Sunyi adalah kata yg tepat untuk mendeskripsikan suasana di dalam mobil saat ini, Gulf dan Mew sama sama diam karena mereka tak tau harus memulai pembicaraan dari mana, Mew sesekali mencuri curi pandang ke arah Gulf, Mew pun berfikir bahwa pemuda yg sedang duduk di sampingnya ini memiliki wajah yg lumayan manis untuk ukuran seorang pria, dan dia akui saat melihat pemuda itu tersenyum tadi dia cukup terpesona, karena senyum itu entah kenapa terlihat begitu indah dan menarik di mata Mew.
Tak berapa lama mereka pun sampai di depan panti asuhan yg di maksud tadi, dan saat mereka bertiga turun dari mobil mereka melihat, ada seorang wanita sekitar usia 45th sedang berdiri cemas di depan pintu panti.
"Ibu!!" Teriak anak yg ada di gendongan Gulf, yg membuat ibu panti berpaling dan menatap ke arah mereka.
Dan dengan tergesah, wanita yg di panggil ibu oleh anak tadi berjalan menghampiri mereka, dan mengambil alaih gendongan anak kecil tadi dari Gulf.
"Astaga Ray dari mana saja kamu, bukan kah ibu sudah meminta kalian yg untuk pergi tidur segera, tapi kenapa kau malah pergi keluar malam malam, kau tau kan jika kau memang membutuhkan sesuatu kau bisa memberi tau ibu," ujar wanita itu khawatir, pasalnya ini sudah malam dan Ray (nama anak itu) tidak lah ada di kasurnya saat wanita itu mengecek nya, dan saat dia bertanya pada anak lain mereka mengatakan bahwa Ray pergi entah kemana tadi, dan membuat wanita itu cemas bukan main.
Gulf yg melihat itu tersenyum, melihat bagai mana perhatian nya wanita itu, yg Gulf yakini sebagai ibu panti itu, pada anak kecil yg di panggil Ray itu membuat dia mengingatkan bagaimana duku ibunya begitu perhatian dan begitu menjaga dirinya.
Sedangkan Mew yg jg melihat hal itu, hanya tersenyum sendu dia menjadi merasa rindu pada mendiang ibunya, yg selalu akan khawatir bahkan jika Mew hanya terluka sedikit.
"Ah maaf tuan saya tidak menyadari ke hadiran kalian," ujar canggung wanita itu pada Mew dan jg Gulf, ketika sadar ada orang lain jg di sana.
Gulf hanya membalas itu dengan senyum, lalu menyahut "tidak apa-apa bibi,"
Yg di angguki setuju oleh Mew, yg juga tersenyum ke arah wanita itu.
"Terima kasih kalian sudah mengantar Ray pulang, dan apa kalian mau mampir sejenak?" Tawar wanita itu sembari tersenyum.
"Saya rasa tidak perlu bibi, ini sudah malam dan akan lebih baik jika kami pulang saja sekarang," jawab Gulf sopan di sertai senyum, dan sekali lagi di angguki setuju oleh Mew.
"Kalau begitu kami pamit bibi," ujar Mew sembari tersenyum, lalu menarik tangan Gulf untuk kembali masuk ke mobil.
Setelahnya Mew pun mengantar Gulf pulang kerumahnya.
20menit kemudian Mew pun memarkir kan mobil nya di depan sebuah toko bunga.
"Kau tinggal di sini?" Tanya Mew menatap toko bunga yg berlantai dua itu, dari kaca jendela mobilnya.
Gulf mengangguk "mau mampir sejenak, sekalian aku akan mengobati lukamu," tawar Gulf kemudian.
Mew yg mendengar itu pun berfikir dan saat dia menatap wajah manis Gulf lagi, diapun mengangguk setuju dan entah kenapa hati kecil Mew merasa begitu senang, dengan keputusan nya itu.
Mereka pun masuk ke dalam toko dengan Gulf yg menenteng belanjaan nya, lalu mereka pun naik kelantai atas, Gulf pun meminta Mew untuk duduk menunggu dirinya di sofa depan tv, sedang Gulf menaruh belanjaan nya di dapur dan mengambil kotak obat untuk, mengobati luka Mew.
Mew melihat-lihat rumah ruangan itu dan dia cukup terkesan pasalnya tempat ini cukup minimalis, dan juga rapi untuk ukuran tempat tinggal seorang pemuda, dan tak dapat di pungkiri Mew jg cukup merasa nyaman di sini, karena entah mengapa tempat ini memiliki suasana yg nyaman dan jg menenangkan, dengan balkon yg di hias dengan bunga bunga hijau, yg dapat di lihat oleh Mew dengan sangat jelas dari tempat ia duduk, dan pengaturan rak buku yang tersusun rapi di bawah rak TV, lalu pajangan bunga yg di letakkan di vas meja kopi dihadapan Mew, benar benar telihat mini Malis dan indah.
Gulf yg telah mengambil kotak obat pun kembali, lalu dia pun duduk di samping Mew dan mulai mengobati luka di wajah Mew.
"Tempat mu begitu nyaman dan juga rapih untuk ukuran tempat tinggal seorang pria," ujar Mew saat Gulf masih sibuk mengobati luka di wajah nya.
"Dulu aku selalu membantu ibuku mengurus rumah jika libur sekolah," sahut Gulf kemudian, yg membuat Mew mengangguk faham.
"Lalu di mana orang tua mu, kenapa kau malah tinggal di toko bunga mu ini,?" Tanya Mew penasaran.
Gulf yg mendengar itu mematung, tangan nya yg sedang mengobati luka di sudut bibir Mew pun berhenti.
Mew yg melihat itu pun merasa bawah sepertinya pertanyaan yg di ajukan nya tadi sedikit menyinggung perasaan Gulf.
"Ah maaf jika aku malah jadi menyinggung perasaan mu, jika pun kau tak ingin menjawabnya aku tak merasa keberatan kok," ujar Mew meminta maaf.
Gulf pun menggeleng kan kepalanya "kedua orang tua ku sudah meninggal di saat aku berusia 12th," ujar Gulf sembari kembali mengobati luka Mew.
Dan Mew yg mendengar itu pun merasa sedikit bersalah karena menanyakan hal yg kurang mengenakkan.
"Ooh," hanya itu jawaban Mew dan dia pun kembali diam.
Tak ada lagi yg memulai pembicaraan di antara mereka, Mew yg dari awal memang sedikit tertarik, pada pemuda di hadapan nya ini diam dan memperhatikan setiap, hal yg di lakukan Gulf dalam mengobati lukanya, di perhatikan nya wajah Gulf yg ada di hadapannya dengan intens dan saat Mew menatap ke arah bibir Gulf, entah kenapa tiba-tiba saja muncul hasrat untuk mencium bibir pink yg, entah kenapa terlihat begitu menggoda di mata Mew.
"Baiklah selesai," ujar Gulf sembari tersenyum, dan sedikit menjauhkan wajahnya dari hadapan Mew.
Mew pun tersadar dari lamunannya, dan dia merasa sedikit malu tentang apa yg di pikirkan nya tadi, yg akhirnya Mew hanya menjawab Gulf dengan gumaman sembari mengangguk.
Gulf pun merapihkan kotak obat yg di gunakan nya tadi, dan saat Gul berpaling menatap jam yg ada di atas pintu dapur, dia sedikit terkejut.
"Wah sepertinya ini sudah cukup malam tuan, dan saya rasa lebih baik tuan pulang sekarang," ujar Gulf sesopan mungkin.
Dan Gulf berkata seperti itu pun tak bermaksud untuk mengusir hanya saja, mereka barulah kenal jadi akan terasa canggung jika mereka lebih lama bersama, Mew yg paham maksud Gulf pun mengangguk, lalu bangkit dari duduknya.
"Ya aku rasa kamu benar, lebih baik untuk ku pergi sekarang," ujar Mew sembari tersenyum.
Lalu Gulf pun mengantar Mew kebawah, dan Mew pun memasuki mobilnya dan melajukan nya pulang ke apartemennya, dan Gulf yg melihat mobil Mew yg sudah berlalu menjauh, pun kembali masuk kerumahnya, dan pergi istirahat.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Life.... (END)
RomanceGulf Kanawut pemuda manis pemilik toko bunga yg tak sengaja di tolong nya malam itu, entah bagaimana dapat memikat hati nya bahkan hanya dengan senyum nya saja- Mew Suppasit. Mew Suppasit pemuda tampan yg dengan baik hatinya menolong nya malam itu...