Bukan cahaya matahari maupun dering alarm yang membangunkan Lisa pagi ini. Bukan juga ketukan pintu atau panggilan hangat penuh hormat dari para maid-nya yang sudah bersiap diluar kamar, menunggu dipersilakan masuk guna mengisikan bathtub dengan air hangat dan sabun beraroma mawar sekaligus menyiapkan pakaian serta keperluan lainnya untuk Lisa.
Yang membuat gadis itu tertarik dari mimpi indahnya adalah kenyataan absolut ketika rasa pegal luar biasa mulai merambat dari bagian leher sampai ujung kakinya. Belum lagi dengan pinggang yang rasanya benar-benar seperti dipatahkan dan diremukkan dalam waktu yang bersamaan.
Jelas saja. Hal itu terjadi karena semalaman Lisa tertidur dalam posisi terduduk sembari bersandar ditepi ranjang. Gadis itu melenguh pelan, meresapi nyeri dan pegal seakan baru saja dipukuli berkali-kali menggunakan balok kayu. Sungguh, rasanya benar-benar buruk.
Namun tatkala kewarasan mulai didapatkannya secara perlahan, Lisa segera membelalak dan bangkit. Napasnya tertahan, sementara tubuhnya nyaris limbung ketika ia tersadar bahwa ini bukanlah ruang kamarnya. Ini adalah ruang kamar milik Jungkook dan--
HEI, DIMANA PEMUDA ITU?!
Lisa menyapu pandangannya keseluruh ruang kamar ini, namun tak juga menemukan presensi Jungkook sekalipun di bawah tempat tidur.
Jangan-jangan Jungkook sedang melaporkan Lisa ke polisi karena pemuda itu tahu kalau Lisa adalah petugas kebersihan gadungan?
Atau jangan-jangan Jungkook memeriksa tasnya, meneliti kartu identitasnya, kemudian mencari tahu latar belakangnya diinternet dan--BOOM! Pemuda itu menemukan fakta bahwa Lisa adalah seorang anak dari konglomerat kaya raya, dan kini sedang merangkap menjadi seorang sasaeng.
Jantung Lisa berdegub cepat. Oh, tidak, tidak. Apa yang harus ia lakukan sekarang?! Gadis itu lantas melangkah menuju pintu dengan perasaan ngeri. Tangannya bahkan sedikit bergetar, cukup menandakan bahwa ia benar-benar merasa teramat takut dan cemas akan nasibnya sendiri.
Disana, diatas sofa beludru berwarna navy yang berada diruang tamu--Jungkook sedang terduduk, menumpuk paha dan bersandar seraya menyesap secangkir teh hangat sembari ditemani siaran berita pagi yang terpampang pada televisi berukuran lima puluh lima inch. Pemuda itu terlihat sudah baik-baik saja. Mungkin demamnya sudah mereda.
Lisa meneguk salivanya dengan susah payah. Barangkali, jantungnya nyaris terlepas dari tempatnya, tinggal menunggu waktu sampai benar-benar terjatuh dan menimpa dasar perut.
Terutama ketika Jungkook menoleh, memusatkan pandangan terhadapnya yang hanya bisa membeku dengan mulut yang terbungkam. "Oh, kau sudah bangun? Cepat mandi dan makan sarapanmu. Setelah itu, selesaikan pekerjaanmu."
"Y-ya?" Lisa tersenyum kaku. Jujur saja, ia bingung dengan perkataan Jungkook.
Pemuda itu lalu meletakkan cangkir tehnya diatas meja. Ia bangkit, kemudian melangkah mendekat pada Lisa--yang tentunya sukses membuat gadis tersebut stagnan dengan dada yang berdebar menggila.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sasaeng is My Love | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Lalisa tidak pernah mencintai seseorang sebesar ia mencintai sang idola. Gadis itu membunuh waktu, menghamburkan uang dan mengorbankan banyak tenaga sebagai bentuk kasih sayangnya terhadap laki-laki bernama Ahn Jungkook, yang tak lain merupakan...