Hai!👀
I'm backk!
Long time no see yaaa😁Yang lupa alur boleh baca chap sebelumnya ya👍
Oke, cukup basa-basinya💃
Cekidot!
Happy reading chingu!
.
.
."Kenapa kamu mau menerima perjodohan ini?"
Sebuah pertanyaan di lemparkan sang pria yang tengah berdiri membelakanginya. Amanda yang kala itu masih memulai tahap pendekatan dengan Seokjin hanya mampu menatap jari-jari kakinya yang di lapisin sendal berbulu. Membungkam mulut sebab bingung harus membalas apa.
Sebenarnya mudah saja baginya memberikan jawaban jujur seperti 'ya karena kamu ganteng lah, kaya lagi. Siapa coba yang gak mau di jodohin sama cowok yang punya rasio sempurna kayak kamu' namun urung karena Amanda tak ingin memperlihatkan kesan seolah-olah jika dia itu adalah gadis matre yang mata duitan. Meski faktanya, semua orang setuju akan hal itu—realistis saja.
"Saya bukan orang sempurna seperti yang kamu bayangkan."
Agaknya Amanda di buat terkejut oleh ucapan si pria Kim yang seakan bisa membaca isi hatinya. Apa jangan-jangan calonnya ini cenayang?
"Saya punya banyak kekurangan. Saya juga gak bisa menjanjikan kebahagiaan sama kamu karena kenyataannya saya memang gak sesempurna itu."
"Bisa aja nantinya saya bakal menyakitin kamu. Terus terang aja, saya ini bukan tokoh utama dalam cerita fiksi. Jadi seorang suami yang belajar mencintai istrinya, mencoba menghabiskan banyak momen bersama kamu, lalu saat perasaan saya mulai tumbuh, saya konfess ke kamu, punya anak dan akhirnya hidup bahagia—Saya gak bisa seperti itu. Kehidupan nyata gak semanis ataupun semulus kehidupan cerita fiksi. Saya sakit... dan mungkin dengan pengakuan saya ini kamu bisa berfikir kembali, memutuskan matang-matang apakah ingin melanjutkan perjodohan ini atau tidak."
Seokjin berbalik, sepoi-sepoi angin malam berhembus menerbangkan poni rambut lelaki itu hingga membuat jidat mulusnya sedikit terekspos. Seokjin tersenyum kecil, membuat Amanda diam terpaku dengan degupan kencang di jantungnya.
"Jadi, Amanda... apa kamu siap untuk hidup dan menghabiskan hari tua bersama saya?"
Setiap pilihan mempunyai resiko. Saat itu Amanda tidak tahu kalau pengakuan Seokjin yang memintanya untuk kembali memikirkan perjodohan tersirat begitu akan banyak makna.
Saat itu, Amanda masih kekanakan, masih terlalu labil dan mudah terbawa perasaan hanya karena gelenyar aneh yang baru pertama kali ia rasakan. Detik itu, Amanda telah mendeklarasikan jika ia jatuh cinta dengan sosok Seokjin yang terlihat dewasa dan penuh daya tarik.
Bahkan mengabaikan pengakuan Seokjin tentang dia yang sakit dan berbeda dari pria lainnya. Dan yang lebih menyakitkannya lagi, orang yang membuat suaminya menjadi sakit dan rusak adalah ibu mertuanya sendiri. Amanda benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran manusia. Mereka abu-abu. Banyak yang jahat dan kejam seperti iblis namun sangat sulit menemukan yang benar-benar tulus.
Soobin sudah menceritakan semuanya. Banyak sekali, sampai-sampai Amanda membutuhkan tiga jam untuk mendengarkan semuanya—masa lalu Seokjin, alasan perilaku Hyera yang terlalu posesif kepada anaknya, dan semua hal-hal yang Seokjin sembunyikan darinya. Amanda jadi berfikir, apa selama ini Seokjin tak pernah sekalipun menganggapnya sebagai seorang istri, mengapa begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan. Apa Seokjin berfikir jika Amanda itu terlalu kekanakan dan belum cukup dewasa untuk menjadi tempat berkeluh kesah dan tempat untuk membagi kesakitannya?
![](https://img.wattpad.com/cover/233795200-288-k555188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY'S BREATH
FanfictionKim Seokjin itu buta dengan ketulusan. Menurutnya sebuah perasaaan selalu mengalir dari pikiran oleh logika yang tercipta, bukan dari hati. Topeng. Itulah dirinya. Penuh kepalsuan dan sulit di tebak. Sampai akhirnya seseorang hadir di kehidupannya...