KESADARAN

11.2K 759 40
                                    



"Apa Kakak tidak dibutuhkan lagi disini?"

Seokjin mengeluh kesal. Pasalnya sejak Taehyung datang, Si bungsu terus saja ingin menempel dengan kakak keduanya. Bahkan merengek dan mengamuk saat Taehyung harus diperiksa karena suhu tubuhnya yang panas.

"Nanti Adek ikut sakit kalau dekat-dekat Kakak" ujar Taehyung mencoba menenangkan saat dirinya tengah diambil darah.

"Da atit! Da! Huu" gumam Kookie dalam gendongan Seokjin.

"Iya sebentar ya, Dek. Habis ini sama Kakak lagi" hibur Taehyung. Walaupun kepalanya sakit dan badannya terasa pegal-pegal, namun rasa rindunya dengan versi kecil dirinya merubah semuanya.

"Kakak Tae ada apanya sih? Bisa lengket seperti itu?" ujar Mama seraya memberikan Taehyung segelas ramuan herbal hangat agar suhu tubuhnya menurun. Kepalanya menggeleng kecil melihat Kookie yang nampak tenang setelah kembali dipangku oleh sang Kakak. Tangannya mengerat pada kaos Taehyung, tidak ingin ditinggal lagi.

"Kakak rindu sekali dengan Adek" gumam Taehyung seraya mengusap-usap rambut Kookie. Matanya terus menatap sang adik yang menatapnya dengan tatapan sayunya.

"Popo dulu" ujar Taehyung. Merunduk dan mencium bibir kecil Kookie.

"Aka Tae" gumam Kookie semakin manja dengan Taehyung. Si kecil sudah mengantuk namun tidak mau dipisahkan dengan Taehyung.

"Adek, Kakaknya sakit. Kakak tidur dulu, Kookie juga masih sakit. Kookie tidur sama Mama, ya?" ujar Mama hendak mengambil Kookie dari pangkuan Taehyung. Namun Kookie menggeleng keras.

"Da! Uti aka Tae! Tama Aka Tae!" ujar Kookie.

"Kalau tidur sama-sama, kan tidak muat, Kookie. Besok Kakak datang lagi, Hm?" ujar Taehyung sebelum mencium pipi Kookie.

"Da! Uti bobona tecil! Muat!" ujar Kookie membuat Taehyung, Seokjin dan Mama tertawa.

"Yasudah, Kakak tunggu Kookie tidur, okay?" ujar Taehyung. Berdiri dan menggendong adiknya. Telaten seperti bagaimana Mama menggendong Kookie.

"Etim? iya? Iya?" ujar Kookie lamat-lamat. Mata ya hampir terpejam sempurna tetapi mulut kecilnya terus bergumam ini itu.

"Kookie mau es krim strawberry lagi?" tanya Taehyung. Kookie mengangguk dalam gendongan Taehyung.

"Artinya Kookie harus tidur, istirahat yang banyak biar cepat sembuh. Tidak rewel, menurut kata-kata Mama. Habis itu kita beli es krim yang banyak! Sampai pipi Kookie jadi bulat seperti bola" ujar Taehyung dengan kata-kata manisnya. Membuat Mama dan Seokjin terharu.

"Sudah, tidur ya.. Badan Kookie masih panas" ujar Taehyung yang terus menimang adiknya hingga perlahan si bungsu mengarungi alam mimpinya.


"Jangan sekarang, Pa. Tae sedang sakit dan belum istirahat" ujar Seokjin. Menahan tangan Papa yang hendak menghampiri Taehyung yang baru saja terduduk setelah menidurkan sang adik. Anak itu duduk seraya memegangi kepalanya. Membuat Papa menghela nafas.

"Kepalamu sakit, Tae?" tanya Papa. Dan Taehyung hanya mengangguk sekenanya.

"Tidurlah-" ucap Mama terputus.

"Pulanglah ke rumah" sergah Papa.

"Sendiri" lanjut Papa. Mama mengernyit, apa yang ada dipikiran suaminya? Ini sudah malam dan anaknya demam tinggi.

"Kakak akan mengantar Tae" ujar Seokjin seraya berdiri.

"Papa bilang sendiri, Kakak dengar?" ujar Papa meninggi. Sedangkan Taehyung hanya menunduk takut.

"Papa mau lihat Tae pingsan dipinggir jalan? Mati kedinginan , Begitu?" ujar Seokjin.

"Taehyung mungkin jahat, Tapi Papa lebih jahat" ujar Seokjin. Berdiri dan menyeret tangan Taehyung keluar dari kamar rawat itu.



Well, Hello Kookie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang