"Uti pelutna endut" celoteh Kookie memecah keheningan. Tangan kecilnya mengusap perut buncitnya yang menggemaskan."Iya, Kookoo makannya banyak,ya" ujar Hobi dengan senang hati masih menyuapkan nugget ke mulut kecil itu.
"Talo Utina endut, Utina tampan da?" tanya Kookie lagi.
"Kookie sangat tampan, Kakak kalah. Kakak Seokjin kalah, Kakak Tae juga kalah" ujar Hobi.
"Aka Ungi kalah, Da?" tanya Kookie lagi membuat Yoongi yang berbaring tak jauh dari sofa terkekeh. Pembicaraan dengan Kookie selalu terdengar asyik dan menggemaskan.
"Kakak Yoongi tentu kalah, Kookoo bayi tertampan di dunia" bubuh Yoongi disambut sorakan Kookie.
"Makannya yang pintar,ya?" pesan Yoongi.
"Iya! Iya!" Sahut Kookie semangat sebelum membuka mulutnya untuk sebuah potongan kecil nugget yang disuapi Hobi.
Ya, hari ini bocah kecil itu terpaksa di titipkan di asrama BTS karena Taehyung memiliki jadwal pribadi dan Seokjin yang tengah memiliki jadwal rutin konsultasi yang padat. Seokjin dan Taehyung berulang kali meminta maaf sebab mengganggu waktu istirahat Anggota BTS. Namun berulang kali juga anggota mengelak dengan mengatakan bahwa senang dengan kedatangan Kookie di asrama mereka.
Benar saja, Hoseok bahkan dengan senang hati berbelanja ke supermarket dan memasak makanan lezat untuk si gendut. Namjoon dengan itikad yang berbeda membawa mainan dan boneka untuk sepupunya agar tidak mudah bosan.
Bahkan Anggota yang biasanya mengurung diri di kamar, kini memilih berbaring di sekitar Kookie. Tak jarang membubuhi ciuman penuh sayang secara tiba-tiba di Pipi makhluk kecil yang selalu sibuk dengan mainan disekitarnya.
"Eh,eh" gumam Jimin tiba-tiba membuat yang lain menoleh. Mengikuti arah pandang Jimin yang tentu saja menuju si buntal.
"Kookoo mengantuk,ya?" ujar Jimin kala si kecil tampak terantuk-antuk di sofa dengan mainan di sekelilingnya.
"Da antuk, Uti da" elak Kookie. Namun matanya tak bisa berbohong. Bahkan untuk berkedip pun terlihat sangat sulit. Jimin dan yang lain tentu saja dibuat terkikik geli. Omongan dan perilaku yang ditunjukkan Kookie sangat berlawanan. Si gembul ini memang terlampau menggemaskan.
"Tidur sama Kakak,ya?" ujar Namjoon seraya mengangkat bayi itu kedalam gendongannya. Dengan lihai, Namjoon berjalan kesana kemari seraya mengusap kepala Kookie dengan lembut.
Terkadang Kookie masih merengek dan berkata Ia tidak mengantuk dengan suara lirihnya. Ingat, dalam keadaan mata terpejam dan kepala terkulai di pundak bidang Namjoon. Dan Namjoon hanya mengiyakan saja agar Sepupu kecilnya lebih tenang.
"Utina tayang Aka Ajun..." bibir itu sempat bergumam lagi walau matanya sudah tertutup rapat. Namjoon jelas saja tidak bisa menahan senyumnya. Pria waras mana yang mampu tak bereaksi kala anak yang di gendong tiba-tiba menyatakan rasa sayang kepadanya.
Chuu
Namjoon tidak tahan untuk tidak mencium kening Si buntal cukup lama setelah akhirnya Ia membaringkan Kookie di ranjangnya. Tak lupa Namjoon menarik selimut hingga ke batas dada Kookie. Ia benar-benar memastikan adik sepupunya tidur dalam posisi terbaiknya.
"Hoo sudah K.O, ya?" bisik Jimin lirih seraya membawa botol susu hangat milik Kookie. Namjoon mengangguk cepat sebelum kemudian memandangi wajah polos itu kembali. Detik kemudian, mendekatkan boneka kelinci dan kura-kura kesayangan Kookie ke samping tubuh Kookie.
"Katanya tidak mengantuk,huh" tawa Jimin seraya secara perlahan memasukkan botol susu kedalam mulut kecil itu dan tentu saja segera dihisap rakus olehnya.
Hari berlalu cepat, Kookie dan yang lain sudah siap di kursi makan. Makanan yang tersaji cukup berbeda malam ini. Lebih ramah balita, begitu kata Hoseok. Tak ada makanan pedas di atas meja makan. Hoseok dan Namjoon hanya memesan makanan yang mereka harap si buntal akan menyukainya.
"Bayinya Kakak mau makan pakai apa?" tanya Jimin seraya mengusap rambut si bayi dengan lembut.
"Yayam,ya, Aka? " ujar Kookie lirih. Masih malu-malu meminta sesuatu ke teman-teman Kakaknya.
"Okay, Kakak suapi ,ya?" ujar Jimin dan Kookie mengangguk riang. Acara makan adalah kesukaannya dan semua orang menyadari itu. Perut buncit itu adalah bukti yang tidak bisa dielak bahwa si Bayi di nomor satukan oleh semua orang, namun dirinya sendiri menomor satukan makanan diatas apapun. Dan es krim strawberry selalu menjadi juara umum paralel setiap bulannya.
Ditengah menikmati santapan malamnya , mata bulat besar itu memperhatikan teman-teman Kakaknya yang lahap makan. Pikirannya mengudara kemana-mana hingga celotehan dari mulut kecilnya terdengar.
"Aka Obi da endut, Aka Ungi da endut, Aka Ajun da da endut, Aka Jimin da endut" ujar Kookie seraya menunjuk perut semua Kakaknya.Yoongi tak tahan untuk tak tertawa dibuatnya. Begitu pula dengan yang lain.
"Memang kenapa, Koo?" tanya Yoongi kemudian.
"Uti endut, jelek" ujar Kookie murung seraya memandangi perutnya.
"Kookie tidak jelek,Kok. Lihat! Perut Kakak lebih besar dari Kookie. Perut Kookie hanya sebesar ini, perut Kakak sangat besar" ujar Jimin seraya membandingkan dengan menaruh telapak tangannya di perut Kookie, kemudian menaruhnya di perutnya sendiri.
"Coba Kookie bandingkan dengan tangan Kookie" ujar Jimin kemudian. Kookie menurut. Ia menaruh tangan kecilnya di perutnya, kemudian di perut Jimin.
"Nih, coba di perut Kakak juga" ujar Namjoon seraya duduk menghadap si buntal.
"Uti da jelek,Aka? Iya? Iya?" tanya Kookie.
"Iya sayang, tak ada sedikit pun bagian dari tubuh Kookie yang bisa dibilang jelek" ujar Hobi disusul anggukan yang lain.
"Imaacih Aka" ujar Kookie dengan semburat kemerahan muncul di pucuk pipi tembamnya.
"Huuu Kookie gemas sekali,sih" ujar Jimin seraya mengecup pipi Si Buntal.
"Halo, Jimin! Maaf aku baru bisa menelepon. Apa semuanya baik? Apa Kookie membuat masalah?" ujar Seokjin dalam telepon.
"Tidak, Kak. Semua Baik-baik saja. Kookie selalu bersikap sangat manis" ujar Jimin.
"Dia terus menyinggung tentang perutnya dan membandingkan dengan perut kita semua" bubuhnya.
"Ah memang sepertinya Kookie sedang hobi membandingkan yang dimilikinya dengan orang lain" desah Seokjin.
"Minggu lalu Kookie menangis karena gigi Taehyung lebih banyak dan lebih besar dari miliknya" ujar Seokjin lagi.
"Kami dibuat bingung setengah mati karena Kookie merengek ingin membeli gigi di malam hari. Anak ini benar-benar" tawa Seokjin disusul tawa yang lain mendengar cerita Seokjin melalui fitur loadspeaker.
"Akaaa! Akaaa ini Uti!" teriak Kookie seraya berlari ke pangkuan Jimin dengan berbagai mainannya.
"Kookie mainannya banyak sekali" ujar Seokjin yang melihat beberapa mainan yang tampak baru tengah digenggam oleh si buntal.
"Ini Aka Obi beli, Ini aka Ajun, Ini Aka obi, Ini Aka Obi , Ini Aka Obi" celoteh Kookie yang membuat semua merasa gemas tak terkira.
"Sudah bilang terimakasih belum?" ujar Seokjin yang ikut tertawa dengan tingkah si buntal.
"Udah Aka" ujar Kookie.
"Bagus, Kookie pintar! Besok Kakak jemput. Tidurnya jangan tindih-tindih,ya? Nanti Kakak Jimin tidak bisa tidur, keberatan" ujar Seokjin. Tak disangka, bibir Kookie mengendur dan matanya menyipit.
"Huuuuuuuuuuu"
"Kookie kenapa menangis?" ujar Jimin dan Seokjin panik.
"Utina da endut Da belat! Da!" ujar Kookie disusul tawa lirih Kakak-Kakaknya.
"Aduh buntel, Lama-lama Kakak makan ya! Gemas sekali,sih" ujar Seokjin masih dengan mode tertawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, Hello Kookie!
FanfictionKim Kookie, Bayi berusia dua tahun yang baru saja kembali ke tengah-tengah keluarga Kim setelah di 'titipkan' di sebuah penitipan yang ternyata bermasalah. Kembalinya si bungsu ternyata kurang mendapat kesan baik bagi Kakaknya. Berbagai masalah mula...