Lima belas

197 36 42
                                        

Happy reading chingu!
.
.
.

Hidangan habis tak bersisa. Makan malam dengan menu classy dan suasana romantis membuat Amanda tanpa sadar menghabiskan semua hidangan yang di sajikan—dari menu pembuka, menu utama, sampai makanan penutup dia sikat hingga remah-remahannya.

Memang sih dia pecinta makanan, tapi Amanda tak pernah merasa senikmat ini dalam menyantap suatu hidangan. Mungkin karena dinner kali ini di habiskan bersama sang kekasih sah, berdua di momen uwu nan romantis.

"KAK SEOKJIN!!!"

Pecah sudah nuansa romansa ala muda-mudi yang tercipta. Seorang gadis berambut pirang dengan kemeja kuning mustard, tiba-tiba saja muncul dan berlari ke meja kedua pasangan itu. Dia menerjang Seokjin, memeluk erat-erat pria itu yang tampak syok mendapat perlakuan demikian.

"KAK JIN! AKU KANGENNN!"

Amanda membulatkan matanya saat gadis itu dengan kurang ajarnya mencium pipi sang suami. Astaga! Woi, aset itu aset! Amanda saja belum pernah mencoba, tapi gadis asing ini sudah berani main kecap-kecup suaminya sembarangan.

"Serin." Seokjin mendorong risih pundak sang gadis yang bergelayut manja di tubuhnya. Berusaha menjauhkan tubuh itu darinya lalu secepat kilat menghapus bekas ciuman di pipi kanannya.

"Kamu, kenapa bisa di sini?" Tanya Seokjin. Dia tak heran bagaimana gadis ini bisa masuk ke rooftop yang jelas-jelas sudah di privacy. Seokjin hanya heran bagaiman dia bisa muncul karena setaunya gadis ini berada di Eropa.

"Aku baru datang kemarin. Di Milan gak enak, gak ada kak Jin. Aku mau tinggal di sini aja sama kakak." Gadis itu mendudukkan diri di sebelah Seokjin kemudian menggelayut di lengannya.

Seokjin yang melihatnya menghela nafas, beralih melirik sang istri yang sedari tadi cuma terdiam dengan wajah blank.

"Amanda."

Amanda tersadar dan menoleh. "I-iya mas?"

"Kenalin. Ini Serin, anak temen mama di Milan."

Amanda tersenyum canggung saat Seokjin memperkenalkan sosok di sebelahnya, sementara Serin yang baru menyadari ada sosok asing di depannya tampak terkejut.

"Serin, ini Amanda. Istri kakak."

Serin yang mendengarnya membulatkan mata terkejut. "LOH?! KAK JIN UDAH NIKAH?! KOK AKU GAK TAU!!"

Gadis pirang itu menatap Amanda dengan tatapan sengit lalu beralih menatap Seokjin tak terima.

"Kakak kenapa gak pernah bilang sama aku kalo mau nikah?!!"

Ada alasan kenapa Seokjin tak mengatakan perihal pernikahannya kepada gadis ini. Selain karena menurutnya status pernikahan itu tak perlu di umbar-umbar. Juga karena dia pernah terikat sebuah perjanjian konyol kepada Serin.

"Kakak gak ingat janji kita dulu?! Kakak bakalan nikah sama aku kalo aku udah lulus kuliah!!!"

Seokjin menghela nafas. "Itu cuma janji main-main anak kecil, Serin."

"Tapi itu gak main-main buat aku! Aku serius!"

Amanda di tempatnya hanya bisa menunduk meremat jari. Ini dia habis mimpi apa bisa dapat tontonan gratis drama kolosal antara suaminya dan si gadis pirang pelakor. Eh, boleh tidak sih Amanda menyebutnya pelakor?

"Kak Jin jahat! Aku bakal aduin ke tante!" Gadis itu berlalu pergi sambil mengeluarkan ponselnya—menelepon seseorang yang Amanda tebak adalah ibu mertuanya sendiri sebab tak sengaja mendengar panggilan Serin yang menyebut 'tante Hyera'

BABY'S BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang