RASA PENASARAN GANA

1K 141 5
                                    

Gana memutuskan ke rumah Bayu. Karena sejak tadi, Gana tidak tenang ketika telponnya tidak di angkat oleh Gege. Merasa ada sesuatu yang membuatnya penasaran, Gana dengan inisiatif sendiri mendatangi rumah Bayu. Suara klakson mobil mampu membuyarkan lamunan Gana yang masih terdiam di dalam mobil.

"Heh kuya !!" Teriakan dari luar mobil membuat Gana kesal. Melihat siapa yang sedang berdiri di samping mobilnya, Gana mencibir tidak suka.

"Iyah bapak Bayu ? Ada yang perlu saya tonjok ?"

"Mobil lo, ngalangin. Pake parkir di garasi lagi. Pindah sana."

"Mon maaf ya bapak Bayu, saya sudah duluan."

"Bangke emang." Gerutu Bayu yang meninggalkan Gana tengah tertawa penuh kemenangan. Lalu Gana keluar, menunggu Bayu yang sedang parkir mobil. Rasanya sudah beberapa hari ini Gana tidak bertemu Bayu yang sedang super sibuk, katanya. Padahal Gana tau, Bayu bukan sibuk. Nyibukin diri aja.

"Lo, kangen sama gue ya ? Ampe kagak hubungi gue dulu. Main ke sini aja, lo."

"Bay." Bayu mengangguk dengan angkuhnya. "Gue agak jijik sih denger rasa percaya diri lo. Tolong di kurangin ya, nggak ikhlas aja gue punya teman pede boros."

"Agak setan ya." Lantas keduanya masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi. Jam sore kayak gini pastinya sepi. Banu masih di kantor. Sonya pasti di toko kue. Lain sama orangtua Bayu, paling lagi asik di belakang main ikan lele. "Jadi, ada apa gerangan ?"

"Boleh minta tolong panggil Gege ?" Dengan tanpa basa-basi Gana mengutarakan niatnya ke rumah Bayu.

"Gege ?" Bayu kaget. Ini ada keanehan dari perkataan Gana sepertinya. "Lo ada apa sama Gege ? Wah, apa gue ketinggalan dongeng ?".

"Bego banget ini manusia. Gue mau ketemu Gege harus ada apa-apanya gitu ?"

"Ya, nggak biasanya aja."

"Emang."

"Nah lho." Bayu menatap Gana penuh selidik. "Kan, kan bikin otak gue lancar aja. Kayaknya gue beneran ketinggalan berita."

"Iyah, lo ketinggalan berita kucing tetangga gue lahiran." Bayu mendengus. "Gue nggak tau pastinya, tapi ada yang beda dari Gege. Gue telponin kagak di angkat. Makanya gue langsung mampir sini."

"Bukannya Gege emang beda ya ? Beda dari yang lainnya." Kata Bayu yang mengotak-atik ponselnya, berniat ingin mengirim pesan whatsApp pada Gege.

"Keadaannya Gege, gue rasa ada yang aneh."

"Aneh gimana sih ? Lo ngomong muter mulu."

"Makanya, kalau gue ngomong tuh, lo peka dikit. Otak lo aja yang salah."

"Kampret !!" Sembur Bayu kesal, lalu Gana mulai menceritakan kejadian tadi di kantor sampai kejadian di mana Gege keluar dari ruangan bos. Bayu yang sama penasarannya, ikut mencoba menghubungi Gege. Benar, tidak biasanya telpon Bayu di abaikan. Mau sesibuk apapun Gege, jika Bayu atau Banu menelpon pasti langsung di angkat. Ini justru sebaliknya.

"Gue rasa ada hubungannya sama kerjaan." Tebak Gana dengan so taunya. Bayu yang mendengarnnya hanya memutar bola mata jengah.

"Dia pencinta kerjaan, kayaknya nggak masuk akal Gandana."

"Dia di tugasin ke Karawang." Gerakan tangan Bayu terhenti ketika ingin mengetik beberapa pesan yang akan di kirim ke whatsApp Gege. Gana yang melihatnya sedikit aneh.

"Karawang ?" Kepala Gana mengangguk, tidak lama Bayu berlari menaiki tangga seperti orang kesetanan. Gana yang merasa kaget hanya mampu diam. Tidak lama juga, Gana ikut naik dan mendengar teriakan Bayu yang memanggil Gege.

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang