MINDER SAMA RUMAH BAYU

1K 135 7
                                    

Tadi di jalan pulang Gana menemukan batagor, lalu menawari Gege. Bukan batagor poin pentingnya. Sikap Gege yang menjadi tanda tanya dalam benak Gana. Pasalnya Gana meminta di belikan juga, nyatanya memang di belikan. Tapi beli 2 porsi dalam satu tempat. Dan syukurnya pakai tempat, bukan plastik. Kalau pakai plastik, sudah di pastikan jantungnya berdetak lebih cepat.

"Enak juga batagor."

"Sering beliin aku, nggak pernah nyoba emang ?" Kepala Gana menggeleng, fokus menyetirnya. "Aneh."

"Bukan aneh. Kurang menarik aja."

"Terkadang yang terlihat tidak menarik, sebenarnya itu yang lebih menarik."

"Iyah." Gege mengangguk bangga, dengan apa yang ia ucapkan. "Kayak kamu. Terlihat tidak menarik, tau-tau menarik perasaan aku."

Taukah kalian gimana reaksi Gege ? Diam membeku. Mau nelan batagor dengan susah payah. Lama terdiam, Gege bisa menguasai tubuhnya. Sepertinya Gege harus siap menerima serangan demi serangan atas kelakuan Gana.

"Banyak mobil, ada acara ?"

"Nggak tau." Kata Gege yang sedang melepaskan sabuk pengaman. "Turun dulu, ga ?"

"Pasti. Masa anterin anak orang depan rumah, yuk." Gege juga heran ada acara apa coba. Sampai garasi yang luasnya kebangetan di penuhi oleh bermacam mobil. Keduanya mengucap salam, semua mata tertuju pada mereka. Gana yang mulai keringatan, mencoba terlihat tenang.

"Nah sayang." Suara Saski yang membuat Gege tidak paham. Tatapan Saski berbinar ke arahnya. "Itu namanya Gemani, ponakan aku. Anak bang Ryan."

Oke baiklah Gege paham. Sempet denger kalau tantenya yang nggak mau di panggil tante, akan segera menikah. Gege hanya mengangguk bentuk respon. Entah mau bagaimana ini Gege, melihat banyak tamu yang tidak ia kenal. Ada beberapa sodara dari pihak tante Susan, dan hanya sekedar kenal.

"Eh Gana." Mendengus tidak suka pada Bayu, lantas Gana pamit pulang. Sekilas Gana bisa melihat kalau Gege tidak nyaman. "Gue mau ngomong sama lo, besok."

"Atur." Lalu Gege kembali melihat Gana yang seolah meminta tolong. "Mau nginap di Luna ?"

"Luna lagi di rumah orangtuanya, barusan dia baru balas pesannya."

"Berani di Apartemen Bayu ?" Gege melihat ruang tamu, lagi dirinya menghela nafas berat. Tidak enak sebenarnya, hanya saja Gege juga tidak nyaman. "Ge,"

"Eh bedua main bisik-bisik !!." Teriak Bayu menggema. Andai tidak keadaan ramai, sudah bisa di pastikan sepatu Gana melayang ke arah kepala Bayu. Memanfatkan keadaan sekali mahluk Bayu.

"Bayu plis ya, kalau iri tuh ngomong." Sambar Saski yang sejak tadi memperhatikan Gege. Berbeda dari biasanya. Saski peka kok kalau Gege tidak nyaman dengan suasana sekarang.

"Apa sih tante !?" Dan terjadilah kepala Bayu di geplak membuat seisi ruang tamu tertawa kencang.

"Tante." Panggil Gege sembari membunguk sopan, karena rasanya tidak enak.

"Lo manggil gue, apa mbak Susan ? Gue nggak mau di panggil tante."

"Tante Susan." Koroksi Gege sembari menghela nafas. Saski mengacungkan jempol tanda benar kalau dirinya tidak cocok di panggil tante.

"Kenapa Ge ?"

"Gege mau nginap di Apartemen mas Bayu, besok ada meeting."

"Jangan acakin kamar gue, ya." Bayu berdiri berjalan ke arah mereka. "Lo pan udah gue wasiatkan kamar sebelah."

"Pelit banget lo." Sela Gana kesal. Pasalnya mahluk sejenis Bayu ini masih saja mempertahankan kepelitan.

"Bodo amat." Katanya melenggang pergi. Pamit pada semuanya mau mandi. Setelah mendapatkan ijin dari tante Susan, Gege pamit pada semuanya. Lalu Gana, ia memaksa ingin mengantar Gege ke Apartemen Bayu. Malas berdebat, akhirnya Gege menerima ajakan Gana. Untungnya mereka tadi pulang kerja sudah makan, jadi aman.

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang