"ADEK!!""Uti etim!"
"Etim"
"Etim Aka!"
"ADEK BERHENTI!"
"ADEK!"
Taehyung terbangun dengan keringat dingin disekujur tubuhnya. Mukanya sangat pucat dan suhu tubuhnya tinggi. Ini baru tiga malam tidur di panti asuhan dan badan Taehyung sudah menolak tempat ini mentah-mentah.
Ya, setelah mobil Papa menghilang dari matanya, Taehyung memutuskan untuk melanjutkan perjalannnya. Menelusuri jalanan kecil dengan rerumputan tinggi disampingnya. Hingga Taehyung sampai di depan gerbang sebuah bangunan tua yang bertuliskan Panti Asuhan.
"Aku? Tinggal disini?!"
Matanya membelalak saat seorang Ibu-Ibu Tua menyapanya. Ibu tersebut juga menunjukkan kamarnya yang jauh dari kata mewah. Kamar sempit dengan tembok kusam, sarang laba-laba disudut ruangan, dipan kayu, meja belajar tua dan kursi plastik kotor.
"Tidak semua sisi Korea berupa gedung tinggi dengan fasilitas bintang lima, Tuan.."
"Taehyung. Panggil aku Taehyung"
"Ya, Tuan Taehyung"
"Etim" ujar Kookie saat ditanya apa yang ia ingin makan hari ini.
"Hmm.. No no. Kookie kan baru saja sembuh" ujar Seokjin yang memangku si kecil.
"Da etim?" tanya Kookie. Dan Seokjin menggeleng lembut.
"Nanti kalau sudah pulang, sudah lepas dari Infus baru makan es krim" ujar Seokjin. Namun kini Kookie yang menggeleng.
"Etim! Aka Tae! Uti! Etim" ujar Kookie tiba-tiba. Mengingatkan Seokjin saat ia tahu Taehyung membawa Kookie ke kedai es krim.
"Kookie pergi makan es krim dengan Tae?" tanya Seokjin. Kookie mengangguk semangat.
"Etim! Aka Tae! Etim!" ujar Kookie bersemangat. Seokjin menatap sendu si kecil. Bahkan setelah disakiti berkali-kali, Kookie tetap mengingat Taehyung. Seolah melupakan bahwa Taehyung punya sisi buruk untuk hidupnya.
"Yasudah nanti kita beli es krim" ujar Seokjin. Namun Kookie masih menggeleng.
"Da! Aka Tae! Etim! Aka Tae!" ujar Kookie.
"Kakak Tae kan sudah nakal sama Kookie" ujar Seokjin seraya mengelus rambut tipis Kookie.
"Sudah buat tangan Kookie seperti ini" ujar Seokjin lagi.
"Da! Aka Tae! Aka Tae!" ujar Kookie sebelum akhirnya menangis.
"Kakak? Kookie kenapa sayang?" tanya Mama yang baru saja mengurus administrasi rumah sakit.
"Tantrum, Ma" jawab Seokjin pendek.
"Uti! Etim! Aka Tae etim! Ama Etim!" ujar Kookie menangis keras.
"Aka Tae! Ama!" ujar Kookie sesenggukan.
"Kakak Tae dirumah, sayang.." ujar Mama yang kini menggendong Kookie.
"Aka Tae huuu" tangis Kookie sebelum menggulaikan kepalanya ke pundak Mama.
Si bungsu keluarga Kim mendadak sakit lagi. Ia demam tinggi dan terus menangis menyebut Taehyung membuat keluarga panik. Ia terud merengek sepanjang malam. Tidak bisa tidur dan kepalanya sakit. Mama dan Seokjin kewalahan hingga akhirnya Mama memutuskan untuk membawa Taehyung ke rumah sakit. Meski awalnya mendapat kecaman dari Papa dan Seokjin. Karena Mama tahu, si Bungsu ini kembali sakit karena rindu Kakak keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, Hello Kookie!
FanfictionKim Kookie, Bayi berusia dua tahun yang baru saja kembali ke tengah-tengah keluarga Kim setelah di 'titipkan' di sebuah penitipan yang ternyata bermasalah. Kembalinya si bungsu ternyata kurang mendapat kesan baik bagi Kakaknya. Berbagai masalah mula...