LAYANGAN

10.1K 729 46
                                    


2 Bulan sudah dilalui oleh keluarga Kim. Mama kembali ke London dan Kookie sudah kembali bisa beraktifitas walau harus tetap kontrol ke rumah sakit setiap minggu. Hubungan Taehyung dan Kookie yang sempat merenggang kembali merekat. Walau belum sepenuhnya dan itu membuat Taehyung sedih. Namun Taehyung yakin, ia hanya perlu terus menanam kasih sayang pada sang adik agar Kookie kembali percaya sepenuhnya kepadanya.

"Tuan Kookie mau makan apa hari ini?" ujar Bibi pada Kookie yang duduk manis di sofa depan tv sembari memegang boneka kelincinya.

"Ibi itu apa?" ujar si kecil mengalihkan pembicaraan. Bertanya tentang apa yang sedang ia tonton.

"Itu namanya layangan, Kookie" ujar Bibi seraya mengusap rambut tipis Kookie.

"Ayangan? Itu ayangan? Iya? Iya?" tanya Kookie membuat Bibi tidak tahan untuk tidak mencubit pipi Kookie yang semakin gembul.

"Iya layangan. Bisa terbang tinggi sekali kalau Kookie jago memainkannya" ujar Bibi membuat si bulat murung.

"Uti da ada layangan" gumam Kookie sedih.

"Coba minta Paman" ujar Bibi pada Kookie. Kookie seketika menegakkan duduknya.

"Boleh? Iya? Iya?" tanya Kookie dengan mata berbinar.

"Yuk coba tanya Paman" ujar Bibi seraya menggandeng Kookie menemui Paman, yang tak lain suami Bibi yang bekerja sebagai satpam keluarga Kim.

"Amannn!" teriak Kookie pada Paman yang tengah menatap cctv. Tampak si buntal berlari kearahnya dan istrinya tersenyum gemas di belakangnya.

"Iya Kookie?" ujar Paman.

"Amaan Uti mau itu, ayangan" ujar Kookie. Memangkukan dagunya pada paha Paman yang terduduk di kursinya. Paman mengernyit namun tidak bisa untuk tidak menggendong anak majikannya kedalam pangkuannya.

"Kookie mau apa?" tanya Paman.

"Ayangan Paman, di pipi ada" ujar Kookie menjelaskan khas anak kecil yang menginginkan sesuatu pada ayahnya.

"Memang Kookie bisa bermain layangan?" goda Paman.

"Iya! Iya!" ujar Kookie semangat membuat Paman tertawa. Si buntal ini sudah seperti anaknya. Menyisihkan duit untuk sebatang layangan sama sekali bukan masalah. Terlebih keluarga majikannya terlampau baik kepada keluarganya.

Kookie kecil memang sangat menggemaskan. Ia sering berlari keluar rumah menuju pos satpam. Lalu bertanya mengenai banyak hal dengan kosakatanya yang masih minim. Dan kedua penjaga keluarga Kim dengan senang hati menjelaskan banyak hal kepadanya.

"Loh? Paman mau kemana?" tanya Taehyung yang berpapasan dengan Paman di gerbang rumah.

"Tuan Kookie ingin layangan, Tuan" ujar Paman membuat Taehyung mengernyit. Apalagi ini? Belum juga selesai berpikir, bayangan gendut bulat mulai terlihat berlari ke arah mobil Taehyung.

"Akaaaaa" 

Taehyung tertawa. Tumben sekali si gendut ini mau berlari ke mobilnya. Mata bulatnya berbinar dan Taehyung paham artinya.

"Aka pulang? Iya? Iya?" ujar Kookie di samping pintu mobil.

"Iya, Kookie minta layangan sama Paman?" tanya Taehyung. Kookie mengangguk seraya meloncat-loncat.

"Di pipi ada!" ujar Kookie semangat. Taehyung tersenyum gemas.

"Paman, biar aku saja yang beli. Sekalian membawa buntel ini jalan-jalan" ujar Taehyung.

"Apa perlu carseat, Tuan?" tanya Paman dan Taehyung menggeleng.

"Sudah ada dibelakang, Paman. Nanti biar aku pindahkan ke depan" ujar Taehyung sementara Kookie hanya berdiri terap di tempatnya bingung.

"Kenapa Kookie?" tanya Taehyung menyadari adiknya bingung.

"Uti ditini papain?" tanya Kookie.

"Loh? Kok pikun sih! Kita mau beli layangan" ujar Taehyung. Membuka pintu mobilnya dan membiarkan Kookie masuk lewat pintu kemudi.

Tak makan waktu lama, mereka sudah sampai di sebuah toko mainan besar. Taehyung sengaja membawa Kookie kesini, karena ia juga begitu penasaran dengan isi toko mainan super lengkap tersebut.

"Kookie mau yang mana?" tanya Taehyung yang telah sampai di depan rak berisi berbagai macam jenis layangan.

"Uwaaaaaaa" si kecil tak menjawab. Matanya berbinar melihat beragamnya layangan yang terpajang disana. Bahkan beberapa lebih bagus dari yang ia lihat di tv.

Anak itu terus berlari kesana-kemari. Menimbang matang-matang layangan mana yang akan melayang indah di atas halaman rumah. Dan Taehyung dengan senang hati menunggunya.

"Ini Aka! Tama Ini!" ujar Kookie akhirnya. Taehyung mengangguk. Ia juga membeli satu layangan bermodel singa karena Taehyung juga penasaran bagaimana cara menerbangkannya. Ya, Taehyung tidak pernah bermain layangan sebelumnya. Setelah membayar, mereka pun pulang dan Kookie dengan segera menyeret tangan paman ke halaman rumah.

"Paman, aku juga mau" ujar Taehyung seraya memegang benang dan layangan miliknya. Paman mengangguk. Suasananya sangat pas untuk bermain layangan.

"Lepas!"

Seru Paman saat menemukan arah angin yang pas. Kookie pun melompat dan menghempaskan layangannya. Kemudian bertepuk tangan heboh saat layangan berwarna birunya mulai menghias langit Korea.

Bagaimana dengan Taehyung? Ya. Ia juga berhasil dan tampak begitu asyik menarik ulur benangnya. Layangannya tak kalah keren dengan milik Kookie. Tampak besar dan gagah di langit.

"Kookie mau pegang?" tawar Paman. Kookie mengangguk ragu. I takut mengacaukan suasana, namun senyuman Taehyung dan Paman membuatnya menggampiri Paman perlahan.

"Tarik Kookie!" ujar Paman yang ikut asyik dengan dunia mereka bertiga.

Kookie tampak antusias. Begitu pula dengan Taehyung yang terus menerbangkan layangannya semakin tinggi.

"Tuan Taehyung sudah jago!" puji Paman membuat Taehyung tertawa malu namun tetap fokus dengan layangannya. Sesekali menggendong Kookie untuk memainkan layangan miliknya. Kecupan-kecupan hangat ia hadiahkan pada si bulat yang tampak amat bahagia.

Suasana begitu hangat. Angin sepoi sepoi dan langit jingga tak lupa dengan tawa menghiasi rumah keluarga Kim. Meski tanpa Papa dan Mama, serta tidak ada Kak Seokjin, Taehyung sangat bersyukur bisa mendengar tawa puas Kookie.

"Kookie bahagia?" tanya Taehyung.

"Iya! Iya!" seru Kookie sebelum kembali menatap indahnya langit di sore itu.

Well, Hello Kookie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang