Happy reading chingu!
.
.
."Keranjang buahnya letak di mana kak?"
Dean menghampiri Soobin yang terlihat sibuk menyusun barang-barang di bagasi mobil. Soobin yang semula membungkuk kemudian menoleh dan menatap sebuah keranjang rotan yang berada di pelukan Dean.
"Letak di sudut aja, dek. Biar gak makan tempat." Ujarnya sembari menunjuk ke bagian sisi kiri bagasi. Dean langsung menurut, meletak dengan penuh kehati-hatian seolah keranjang itu adalah barang pecah belah. Semua buah favorit Dean ada di dalam sana, jadi tak boleh sampai lecet sedikitpun.
Pagi ini mereka semua akan pergi berlibur dua hari satu malam di pantai. Dengan usulan cemerlang dari Soobin yang niatnya ingin membuat Amanda keluar dari zona galaunya, ajakan spontan itupun di setujui dengan semangat oleh Serin. Sementara Amanda sendiri awalnya menolak, bersikeras tak ingin ikut namun goyah juga saat Soobin berhasil merayunya dengan segala macam trik termasuk salah satunya dengan cara mengajak Dean untuk ikut berlibur.
"Eh bocah! Koper gue jangan sampai ketinggalan. Angkut ke bagasi cepetan."
Dari ambang pintu Serin berseru sambil menunjuk koper kuning di depannya. Dean yang sadar kalau panggilan 'bocah' itu di tujukan kepadanya seketika membalikkan badan, sejenak saling tatap dengan tajam, sebelum akhirnya dengan berat hati mau tak mau Dean pun mengangkut koper milik gadis itu.
"Lo bisanya cuma nyuruh doang. Bantuin kek, lo kira lo majikan di sini." Jengah Dean pada akhirnya. Serin yang semula sibuk memainkan kuku panjangnya mendelik kesal.
"Lo harusnya paham kalo gue ini cewek, gak mungkin ngangkutin barang yang jadi tugasnya cowok. Lo cowok apa bukan sih, ngeluh aja bisanya."
"Kakak gue cewek tapi juga kerja. Masak makanan, nyiapin barang-barang, beresin rumah. Lah lo emang ada bantuin? Gak kan. Dasarnya aja emang lo pemalas banyak banget alesan."
"Apa lo bilang!" Serin berteriak saat Dean berlalu pergi sambil mengangkat koper miliknya dan menyusunnya di bagasi.
Baru saja ia ingin menyusul, namun kemunculan Amanda dari dalam rumah membuat Serin urung melangkah. Menatap dua botol air minum di tangan gadis itu, berfikir sesaat, hingga detik berikutnya dua botol bening itu di rampas begitu saja.
Mengabaikan ekspresi terkejut dari Amanda, Serin kini melangkah riang mendekati mobil. Menghampiri Soobin yang masih saja sibuk dengan kegiatan menyusun barangnya.
"Soobin?" Panggil Serin saat dirinya berada tepat di sebelah lelaki itu. Soobin menoleh begitu juga Dean yang menunjukkan tatapan anehnya setelah mendengar nada bicara Serin yang di buat-buat.
"Minumnya mau di letak dimana?" Serin menunjuk dua botol air minum di tangannya sambil tersenyum manis. Soobin yang di perlakukan demikian cuma bisa tersenyum kikuk kemudian menunjuk sisi kosong bagian bagasi.
"Letak di sana aja."
Serin menurut, setelah selesai ia menatap Soobin kembali. "Apa lagi yang mau di bantuin? Biar gue aja, gue kan dari kecil emang rajin jadi gak terbiasa kalo cuma duduk-duduk aja. Yakan Soobin?"
Tawa kaku Soobin mengudara, pria itu mengusap tengkuknya dengan sebelah tangan sambil diam-diam melirik Dean di belakang Serin yang sudah berekspresi seperti orang yang sedang muntah. Soobin hampir saja kelepasan tertawa karena ulah bocah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY'S BREATH
FanfictionKim Seokjin itu buta dengan ketulusan. Menurutnya sebuah perasaaan selalu mengalir dari pikiran oleh logika yang tercipta, bukan dari hati. Topeng. Itulah dirinya. Penuh kepalsuan dan sulit di tebak. Sampai akhirnya seseorang hadir di kehidupannya...