Jungkook mendengus pelan tatkala melihat Lisa yang baru saja memunculkan diri dari kamar tamu. Padahal Lisa merasa kalau penampilannya sudah cukup normal. Pakaiannya rapih. Rambutnya tertata cantik. Make up yang ia gunakan juga tidak terlalu tebal. Tapi kenapa Jungkook malah menatapnya seperti tak habis pikir begitu?
Gadis tersebut melangkah perlahan. Ia menyelipkan surai panjangnya kebelakang telinga seraya berucap canggung, "A-apa ada yang aneh dengan penampilanku, Tuan?"
Tidak masalah memanggil Jungkook dengan sebutan Tuan kendati semasa hidup selalu Lisa yang diagungkan dengan sebutan Nona Muda oleh para maid-nya. Yang terpenting ia bisa bersama Jungkook, berada dalam jarak dekat sebelum menyentuh waktu enam bulan.
Jungkook bangkit dari sofa dan berdiri dihadapan Lisa. "Aku tidak tahu seberapa kaya rayanya keluargamu. Tapi kau akan bekerja sebagai asisten pribadiku, bukan sebagai pekerja kantoran atau sejenisnya. Jadi kenapa kau harus memakai pakaian branded dengan model seperti ini? Belum lagi dengan stiletto itu. Kau bisa terjatuh dan terkilir saat bekerja. Terutama saat jadwal konser berlangsung, yang mengharuskan dirimu melakukan segalanya dengan cepat. Kau tidak akan merasa nyaman saat memakainya."
Pemuda itu lantas menghembuskan napas kasar seraya membuang pandangannya ke arah lain--memijit pelipisnya yang mendadak berkedut pening. "Harga pakaian yang kau kenakan ini bahkan sebanding dengan apa yang biasa dipakai oleh teman-teman selebritasku. Bukankah itu akan menyulut rasa penasaran dari para staff dan yang lainnya? Mereka akan banyak bertanya mengenai darimana kau mendapatkan pakaian itu, atau mengapa seseorang yang mungkin lebih kaya raya dariku mau bekerja sebagai asistenku. Aku hanya tidak ingin direpotkan dengan hal-hal semacam itu."
Lisa menunduk, meneliti pakaiannya sendiri. Ia memang sempat menyuruh salah satu pengawal dan maid dirumahnya untuk membawakan sekoper pakaian ganti ke gedung apartemen ini. Gadis itu terlihat lesu. Ia kembali menatap Jungkook dengan kedua alis yang menurun sedih. "Lalu aku harus memakai pakaian yang seperti apa? Aku hanya memiliki pakaian semacam ini dirumah."
Sumpah demi apapun, Lisa sama sekali tidak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi didalam ruang ganti kamarnya memang hanya tersedia pakaian-pakaian bermerek seperti ini. Celine, Prada, Gucci, Louis Vuitton, Chanel, Burberry, Dior, dan sejenisnya. Model-model dan jenis pakaiannya pun memang fashionable. Jadi Lisa sama sekali tidak tahu harus memakai pakaian apa untuk pekerjaannya kali ini.
Jungkook lantas memegang kedua bahu Lisa dan AAAAAAAAAA benar-benar membuat Lisa ingin menjerit karenanya. Coba bayangkan bagaimana rasanya ditatap oleh idolamu dalam jarak sedekat ini. Belum lagi dengan sentuhan yang mampu membuat tubuhmu seakan tersengat listrik berkekuatan sepersekian volt. Gadis itu sungguh ingin meledak! Oh, Lalisa.. Tahan, tahan.. Kau harus terbiasa dengan damage ini. Kau harus terbiasa akan efek-efek luar biasa yang ditimbulkan dari sikap Jungkook terhadapmu.
Lisa diam-diam menggigit bibir bawahnya saat Jungkook mulai berbicara, "Dengar, Lisa.. Pertama, berhentilah memanggilku dengan sebutan Tuan. Karena meskipun aku ini adalah bosmu, kita tetap berada pada tahun lahir yang sama. Aku lebih suka kau bersikap layaknya seorang teman padaku, namun tetap harus memiliki batas-batas tertentu karena aku adalah atasanmu. Kedua, aku sama sekali tidak bermaksud memalsukan identitasmu yang memang merupakan anak dari keluarga konglomerat, yang bahkan aku tidak tahu siapa namanya. Tapi kumohon, kau harus mulai membiasakan diri dengan pekerjaanmu dan memakai pakaian serta perlengkapan yang sewajarnya. Kau tidak memiliki alergi tertentu hanya karena memakai pakaian bermerek standar, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sasaeng is My Love | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Lalisa tidak pernah mencintai seseorang sebesar ia mencintai sang idola. Gadis itu membunuh waktu, menghamburkan uang dan mengorbankan banyak tenaga sebagai bentuk kasih sayangnya terhadap laki-laki bernama Ahn Jungkook, yang tak lain merupakan...