Kini Taehyung tengah bertatap dengan lantai. Ia baru saja selesai mandi saat Papa datang. Muka Papa masam dan Taehyung berani jamin Papa marah besar."Siapa yang mengajari Tae kekerasan?" tanya Papa lagi. Mencoba menahan emosinya dan melipat tangannya di dada.
"Siapa?! Jawab Papa!!"
Taehyung terkejut bukan main. Ini pertama kalinya Papa membentaknya hingga suara Papa gaung di dalam rumah. Anak kedua itu menggigit bibirnya, badannya bergemetar ketakutan.
"Kamu sudah berjanji pada Papa untuk menjadi Kakak yang baik. Tapi dimana janjimu, Kim Taehyung? Kenapa Papa harus jauh-jauh pulang dari London dan mendapati bayi Papa celaka karena kakaknya sendiri?!" ujar Papa berapi-api.
"Kakak minta maaf, Pa" gumam Taehyung.
"Tidak ada Kakak lagi, Tae! Kamu kehilangan kepercayaan Papa untuk menjadi kakak Kookie. Tidak perlu membiasakan diri dengan panggilan itu, hati Papa sakit" ujar Papa seraya membelakangi Taehyung. Mendengar itu, Taehyung pun mulai maju dan memohon dengan memegang lengan Papa.
"Papa, Tae minta maaf, Pa. Tae kalap, Pa. Tae minta maaf" ujar Taehyung mulai menangis.
"Kenapa minta maafnya harus menunggu Papa pulang dulu? Dari awal kamu kemana saja?"
"Kembali ke kamar dan kemasi barangmu. Papa harus membawamu pergi" ujar Papa.
"Tidak,Pa! Tae minta maaf, jangan usir Tae, Pa! Tae mohon" ujar Taehyung mulai terisak.
"Cepat, Tae! Atau perlu Papa yang ambilkan?!" ujar Papa seraya berjalan cepat ke kamar Taehyung. Sementara Taehyung menangis memohon dibelakang Papa layaknya anak kecil.
"Da! Da!"
si kecil terus saja rewel membuat Seokjin dan Mama kerepotan. Tidak mau makan, tidak mau minum susu, tidak mau obat, hanya mau di gendong Mama saja.
"Sama Kakak, ya? Mama lelah" ujar Seokjin seraya membuka tangannya. Namun Kookie hanya menggeleng dengan matanya yang berair.
"Kita makan pisang,yuk? Kookie suka pisang,kan?" bujuk Mama dan Kookie menggeleng.
"Nanti perut Kookie sakit, bunyi-bunyi. Kasihan perutnya" ujar Mama seraya mengelus perut Kookie.
"Lihat pipi Kookie sudah tidak gendut lagi" ujar Mama membawanya ke depan cermin.
"Ni Uti? Ama?" ujar Kookie lirih saat melihat pantulan dirinya di depan kaca.
"Iya sayang, Kookie baru pertamakali lihat kaca, hm?" ujar Mama dan Kookie mengangguk. Miris sekali karena anaknya tidak tahu mengenai banyak hal.
"Ma" ujar Seokjin pada Mama yang masih menggendong Kookie di depan cermin.
"Ya sayang? Kakak mau apa?" tanya Mama. Setua apapun Seokjin, ia tetap anak kecil di mata Mama.
Seokjin menggeleng.
"Kira-kira apa yang Papa dan Taehyung lakukan dirumah, Ma?" tanya Seokjin. Mama menghela nafas. Ia sendiri masih kecewa kepada anaknya, namun ia tidak berani membayangkan hukuman apa yang akan diberikan sang suami kepada Taehyung. Mengingat sebelum pergi Papa meminta izin untuk bertindak tegas pada Taehyung.
"Mama tidak tahu, sayang. Tapi Mama yakin, Papa bertindak sesuai porsinya. Kakak tenang saja, okay?" ujar Mama.
"Tidak perlu menangis, Tae" ujar Papa yang kini tengah menyetir dengan Taehyung yang terus menerus menangis disampingnya.
"Aku minta maaf Pa, aku salah Pa" ujar Taehyung memohon lagi. Matanya merah dan membengkak karena terlalu banyak menangis.
"Hm" gumam Papa.
"Kamu harus merasakan secara langsung, Tae. Bagaimana rasanya jauh dari keluarga. Bagaimana rasanya tidak ada yang membelamu saat disudutkan. Papa salah terlalu memanjakanmu selama ini. Ternyata anak Papa kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap saudaranya sendiri" ujar Papa.
"Kamu tahu apa yang sudah kamu perbuat? Kaki Kookie harus dijahit, Tae. Tangan kirinya terkilir dan patah, jaringannya terluka dan proses penyembuhannya akan memakan waktu. Suhu badannya tinggi. Kookie selalu kesakitan dan Papa tidak bisa berbuat apapun. Harusnya kamu paham kenapa Papa bisa sekecewa ini" ujar Papa bertubi-tubi menghantam hati Taehyung. Kepalanya semakin menunduk. Hatinya sakit, penyesalan baru datang pagi ini.
"Turun disini, Tae. Renungkan kesalahanmu dan belajar dari sana, kembali saat pribadimu sudah kembali bersih" ujar Papa yang tiba-tiba menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Taehyung menoleh ke arah jendela. Papa berhenti tepat didepan sebuah jalan setapak yang menuju gedung tua yang hanya terlihat atapnya karena tertutup pohon-pohon besar. Ia bergidik ngeri, dari semua tempat di Korea, bagaimana bisa Papa menemukan bangunan seperti itu? Apa nasibnya di keluarga Kim kini benar-benar hancur?
"Cepat turun, Tae!" ujar Papa seraya memberikan tas milik Tae berisi beberapa pakaiannya.
"Pa.. T-tapi" ujar Taehyung memelas. Ia benar-benar tidak ingin dibuang seperti ini. Namun Papa hanya menatapnya nyalang.
"Baik, Pa. Tae pergi. Sampaikan maaf Tae kepada Mama dan Kak Seokjin. Dan untuk Kookie, Tae benar-benar meminta maaf, Pa. Tae sangat menyesal" ujar Taehyung sebelum membuka pintu mobil. Papa hanya diam seraya memandang ke depan.
CIIIT
Tanpa ada tatapan atau salam perpisahan lagi, Papa segera menginjak gasnya. Meninggalkan Taehyung yang masih menatap mobil itu dengan tatapan nanarnya hingga mobil tersebut menghilang.
"Maaf.. Maafkan Papa, Nak. Papa masih terlalu kecewa dengan sifat Tae.." batin Papa.
"Apa?! Sayang bukankah itu keterlaluan?!"
"....."
"Bawa dia kembali, Sayang. Itu bukan pilihan yang bijak"
".........."
"H-halo?! Sayang? Papa?!"
Seokjin yang saat itu tertidur tiba-tiba terbangun mendengar suara Mama yang tampak ribut di telepon. Ia hanya diam mendengarkan. Sangat jarang sekali Mama berbicara dengan nada tinggi dengan Papa. Dan itu membuat Seokjin menerka-nerka. Apakah Taehyung dibuang? Dibawa ke tempat terpencil? Di rawat di rumah psikologi? Kasihan juga adiknya bila harus di kucilkan di tempat-tempat seperti itu. Terlepas dari ia melakukan kesalahan yang besar, Taehyung tetap adik Seokjin. Dan selamanya akan begitu.
"Mama? Ada apa?" ujar Seokjin berpura-pura baru terbangun ketika Mama baru saja menutup telepon.
"Papa.. Sepertinya Papa terlalu tegas, Kak" ujar Mama. Duduk di sisi ranjang bayi yang masih tertidur. Tangan kirinya menumpu Dahinya dan Tangan Kanannya mengelus tangan Kookie. Air mukanya tampak stress dan luar biasa lelah.
"Maksudnya bagaimana, Ma?" tanya Seokjin.
"Papa membawa Tae ke panti asuhan di sisi Seoul"
"MWO?!"
_______________________
Halo guys! Terimakasih sudah rajin ngevote cerita aku, aku senang banget! Even we are in the first rank for #babykookie story in Wattpad! Big applause to us! 👊Vote dan komen kalian bikin aku semangat untuk continue work ini! I really love you guys, although this story really far from good, you guys still chose to keep supporting me! Thankyou again!
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, Hello Kookie!
FanfictionKim Kookie, Bayi berusia dua tahun yang baru saja kembali ke tengah-tengah keluarga Kim setelah di 'titipkan' di sebuah penitipan yang ternyata bermasalah. Kembalinya si bungsu ternyata kurang mendapat kesan baik bagi Kakaknya. Berbagai masalah mula...