[M] Lalisa tidak pernah mencintai seseorang sebesar ia mencintai sang idola. Gadis itu membunuh waktu, menghamburkan uang dan mengorbankan banyak tenaga sebagai bentuk kasih sayangnya terhadap laki-laki bernama Ahn Jungkook, yang tak lain merupakan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote + comment ya 😘 Jangan lupa follow juga, supaya kamu gak ketinggalan setiap aku publish cerita baru 😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini, salah satu hal yang tidak akan Lisa sesali adalah momen ketika ia menyusup masuk ke dalam apartemen Jungkook, kemudian melakoni sebuah drama yang menyenangkan. Iya, Lisa paham, kok, kalau itu memang merupakan sebuah kesalahan. Ia juga sempat menanggung malu, merasa sangat idiot karena justru orang-orang lah yang membuat skenario baru tanpa sepengetahuannya.
Namun, kalau tahu akhirnya akan seperti ini, agaknya Lisa benar-benar tidak merasa keberatan sama sekali. Siapa yang akan menyangka kalau Lisa bisa menyukai Jungkook lebih dari sekedar idola? Siapa yang akan menyangka kalau ternyata Jungkook memiliki perasaan yang sama terhadap Lisa? Dan siapa yang akan menyangka kalau--
"Ngh~"
Jungkook mendorong kejantanannya masuk, membuat Lisa menekankan kepala pada bantal sembari meremat pundak kekar si pemuda untuk melampiaskan rasa nikmatnya.
Mungkin sesi bercinta seperti ini bukan yang pertama untuk Lisa, begitu pula dengan Jungkook. Sebelumnya, mereka sudah pernah melakukannya dengan beberapa orang di masa lalu mereka. Tapi tak dapat dipungkiri, momen yang mereka lakukan bersama ini tetaplah menjadi salah satu momen terbaik dalam hidup mereka.
Lisa menggigit bibir bawah, memerhatikan bagaimana Jungkook memenjarakan tubuhnya diatas sana. Perut seksi, dada bidang serta pundak tegap yang berlumuran keringat tipis itu--Ugh! Sungguh luar biasa. "Kau tahu? Sejak dulu aku selalu bermimpi ingin berada diposisi ini." ujarnya seraya menyentuh surai hitam Jungkook.
Pemuda itu terkekeh disela-sela cumbuannya disekitar leher Lisa. "Tapi sekarang sudah dikabulkan. Bagaimana rasanya?"
Lisa menjauhkan wajah Jungkook, dimana pemuda itu masih sibuk meninggalkan tanda cinta disekitar dadanya. Gadis tersebut kemudian menangkupnya, menatap ekspresi pemuda yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya itu. "Masih perlu dijelaskan?"
Jungkook menyeringai. Pinggulnya masih bergerak, berusaha meraih lebih banyak kenikmatan bersama-sama. "Bukankah itu luar biasa?" ia berucap seduktif, menggesek klistoris gadisnya menggunakan ibu jari.
