Lisa menelan salivanya dengan susah payah. Tubuhnya menegang dengan jantung yang berdegup kelewat menggila. Ia tidak pernah memiliki media sosial resmi yang mencantumkan foto maupun identitasnya sebagai Lalisa Hwang. Ia hanya mengelola fanbase Jungkook's Addict sebagai satu-satunya sarana komunikasi dengan Steelast lainnya, maupun berselancar ria mencari foto-foto Jungkook yang diambil oleh para masternim.
Ingat? Lisa bahkan berusaha menyembunyikan profilnya sendiri dari dunia luar, sebab kedua orang tuanya bukanlah orang sembarangan. Jadi satu-satunya kemungkinan yang dapat disimpulkan dari perkataan Mina adalah bahwa manager The Steel tersebut mungkin pernah melihat beberapa foto Lisa ketika mengetik kata kunci Hwang's Company atau sejenisnya.
Profil lengkap yang dikemukakan diinternet hanyalah data diri Ayah beserta Ibunya. Sementara bagian Lisa hanya mengemukakan nama lengkap, riwayat pendidikan, beserta catatan penting kalau dirinya adalah putri tunggal dari pasangan itu. Foto-foto Lisa yang tersebar diinternet pun hanya ada beberapa. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan potret Ayah dan Ibunya.
Ketika jantung Lisa nyaris saja rontok dan jatuh membentur dasar perut, suara Jungkook tiba-tiba mengudara, "Mungkin kau salah lihat. Lisa belum lama tinggal di Korea. Sebelumnya ia menetap di Amerika. Iya, 'kan, Lisa?"
"A-ah, ya.. Jungkook benar. Mungkin kau salah lihat, Mina-ssi." Lisa bisa bernapas lega sedikit demi sedikit. Jungkook adalah malaikat penyelamatnya.
Mina masih terlihat nengerutkan dahi. Ia yakin kalau dirinya benar-benar tidak salah lihat. Atau mungkin wajah Lisa hanya kebetulan mirip dengan seseorang yang pernah dilihatnya diinternet? Entahlah.
"Kau baru pindah dari Amerika?" tiba-tiba Yugyeom berucap. "Wah, hebat sekali. Pasti menyenangkan bisa tinggal disana."
Entah mengapa, hal itu malah membuat Lisa menyadari kalau menjadi seorang bintang besar, bukan berarti kau bisa dengan bebas melakukan atau mendapatkan apa yang kau inginkan. Seperti The Steel, atau bahkan dirinya sendiri. Tapi semakin banyak hal-hal yang telah kau capai, maka kau akan semakin banyak berpikir tentang target selanjutnya yang harus kau dapatkan. Kalau kau tidak berhasil menemukannya, maka kau hanya akan mendapatkan rasa jenuh dan hampa. Hidupmu tidak berwarna lagi, tidak berliku lagi. Monoton. Flat. Membosankan.
Lisa tersenyum sembari menyelipkan helaian surainya kebelakang telinga. "Lumayan. Tapi aku agak bosan. Jadi memutuskan untuk kembali ke Korea dan mencari pengalaman baru."
Mingyu tertawa pelan. Ia menyahut dengan jenaka, "Dari sekian banyak pekerjaan, kenapa kau memilih untuk menjadi asisten dari si bajingan itu? Sepertinya kau bukan seseorang yang melakukan suatu pekerjaan karena uang, 'kan? Kau seperti seseorang yang bukan berasal dari--"
"Yak, tutup mulutmu itu, keparat!" Jungkook balas berseru, sama jenakanya. Keparat dan bajingan sudah seperti panggilan kesayangan untuk sekumpulan sahabat itu. "Iya, Lisa memang bukan berasal dari keluarga sembarangan. Dia bekerja padaku karena memang ingin mencari pengalaman baru. Jadi tutup mulutmu dan rahasiakan ini. Jangan banyak bertanya. Hanya kita berenam saja yang mengetahui fakta ini." tambahnya, seolah pemuda Ahn itu sudah mengetahui segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sasaeng is My Love | Lizkook✔️
Fanfic[M] Lalisa tidak pernah mencintai seseorang sebesar ia mencintai sang idola. Gadis itu membunuh waktu, menghamburkan uang dan mengorbankan banyak tenaga sebagai bentuk kasih sayangnya terhadap laki-laki bernama Ahn Jungkook, yang tak lain merupakan...