Kim Seokjin itu buta dengan ketulusan. Menurutnya sebuah perasaaan selalu mengalir dari pikiran oleh logika yang tercipta, bukan dari hati.
Topeng. Itulah dirinya. Penuh kepalsuan dan sulit di tebak.
Sampai akhirnya seseorang hadir di kehidupannya...
Sebelumnya saya mau bilang makasih buat kalian yang udah ngikutin cerita ini dari awal sampai akhir
Maaf kalo chap ending ini gak sesuai harapan kalian
But i hope u like it guyss🤗
Karena chap ini panjang di saranin bacanya pelan-pelan aja ya, biar feelnya juga bisa dapat
Enjoy!
Happy reading chingu! . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Amanda."
Wanita dengan rambut hitam bergelombang itu menoleh saat mendengar suara berat yang memanggilnya. Amanda meneguk ludah kasar, merasakan dadanya bedesir saat pandangan mereka bertemu.
Perasaanya campur aduk saat ini. Masih tak percaya akan semesta yang mempertemukan mereka kembali setelah lima tahun berlalu.
"Ada yang salah sama wajah aku?" Pertanyaan yang sejak tadi di tahan akhirnya terkeluarkan. Jengah juga, karena sejak tadi pria di depannya ini hanya menatapnya tanpa berkata apapun. Kadang dia akan memanggil Amanda, namun diam kembali saat Amanda menatapnya. Terus begitu berulang-ulang.
"Wajah kamu. Saya rasa wajah kamu sedikit berbeda dari yang ada di foto." Kim Seokjin menatap Amanda tenang. Ekspresinya terlihat santai sekali berbanding terbalik dengan Amanda yang kelihatan gugup.
"Ma-maksudnya?"
"Daripada di foto. Saya lebih suka liat kamu secara langsung."
Satu sudut bibir pria itu terangkat. "Kalau tidak salah foto yang Soobin tunjukkan adalah foto lama. Itu berarti sekarang kamu semakin cantik."
Seokjin bisa melihat sekilas bola mata Amanda yang melebar. Wanita itu memang diam saja dan tak membalas apapun. Namun pipi dan wajah itu justru sudah merah merona.
Tawa Seokjin pecah, melihat Amanda yang membuang muka darinya. Sementara Amanda kini berusaha mati-matian menahan jantungnya yang berdegup keras.
Kalian tahu perasaan rumit itu seperti apa?
Perasaan dimana kalian terjebak dalam kebimbangan antara rasa kecewa juga kerinduan.
Perasaan seperti itulah yang Amanda rasakan sekarang. Ingin marah, ingin memaki, ingin melampiaskan rasa kecewanya untuk lelaki itu, namun justru dirinya terpekur dalam kebekuan. Rasanya dia tak bisa munafik, karena kenyataannya pun Choi Amanda begitu amat merindukan sosok Kim Seokjin.