Menjadi seorang model profesional adalah impian Rose sejak dulu. Ia sangat bersyukur karena Ayah dan Ibunya memberikan restu serta dukungan penuh atas keinginannya itu.
Kendati Rose tetap menggunakan kekuatan koneksi kedua orang tuanya untuk memasuki dunia permodelan, namun tak dapat dipungkiri berkat kerja keras dan latihannya, ia bisa menjadi seorang model hebat yang melalang buana hingga ke mancanegara.
Rose sudah mengenal Hana dan Sikyung sejak tiga tahun yang lalu, tepatnya saat mereka sama-sama baru terjun ke dalam pelatihan. Mereka sering mengobrol sebagai teman, saling berbagi cerita mengenai kulit terluar hidup mereka dan meniti karir bersama-sama.
Rasanya, dunia memang sesempit itu. Ternyata Sikyung dan Hana mengenal para member The Steel, yang tak lain merupakan idola dari sahabat-sahabatnya.
Rose tidak bisa berdiam diri dan berlagak tak peduli saat tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk diantara mereka--khususnya Lisa, Jungkook dan juga Sikyung. Rose telah bersahabat dengan Lisa sejak kecil. Jadi ia tahu betul mengenai tindakan apa yang harus ia ambil saat ini.
Gadis yang telah mengecat warna rambutnya menjadi cokelat sejak dua hari yang lalu itu kini mendudukkan diri disisi Sikyung, tepatnya diatas sebuah kursi panjang berbahan dasar kayu. Mereka baru saja menyelesaikan sesi latihan catwalk untuk Seoul Fashion Week yang akan diadakan minggu depan. Ada dua kaleng cola ditangannya, kemudian ia menyuguhkan yang satunya pada Sikyung.
Agaknya Sikyung sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan oleh Rose setelah mereka meminum satu tegukan cola. Gadis Han itu tersenyum tipis. Mereka masih sama-sama membuang pandangan ke arah depan. "Apa kau ingin aku mengalah dan mundur?"
"Bagaimana menurutmu?"
"Aku tidak akan mundur." Sikyung berujar dengan sifat keras kepalanya. Ia menghabiskan cola tersebut, kemudian meremukkan kalengnya. "Aku yang lebih dulu mengenal Jungkook. Lisa hanyalah orang baru diantara kami. Seharusnya dia yang mengalah dan melangkah mundur."
Rose mendengus pelan. Senyumnya ditarik miring seraya menggoyang-goyangkan kaleng cola-nya. "Kurasa Jungkook benar-benar mencintai Lisa."
Raut wajah keduanya masih terlihat santai. Pun dengan nada bicara yang terdengar. Tapi jika diibaratkan, situasi yang terjadi saat ini seolah menggambarkan kalau kedua gadis itu sama-sama tengah memegang pisau dibalik punggung masing-masing--bersiap untuk menikam jika itu memang dibutuhkan.
Sikyung mendecih. "Aku tidak begitu percaya. Sejak dulu, Jungkook selalu memilihku daripada kekasihnya. Ia takkan bisa meninggalkanku. Jadi kali ini, ia pasti akan melakukan hal yang sama."
"Hah..." Rose menghembuskan napas secara kasar. Ia mulai bosan bicara dengan bertele-tele. "Tapi kurasa, kali ini akan berbeda."
Sikyung tertawa pelan. "Apa bedanya? Dia--"
"Lisa tengah mengandung." Kata Rose. "Darah daging Jungkook."
Kalimat singkat itu seakan menjelma menjadi sebuah palu raksasa yang menghancurkan hati Sikyung dalam sekejap. Gadis itu membeku. Bahkan ia tampak kesulitan meski hanya sekedar menarik napas maupun menelan saliva.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sasaeng is My Love | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Lalisa tidak pernah mencintai seseorang sebesar ia mencintai sang idola. Gadis itu membunuh waktu, menghamburkan uang dan mengorbankan banyak tenaga sebagai bentuk kasih sayangnya terhadap laki-laki bernama Ahn Jungkook, yang tak lain merupakan...