🕊17

12.5K 2.3K 433
                                    

Sebelum Jungkook berangkat pada pukul sebelas siang, pemuda itu mengurus Lisa dan memastikan kalau gadis tersebut mengonsumsi sup ayam dan juga obat-obatan yang telah ia siapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum Jungkook berangkat pada pukul sebelas siang, pemuda itu mengurus Lisa dan memastikan kalau gadis tersebut mengonsumsi sup ayam dan juga obat-obatan yang telah ia siapkan. Dilihat dari caranya dalam merawat Lisa, sepertinya Jungkook benar-benar tampak cukup cemas dan khawatir. Ah, Lisa jadi merasa bersalah karenanya.

Tapi, mau bagaimana lagi? Hanya itu satu-satunya cara yang Lisa pikirkan untuk dapat melalui hari ini dengan baik.

Selang lima belas menit setelah keberangkatan Jungkook, Lisa segera berganti pakaian dan kembali memperbaiki penampilannya. Tentu ia tidak boleh terlihat sakit dihadapan orang tuanya, atau mereka berdua akan mengurung Lisa diruang perawatan dengan penanganan khusus dari dokter dan perawat.

"Hallo.. Supir Kim? Tolong jemput aku di kawasan apartemen Trimage. Ya, sekarang."

Supir pribadi Lisa menjamin bahwa ia akan sampai sekitar dua puluh menit lagi. Lisa menghitung waktu mundur sembari memasukkan ponsel beserta dompet ke dalam tas mahalnya. Penampilannya benar-benar jauh berbeda, kembali ke asal sebelum ia bekerja dengan Jungkook. Stiletto setinggi sepuluh sentimeter, setelan blouse dan juga celana bahan press body, kemudian beberapa perhiasan yang menghiasi jemari, leher, telinga serta pergelangan tangannya. Ia juga sempat membuat surai panjangnya bergelombang, dan mengikatnya menjadi satu kesatuan. Sungguh tampak elegan, selayaknya putri tunggal dari keluarga Hwang yang memang telah ia sandang sejak dalam kandungan.

Supir Kim tersenyum menyambut kedatangan Nona Mudanya yang masuk ke dalam mobil dengan helaan napas berat. Sudah sekitar satu bulan lamanya mereka tidak bertemu.

"Bagaimana kabarmu, Supir Kim?" Lisa bertanya. Ia memang selalu bersikap baik kepada semua orang yang mengabdi dirumah besarnya.

"Sangat baik, Nona Muda."

"Okay! Kalau begitu, kita langsung menuju ke rumah, ya!"

Mendengar nada bicara yang kelewat ceria itu, membuat Supir Kim terkekeh pelan. Ia sudah bekerja menjadi supir pribadi Lisa sejak gadis itu berusia lima tahun, atau lebih tepatnya ketika Lisa mulai masuk ke sekolah taman kanak-kanak. Jadi wajar saja jika ia melihat Lisa seperti gambaran putrinya sendiri.

Namun sejak Lisa memiliki surat izin mengemudi, gadis itu menjadi lebih sering mengendarai mobil sendiri, kecuali dalam acara-acara penting seperti pesta-pesta pertemuan atau perayaan yang diadakan oleh client orang tuanya.

"Baik, Nona Muda."

Mobil Rolls Royce Phantom itu melaju membelah jalanan Seoul menuju kawasan perumahan elit dimana kediaman Hwang berada. Sejujurnya, Lisa sangat merindukan rumah. Meskipun kedua orang tuanya belum tentu hadir ketika ia hendak menutup atau membuka mata, setidaknya rumah itu telah menjadi sebagian besar saksi bisu dalam dua puluh tiga tahun perjalanan hidupnya.

Lisa tumbuh disana dengan sangat baik, terkadang membawa serta dua orang teman baiknya untuk menghabiskan hari-hari bersama. Lisa ingat kalau dirinya, Rose beserta Eunha pernah membuat para maid hampir menangis karena tak kunjung menemukan keberadaan mereka selama lebih dari lima jam.

My Sasaeng is My Love | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang