Sembilan

161 42 6
                                    

Happy reading chingu!
.
.
.

Sudah satu bulan sejak hari pernikahan. Amanda pun mulai kembali menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswi karena masa cuti dari kampus sudah habis.

"Kalo pulang nanti mas gak sempat jemput, kamu di jemput sama supir gak papakan?"

Amanda mengangguk. Hari ini dia di antar ke kampus oleh Seokjin dan mungkin ke depannya dia juga akan di antar lelaki itu bila memang tak ada kendala.

"Aku berangkat dulu ya, mas." Amanda membuka seatbelt kemudian keluar dari mobil.

Seokjin menyempatkan untuk menurunkan kaca mobil sebentar sebelum pergi.

"Hati-hati ya, semangat belajarnya."

Hati Amanda menghangat mendengarnya. Dia tahu sejak awal hatinya memang sudah jatuh telak kepada lelaki itu. Tapi tidak pernah menduga akan sedalam ini.

"Mas juga hati-hati, semangat kerjanya!!!" Amanda melambaikan tangan dengan ceria saat mobil milik suaminya melaju pergi meninggalkan perkarangan kampus. Meninggalkan dirinya yang kini tengah cengar-cengir lucu dengan wajah bahagia.

Amanda bahkan tak sadar kalau sekarang dia jadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang di gerbang kampus. Peduli amat, kalau sudah yang namanya bucin, mau di lihat sama satu dunia pun bukan masalah.

*******

"Eh, ada pengantin baru!"

"Hai pengantin baru!"

"Duh, yang baru nikah udah masuk aja nih?"

"Ciee yang baru ngelepas status singlenya, dah jadi istri ya sekarang!"

"Pagi istrinya chef Kim."

Semua sapaan bercampur godaan Amanda rasakan sepanjang hari ini. Tidak di koridor kampus, saat di kelas, di taman, di perpustakaan, di toilet. Ke manapun Amanda pergi dan berpapasan dengan orang-orang kampus, pasti dirinya akan di ledekin habis-habisan. Bahkan beberapa dosen, professor dan dekan kampus yang memang dekat dan mengenalnya juga ikut menyuitinya dengan panggilan 'pengantin baru'

Tak heran karena sosok dirinya yang memang supel, cerewet dan social butterfly membuatnya hampir di kenal oleh seluruh kampus. Amanda bahkan sampai pusing mendengar cecaran godaan yang tak ada henti-hentinya itu.

"Lucu lo! Namanya juga orang baru nikah ya pasti di ceng-cengin lah, kalo gak mau kena goda ya gausah nikah."

Kiara memandang bosan Amanda yang tertidur menempelkan sebelah pipinya di meja kantin, sesekali hembusan nafas lelah keluar dari mulut adik sepupunya itu.

"Bosen tau kak Cia, tiap detik di godain kayak gitu, ish."

Kiara memutar bola matanya malas, heran dan gedek juga lama-lama. Kemaren bilangnya gak suka di ledekin jomblo mulu sama di cecar pertanyaan kapan punya pacar? Sekarang sudah punya gandengan malah bosen di godain pengantin baru. Maunya apasih?

"Kak Ciaaaaa."

"Apa?" Kiara menjawab malas sambil menyeruput jus jeruknya yang sisa setengah. Menatap Amanda di hadapannya lantas tak lama pandangannya teralihkan saat bibi kantin datang mengantarkan pesanan mereka.

"Et dah, lemes amat yang baru nikah. Masih pengantin baru teh gak boleh lemes-lemes neng Amanda, kudu ceria. Pan masih kebawa tuh hawa-hawa pengantin barunya."

Wanita paruh bayah keturunan betawi sunda itu meletakkan dua piring nasi goreng seafood ke atas meja. Pandangannya menatap Amanda jenaka sambil menyolek-nyolek bahu gadis itu jahil. Amanda yang di perlakukan demikian malah mencebik kesal dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan.

BABY'S BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang