Setelah taksi itu sampai depan gerbang rumah keluarga PP, Gulf segera membayar dan turun dari taksi, dan security yg melihat Gulf turun dari taksi segera membukakan gerbang untuk Gulf, membalas dengan senyum kecil dan anggukan kepala, setelah nya Gulf pun segera masuk dan berjalan menuju rumah utama.
Dan saat dia sampai di depan pintu, di situ sudah ada maid yg menyambut kedatangan nya.
"Selamat siang tuan Gulf," ujar maid itu membungkuk dan membukakan pintu untuk Gulf.
"Apa bibi dan paman ada di rumah?" Tanya Gulf pada maid itu.
"Tidak tuan, nyonya dan tuan besar baru saja terbang ke Prancis siang tadi," jelas maid itu menjawab pertanyaan Gulf.
"Baiklah terima kasih," ujar Gulf lalu masuk dan pergi ke kamar yg selalu di tempatnya setiap dia di sini.
Mengunci pintu dan jg meminta agar tidak ada maid yg menganggu nya untuk sementara waktu, Gulf duduk di kasur lalu mengeluarkan hp nya dari saku celana yg di kenakannya, memebuka galeri dan mulai memperhatikan foto² dirinya bersama dengan kekasihnya, tersenyum getir Gulf pun mematikan hp nya lalu meletakkan nya di meja nakas, lalu menidurkan tubuhnya di kasur.
Menerawang menatap atap kamar itu, entah apa yg dia pikir kan dan tanpa dia sadari air mata mulai menetes di sisi wajah, menghela nafas Gulf menggulung tubuhnya dengan selimut dan berusaha untuk menenangkan diri nya untuk saat ini.
Sedang di luar kamar Gulf terlihat PP baru saja pulang dari kampusnya, di antar oleh kekasihnya dan kini PP tengah duduk di ruang tengah sembari menikmati cemilannya dan menonton film, sampai seorang maid datang padanya memberitahukan bahwa Gulf datang dan kini masih ada di kamarnya dari sejak dia datang tadi.
PP yg terkejut pun segera pergi menuju kamar Gulf lalu mengetuk pintu coklat itu, namun dia tak mendapatkan jawaban apapun selain gumaman Tak jelas, mengernyitkan alisnya merasa aneh PP kembali mengetuk pintu, namun sembari memanggil Gulf.
"Gulf kau di dalam ini aku PP keluar lah," ujar PP mengetuk pintu.
"Bisa kau tinggalkan aku sendiri, aku sedang tak ingin di ganggu," ujar Gulf masih dengan tubuh yg berbalut selimut itu.
PP yg mendengar jawaban Gulf semakin di buat aneh, karena dia dapat mendengar suara sahabatnya itu, sedikit lebih serak dari biasanya, PP yg curiga pun akhirnya memilih untuk memutar kenop pintu, untuk membukanya.
Namun pintunya tak terbuka, dan seperti di kunci dari dalam, menghela nafas PP yg akhirnya tak tau harus bagaimana pun memilih menyerah.
"Baiklah kalau begitu, jika kau sudah merasa baik baik saja aku ada di ruang tengah okey," ujar PP lalu pergi kembali keruang tengah.
Gulf tidak menjawab dan mendengarkan langkah kaki sahabatnya yg mulai menjauh, Gulf menutup wajah nya dengan selimut namun itu tak dapat menutupi fakta bahwa tubuh nya terlihat bergetar dengan suara isakan kecil keluar dari bibirnya, dan matanya yg masih saja mengeluarkan air matanya.
Waktu berlalu namun Gulf masih tidak keluar dari kamar, memebuat PP mulai khawatir karena dari siang tadi hingga kini hampir waktunya makan malam, sahabatnya itu masih lah mengurung diri di kamar dan tak mau untuk keluar atau pun berbicara dengan orang lain.
Menyerah PP pun menghubungi Mild, karena dia yakin dia tidak bisa mengatasi masalah ini sendirian, sahabatnya yg satu lagi ini pasti bisa membantu nya.
Beberapa menit sebelum makan malam mild datang, dan segera menghampiri PP yg tengah duduk memainkan HP-nya dengan malas di ruang tengah.
"PP bagai mana ke adaan Gulf?" Tanya mild langsung sembari mendudukkan dirinya di samping sahabatnya itu.
"Dia masih belum mau keluar dari kamar, aku jg sudah meminta beberapa maid untuk memanggilnya turun, tapi dia masih menolak untuk keluar," jelas PP yg di sertai helaan nafas itu.
Mild yg mendengarnya kemudian bangkit dari duduknya, lalu pergi ke kamar Gulf mengetuk pintu di depannya.
"Gulf ini aku mild keluar lah, kau tau kan kau bisa menceritakan apa pun pada kami, jika kau terus seperti ini kami akan khawatir pada mu nantinya," ujar mild berusaha memberi pengertian.
Sunyi pada awalnya namun tak lama terdengar suara kunci yg di putar, dan kemudian pintu di hadapan mild pun terbuka sedikit, dari celah pintu itu terlihat sedikit wajah Gulf yg mengintip di sana.
Namun bukan lah itu yg mengejutkan mild, melainkan mata sembab jg hidung merah yg tersemat di wajah sahabatnya itu, tanpa pikir panjang mild pun memaksa pintu itu terbuka, lalu meraih kedua bahu sahabatnya lalu mulai memperhatikan wajah nya.
Dan benar apa yg di lihat mild mata dan hidung sahabatnya itu, memerah dan sembab memebuat mild terkejut melihatnya.
"Gulf apa ini terakhir ku ingat semuanya baik-baik saja saat aku bertemu dengan mu, dan sekarang," ujar mild terkejut mengguncang pelan bahu sahabatnya itu.
Gulf yg di tanya seperti itu hanya bisa diam, dan tak mampu menjawab apa pun.
PP yg mendengar dari salah satu maid nya bahwa Gulf telah keluar dari kamarnya, dan kini tengah berbicara dengan mild pun segera naik lagi ke lantai atas, saat itu dia melihat Gulf berdiri dengan kepala menunduk di hadapan mild, dan mild yg menggenggam bahunya mememinta penjelasan.
"Mild, Gulf, aku rasa lebih baik untuk kita berbicara di ruang tengah dari pada di sini," ujar PP berusaha memberi pengertian.
Mereka pun akhirnya turun ke lantai bawah, dan duduk bersama di ruang tengah sunyi tak ada yg berminat memulai pembicaraan, milad terlihat diam dengan mata yg menatap Gulf meminta penjelasan, begitu jg dengan PP.
Gulf yg melihat itu pun menghela nafas, lalu mulai menjelaskan apa masalah nya, yg membuat mild dan PP kaget bukan main mendengar nya.
"Lalu apa yg akan kau lakukan setelah ini, aku tau kau sangat menyayangi Mew, dan lagi aku tau Mew akan memaksamu untuk tidak mengakhiri hubungan kalian, kau tidak bisa lari dari masalah ini Gulf," ujar PP menatap sahabatnya yg di angguki setuju oleh mild.
Diam Gulf tak tau harus menjawab apa, dia bingung dan jg bimbang dia ingin bersama Mew, namun dia tak bisa meninggalkan hal satu satunya yg tersisa dari orang tuanya itu.
PP dan jg mild menatap sendu Gulf yg tengah kebingungan kini, mereka benar-benar tak habis pikir knp sahabat mereka satu ini, tidak lah dapan menjalani hubungan atau pun yg lainnya dengan mulus tanpa rintangan, tapi mereka tau mereka tidak bisa membantu, karena sahabat mereka tidak pernah mau menerima bantuan mereka karena dia selalu bilang dia tak ingin di kasihhani dia hanya ingin di anggap sebagai sahabat selayaknya sahabat, bukan seorang yg kekurangan dan butuh pertolongan.
TBC.
Okey di sini aku berusaha buat bikin semuanya jadi lebih ringan, dan moga aja masih nyambung ya ceritanya, plus satu lagi kalo aku ada typo yg benar-benar fatal banget tolong komen dan kasih tau aku please please ya soalnya aku kadang gak sadar bisa bisa aja tiba tiba isi cerita atau jalur nya tiba tiba berubah dari yg seharusnya gini malah berubah jadi gitu, jadi feel free buat koreksi kesalahan aku, dan thanks buat suport kalian love you from JJ see you next week 😘😘😘💞💞💞.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Life.... (END)
RomanceGulf Kanawut pemuda manis pemilik toko bunga yg tak sengaja di tolong nya malam itu, entah bagaimana dapat memikat hati nya bahkan hanya dengan senyum nya saja- Mew Suppasit. Mew Suppasit pemuda tampan yg dengan baik hatinya menolong nya malam itu...