KAKAK TERBAIK

9.3K 798 13
                                    


Rumah langsung sepi setelah Taehyung mengantar Mama, Papa dan Seokjin sampai di depan gerbang. Kini hanya ada dirinya, pembantunya, dan siapa lagi kalau bukan sang adik.

Taehyung kini duduk di depan TV malas. Sesekali melirik sang adik yang berjongkok di depan tralis kolam ikan.

Ya, sejak Kookie datang ke rumah, semua daerah rawan diberi tralis pembatas oleh Papa. Seperti kolam ikan, kolam renang, tangga, dan dapur. Bayi umur 2 tahun diprediksi menjadi bayi yang sedang sangat ingin tahu. Dan benar saja, Kookie memang suka mengitari rumah dan bermain dengan hal apapun yang ditemuinya.

Seperti saat ini, si kecil sibuk memancing dengan pancingan mainan yang di masukkan ke dalam kolam melalui sela-sela tralis pembatas. Ia diam menunggu layaknya orang dewasa yang tengah memancing di sebuah kolam besar.

"Bodoh, mau sampai tua juga tidak akan ada ikan yang menyangkut" hardik Taehyung dalam hati sebelum akhirnya kembali fokus ke acara televisi.

—-
"Adik Kookie kita cuci-cuci lalu tidur, yuk?" ujar Bibi menghampiri Kookie yang masih sibuk memancing.

"Itan Uti..."  ujar Kookie seraya memandang bibi dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca membuat bibi gemas.

"Sekarang kita tidur dulu, Nanti sore kita memancing lagi, bagaimana? Ikannya juga mau tidur, dek" ujar Bibi dengan sedikit bumbu-bumbu imajinasi di luar batas

"Uti utu" cicit Kookie setelah berada dalam gendongan bibi untuk pergi ke kamar mandi. Sebenarnya bisa-bisa saja ia jalan sendiri ke kar mandi. Namun bibi tidak ingin membuang waktu dengan membiarkan kaki kaki kecil itu berjalan sendiri ke kamar mandi.

"Iya adik, nanti Bibi buatkan susu yang paling enak untuk Kookie" ujar Bibi membuat Kookie bersorak kecil.

"Dia sudah tidur, Bi?" ujar Taehyung saat bibi keluar dari kamar bayi bernuansa biru itu. Suasana rumah menjadi semakin sepi karena bayi penggumamnya sedang tidur.

"Sudah Tuan, Tuan mau makan siang apa?" tanya Bibi. Taehyung mengendikkan pundaknya sembari beranjak dari sofa. Ia bukan pemilih makanan. Apasaja yang di masak Bibi pasti akan dilahap habis oleh Taehyung.

Kini, Taehyung berdiri di depan kamar baru itu. Kamar itu dibuka lebar-lebar, dan pemiliknya sedang tidur di ranjang yang pinggirnya juga di beri tralis. Taehyung terkadang sampai bingung sendiri dengan rumahnya. Lama-lama susah dibedakan, rumah dengan penjara.

"Dasar bayi"

ucap Taehyung saat melihat Kookie yang tidur meringkuk dengan jempolnya yang diisap. Sementara dot susunya yang sudah habis berada di kakinya. Taehyung menatap lamat-lamat wajah bulat itu. Semakin dilihat, Taehyung merasa manusia kecil itu semakin mirip dengannya.

Taehyung menjadi berpikir kembali. Benar kata Seokjin. Kookie memang tak memiliki kesalahan apapun, ini kesalahannya sendiri terlalu overthinking. Bahkan Seokjin tak kehilangan kasih sayang Mama dan Papa saat Taehyung lahir, keduanya mendapat cinta dengan porsi yang sama.

Taehyung meruntuki kembali sifat kekanakannya. Mama dan papa orangtua yang profesional, sudah jelas anak kecil membutuhkan penanganan lebih. Dulu Taehyung juga begitu dan Seokjin dengan berbesar hati membantu Mama mendampingi pertumbuhan Taehyung. Seokjin tak pernah menyakitinya, Seokjin tak pernah berusaha untuk membuat Taehyung menangis. Justru sebaliknya, Seokjin selalu berteriak bahwa ia akan menjadi kakak terbaik untuk Taehyung. Dan seharusnya Taehyung belajar dari sana. Menjadi yang lebih baik dari Seokjin untuk melindungi Kookie, menghilangkan pengalaman pahitnya yang membuatnya trauma, merengkuhnya dan membisikkan kata penuh cinta bahwa kedepannya si kecil keluarga Kim hanya perlu berbahagia.

"Kakak?"

"Kakak sedang sibuk, Kim. Ada apa? Kau membuat masalah lagi?"

"Kak, aku sadar selama ini Kakak benar. Aku terlalu overthinking dan naif untuk mengakui bahwa aku sekarang seorang Kakak. Aku akan berubah menjadi Kakak terbaik untuk Kookie, seperti dulu Kakak selalu mendampingiku"

"Kakak percaya, suatu saat kau pasti akan menyadarinya. Ini semua hanya masalah waktu, Tae"

Taehyung tersenyum setelah mendapat balasan dari sang Kakak. Ya, tekadnya mulai bulat. Menjadi kakak terbaik untuk adik kecilnya.

Well, Hello Kookie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang