🕊26

15.3K 2.4K 842
                                    

Tubuh Lisa nyaris limbung dari kursinya, tepat setelah Jungkook selesai bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Lisa nyaris limbung dari kursinya, tepat setelah Jungkook selesai bicara. Tolong jangan tanyakan bagaimana kondisi jantung Lisa, sebab ia bahkan cukup kesulitan untuk mencari dimana sumber detaknya berasal. Entah didasar perut, disisi lambung, atau justru sudah terlempar dan menggelinding ke lantai.

Lisa mengangkat bola matanya, mendapati sosok Jungkook yang kini tengah menatapnya lekat-lekat. Ia yakin ini bukan mimpi. Tapi bisa jadi ada sesuatu yang salah didalam kepala Jungkook. Mungkin ada beberapa syaraf yang korslet atau sejenisnya akibat berciuman dengan pintu beberapa saat yang lalu.

Gadis itu tertawa kaku. "S-sepertinya kau mabuk ayam, Jung." ujarnya seraya bangkit dan mencuci tangan di wastafel.

Jungkook mendecak, tak sabaran. Jawaban Lisa barusan bukanlah jawaban yang ingin ia terima. "Mabuk ayam apa maksudnya?" ia mengekori Lisa, ikut mencuci tangan ketika gadis itu baru akan berkutat dengan serbet.

"Y-ya terlalu banyak makan ayam. Makanya bisa bicara melantur begitu."

Oh, God... Jadi Lisa menganggap bahwa ucapan Jungkook beberapa saat yang lalu hanya merupakan efek terlalu banyak makan ayam, begitu?!

Si pemuda Ahn lantas memegang kedua bahu Lisa, tak peduli jika tangannya masih basah dan belum dikeringkan. Hal itu cukup membuat Lisa terkejut. Selain karena sensasi dingin dari tangan Jungkook saat menyentuh sebagian bahunya yang tidak tertutup pakaian, ia juga cukup terkesiap karena tak menyangka kalau Jungkook akan berekspresi seserius ini.

Uhm, agaknya situasi ini akan berlangsung cukup menegangkan, pikir Lisa.

"Lisa, aku serius. Bagaimana kalau aku menyukaimu?" tatapan mata Jungkook begitu mengintimidasi, menuntut jawaban pasti hingga Lisa tak sanggup mengelak.

"K-kau..." ini sudah seperti petir yang datang tanpa hujan. Terlampau mengejutkan sampai Lisa tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikan isi hatinya.

"Siapa laki-laki yang kau sukai itu? Apa aku bisa bersaing dengannya?"

Lisa tergagap. Belah bibirnya hanya mampu terbuka dan tertutup secara lambat tanpa sepatah kata pun yang terucap. Bagaimana cara menjelaskannya? Bagaimana caranya memberitahu Jungkook bahwa ia juga mencintai pemuda itu? Bukankah semuanya akan terasa sia-sia saja? Diungkapkan hanya akan menyakiti mereka berdua. Mereka tidak akan pernah bisa bersatu.

Lisa tersenyum getir. Ia melepaskan kedua tangan Jungkook secara perlahan. "Kau... tidak boleh menyukaiku, Jung."

Jungkook tidak bermaksud sombong. Tapi selama hidupnya, ia tidak pernah mendapatkan penolakan dari seorang gadis. Ia selalu berhasil meraih apa yang ia inginkan. Jadi wajar saja ketika Lisa memberikan jawaban seperti itu, bukan lagi kekesalan yang melanda hati Jungkook--tapi juga rasa nyeri yang berpadu dengan sesak hingga mampu menekan rongga dada.

"Kenapa?" tanya Jungkook, dingin.

Lisa menunduk sejenak. Satu kata itu sudah cukup untuk membuatnya terintimidasi. Ia merasa tersudutkan, merasa kesulitan untuk menanggulangi kepedihan dihatinya tatkala harus mengucapkan sesuatu yang berlawanan dengan isi hatinya.

My Sasaeng is My Love | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang