatkan nyawa yang lain.

Ini salahnya, yang harus menerima semua ini adalah dia bukan Jungkook.

Maka nayeon tak akan lemah—ia akan sebisa mungkin bertahan melawan pemuda berandal itu. Setidaknya sampai ada pertolongan, nayeon baru bisa menjatuhkan tubuhnya yang tak lagi bertenaga.

Ditengah keheningan yang gelap, suara langkah kaki menghancurkan konsentrasi nayeon dalam merapalkan harapannya.

Kerah mingyu ditarik sehingga sang empu berdiri berhadapan dengan pelaku yang diketahui merupakan anak buah dari kakaknya sendiri.

Blooming FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang