IKUT KAKAK TAE!

9.9K 719 18
                                    


"Wohoo bapak Kookie rajin sekali pagi-pagi sudah memancing" ujar Papa yang baru saja keluar dari kamar mandi. Melihat buntalnya sedang sibuk bermain dengan pancing mainannya di depan tralis kolam ikan.

"Sudah dapat ikan berapa, Pak?" tanya Papa iseng.

"Banak ini ada lima" ujar Kookie asal seraya menunjuk ikan mainannya yang ternyata lebih banyak dari ucapnya, tujuh.

"Boleh digoreng Mama tidak?" tanya Mama seraya memberi Kookie botol susu.

"Oleh Ama" ujar Kookie seraya mengangguk-angguk gemas.

"Huh anak Papa baik sekali" ujar Papa tak tahan untuk tidak menciumnya.

"Sini minum susunya di sofa saja, kita tunggu sarapan Mama" ujar Papa seraya membuka lengannya dan Kookie dengan senang hati berada dalam gendongan Papa.


"Loh loh, Rajin sekali buntelnya Kakak sudah mandi,hum?" ujar Jin yang baru saja turun dari lantai dua dengan piamanya. Khas sekali dengan gaya orang baru tidur.

"Aka bau" ujar Kookie seraya menjepit hidung kecilnya dengan raut wajah yang dibuat-buat.

"Kakak peluk Kookie, biar Kookie ikut bau" goda Seokjin berjalan menuju tempat Kookie berbaring.

"Kakak ayo bayinya jangan diledek dulu masih pagi" ujar Mama dari dapur membut Seokjin menghentikan aksinya.

"Huh payah, bayi buntel banyak sekali yang membela" ujar Seokjin seraya menjulurkan lidahnya ke Kookie dan dibales Kookie yang tampak mengeratkan giginya menahan kesal membuat Seokjin tertawa.

"Ayo sarapan, Mama sudah siapkan semua" ujar Mama akhirnya. Semua pun segera menuju meja makan. Tak lupa si buntel yang akhirnya diangkut Papa agar tidak ketinggalan rombongan.

Kookie di dudukkan di kursi bayinya. Lantas sebelum Papa bahkan duduk, Kookie merengek.

"Uti amu duduk dititu juga" ujar Kookie menunjuk bangku orang dewasa. Si kecil ini ternyata ingin duduk di bangku yang sama seperti keluarganya.

"Kookie kan masih kecil, kalau duduk di tempat Papa, nanti tidak bisa lihat meja makan" ujar Papa.

"Uti damau ditini, da" ujar Kookie membuat Papa menyerah. Melepas sabuk pengaman babyseat dan menggendong Kookie turun dari sana.



"Hahaha" Seokjin tertawa kencang kala Kookie duduk di kursi dan hanya terlihat pucuk kepalanya dari meja makan.

"Aka da tawa! Da" ujar Kookie nyaris menangis sebelum Papa akhirnya menggendong dan menenangkan Bayi buntal.

"Kookie duduk di kursi Kookie dulu, Okay? Nanti kalau sudah sedikit tinggi duduknya sama Papa sama Kakak" ujar Papa seraya menepuk-tepuk punggung Kookie. Kookie pun akhirnya mengangguk meski bibirnya maju beberapa mili.

"Hehe, Kakak minta maaf ya Kookie" ujar Seokjin seraya mengusap pipi Kookie. Bagaimana pun, mental Kookie masih tidak bagus. Membuat Kookie menangis sama saja melempar boomerang bagi Seokjin.

"Ada apa sih, ribut sekali" ujar Taehyung yang baru saja sampai di ruang makan dengan dandanan santainya.

"Mau kemana, Nak? Sudah rapih" ujar Papa.

"Mau pergi ke agensi sebentar Pa, ada dubbing. Tadi sudah bilang Mama" ujar Taehyung seraya duduk dan melirik buntelnya yang hanya menatapnya tanpa berkedip. Taehyung hapal sekali dengan arti tatapan itu.


"Uti amu itut Aka Tae, Iya? Iya?" ujar Kookie lirih. Takut-takut kalau tidak boleh.

"Oke, Kookie ikut Kakak hari ini" ujar Taehyung cepat sebelum Mama bahkan membuka mulutnya.

Well, Hello Kookie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang