KETEMU

9.6K 697 38
                                    


Selesai dengan acara menginap di Penthouse, Seokjin mengajak adik-adiknya untuk makan siang di restauran baru yang tampak selalu ramai di sudut kota. 'The incredible' nama yang unik dan sedikit tidak relevan untuk sebuah restaurant bertema makanan khas eropa.

"Di ibebel" cicit si buntal mengikuti Seokjin kala menyebut nama restaurant.

"Incredible Kookie" ralat Taehyung.

"icibebel" ujar Si buntal asal membuat kedua kakaknya tertawa.




Taehyung membuka matanya dengan mata melotot kala melihat menu yang di paparkan pelayan, sedangkan Seokjin tertawa dan Kookie tak ambil pusing dengan menu itu. Lagipula ia juga belum bisa membaca, batin Kookie mungkin.

"Ini bahasa apa?" tanya Taehyung. Menggeleng bingung kala semua kata dalam menu itu terdengar asing kecuali spaghetti carbonara.

"Ini bahasa Inggris tapi bahan masakannya ditulis menggunakan bahasa aslinya, Tae" ujar Seokjin.

"Terserah Kakak saja, aku tidak mengerti apapun" ujar Taehyung gusar. Ia kesal tidak bisa menentukan menu yang ia ingin, disisi lain ia percaya Seokjin mampu memilihkan makanan yang sesuai dengan seleranya.

"Kookie mau makan apa, hm?" tanya Seokjin pada Kookie yang memangku dagunya pada tangannya yang dilipat diatas kursi bayinya. Tampak bosan dan lapar menunggu sesi memilih makanan yang tak kunjung usai.

"Kurasa tidak perlu ditanya, dia pemakan segalanya Kak" ujar Taehyung disambut tawa Seokjin dan senyum pelayan.




"Aka, Uti mau duduk diitu" ujar Kookie menunjuk kursi yang di duduki oleh Seokjin dan Taehyung.

"Kookie belum sampai, nanti tidak bisa lihat makanan. Nanti saja kalau sudah besar,Okay?" ujar Seokjin seraya mencubit pipi gemuk si bulat.

"Ni Uti dah besal" sergah Kookie.

"Hmmm, hanya badannya yang besar kesamping Kookie. Tingginya masih sama" ujar Taehyung jahil.

"Da! Uti tigi!" ujar Kookie tak mau kalah.

"Iya Kookie tinggi seperti Kak Seokjin" ujar Seokjin membela adiknya, lebih seperti menghindari keributan tak masuk akal dari kedua adiknya.




"Permisi, pesanan tiba"




Seokjin mempersilahkan pelayan untuk meletakkan makanan pesanan pada meja bundar. Taehyung sibuk menatap makanan yang ia incar sedangkan Kookie.. Si bungsu duduk tegang di kursi bayinya. Tangannya mengepal dan matanya melotot.



"Kookie kenapa, hm?" tanya Seokjin halus melihat gelagat aneh si bungsu.

Tak ada balasan dari si bungsu. Adiknya bernafas cepat bahkan hingga kewalahan menarik nafas. Matanya memberikan tatapan kosong sebelum kemudian kepala bulatnya menoleh kearah pelayan yang tampak tersenyum manis pada Kookie.

"Kookie? Sayang?" gumam Seokjin mulai khawatir. Terlebih dengan keringat yang mulai muncul di tepian kening Kookie.



"Hhahh.. Hhahhh"


pria kecil itu tersengal-sengal membuat Taehyung mulai mengalihkan pandangannya. Menatap Kookie heran sebelum menatap wajah pelayan.







"KAU!"

Taehyung berteriak dan berdiri dari kursinya. Menarik kerah kemeja pelayan tersebut.

"Koo! Koookie!" ujar Seokjin panik. Ia mengangkat adiknya dari kursi bayinya dan membaringkannya di lantai restaurant membuat para pelayan dan manajer restaurant mulai berdatangan.




Well, Hello Kookie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang