Enam

204 47 14
                                    

Happy reading chingu!
.
.
.

Menurut riset dari para ibu rumah tangga dan orang-orang awam yang sudah biasa berkecimpung di dunia masak-memasak, barang paling sakti yang mujarab untuk mengubah makanan menjadi enak itu cukup dengan satu sachet bumbu ajaib bernamakan micin.

Bahkan mbah google pun turut mengakuinya.

"Lu cari yang gampang? Praktis? Gak mau ribet? Dan yang paling penting murah meriah tapi hasilnya memuaskan? Gue saranin pake micin aja. Di jamin sukses masakan lo anti gagal-gagal kleb."

Itu kata Febi lima belas menit yang lalu lewat telpon.

Amanda yang emang dasarnya cuma punya skill minim dalam bidang memasak hanya bisa manggut-manggut menurut.

Gadis itu bahkan menyiapkan lebih dari lima belas micin sachetan dengan merek yang berbeda-beda.

Satu yang di antaranya cukup populer sekali di kalangan makanan,

Royc*

Dengan berdebar-debar di campurkannya beberapa bungkus micin ke dalam masakan buatannya yang beragam macam. Sesekali matanya menoleh kiri kanan—was-was lantaran takut terciduk dengan ibunda tercinta yang anti pake sekali dengan benda bernamakan micin. Wanita itu benci sekali soal bumbu sachetan pengelabuh rasa tersebut.

Mungkin kalau misalnya sang bunda tahu kalau anak sulungnya ini memasak dengan adanya campur tangan micin, bisa di pastikan detik itu juga namanya sudah di kick out dari kartu keluarga.

Tapi kemudian Amanda justru menggeleng tak perduli. Yang lebih penting sekarang adalah bagaimana menyiapkan makan malam yang sempurna tanpa ada kegagalan lagi apalagi malu-maluin seperti kejadian tadi pagi.

Demi suami, namanya di coret dari daftar kartu keluarga pun tak masalah. Kan namanya sekarang sudah berpindah di kartu keluarga yang baru.

Bibit bucin. Benih-benih budak cintanya mulai mekar. 0_0

*******

Beberapa makanan sudah siap di atas meja makan, di hidangkan sedemikian rupa ala-ala restoran bintang lima. Kali ini menunya bukan empat sehat lima sempurna lagi seperti sarapan tadi pagi.

Menu makan malam sekarang lebih berkelas, dengan rasa yang juga berkelas. Di bantu micin tentunya.

Ayam bakar saus tiram, cream soup, nasi goreng, pasta carbonara, chicken katsu, dan japchae.

"Uwaw, gak nyangka gue bisa sehebat ini. Diri ini sebenarnya gak ada niat buat sombong tapi gue merasa bangga seketika! Emang deh perempuan kek gue ini tipe-tipe istri idaman banget tiap lelaki."

Amanda berkata sambil mengelus-elus pucuk kepalanya, mencoba memberikan apresiasi pada diri sendiri. Gadis itu kemudian menyengir senang saat matanya tak sengaja melirik jam besar di dinding dapur.

08.30 pm.

Setengah jam lagi suaminya pulang.

Amanda sungguh tak sabar menunjukkan semua hasil karyanya kepada lelaki itu. Bagaimana ya reaksinya nanti? Terkejutkah? Terharukah? Terpukaukah? Atau jangan-jangan dia bakalan mendapatkan pujian kata-kata manis dari mulut suaminya? Ah itu mustahil.

Amanda menepuk pipinya berusaha sadar. "Duh, halu banget sih gue. Ngarep apa sih lo, Amanda? Di makan aja uda syukur."

*******

Sebuah Mercedes Benz hitam berhenti di perkarangan luas sebuah rumah. Terparkir persis tepat di depan pintu masuk utama dengan pilar tinggi di kedua sisi. Seokjin keluar dari mobil, berjalan santai sambil sesekali mengecek jam di pergelangan tangannya. Hari ini dia pulang lebih awal dari biasanya. Tak banyak tugas penting yang harus di handlenya di restoran, membuat lelaki itu memutuskan untung pulang lebih cepat. Lagipula sudah ada asisten dan sekretarisnya yang menangani semua pekerjaan di sana, Seokjin hanya perlu mengecek dan memantau grafik bisnisnya sambil sesekali ikut turun tangan di dapur jika di perlukan.

BABY'S BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang