"Permisi tuan, ini makan siangnya"Bibi mengetuk pintu kamar itu perlahan. Membuyarkan lamunan Taehyung yang sedari tadi duduk di sisi ranjang Kookie dan menatapi wajah bulat yang tengah tertidur lelap.
"Kookie mirip denganku, ya, Bi? Tapi dia lebih menggemaskan"
"Diantara tuan Taehyung dan tuan Seokjin, Tuan Kookie memang mewarisi garis muka tuan Taehyung" ujar Bibi ikut menatap wajah si kecil yang sangat pendiam itu.
"Aku bodoh, ya, Bi. Malah mencelakai adikku sendiri. Padahal semua kesalahanku karena terlalu overthinking"
"Tidak apa tuan, yang terpenting Tuan Taehyung sekarang bisa menerima tuan Kookie"
"Apa aku bisa mengusap kepalanya, Bi?"
"Tuan Kookie adalah adik tuan Taehyung. Sayangi dia, peluk dia, perlakukan dia sebagaimana keluarga" ujar Bibi. Taehyung mengangguk. Menjulurkan tangannya hendak mengusap kepala Kookie.
"Tapi, aku sudah melukainya. Bahkan lebamnya masih terlihat, Bi. Aku terlalu berdosa untuk menyentuh Adik" ujar Taehyung seraya menahan tangannya dan menariknya kembali.
"Tuan Kookie menunggu untuk itu, Tuan. Untuk semua kasih sayang Tuan Taehyung. Jangan buat Tuan Kookie menunggu lebih lama" ujar Bibi sebelum pamit keluar dari kamar itu.
"Adek.." ujar Taehyung seraya memberanikan dirinya membelai rambut tipis adiknya. Ya, ini pertamakalinya memegang kepala sang adik dengan penuh rasa sayang.
"Kakak minta maaf, ya.. Kakak janji akan menjadi Kakak terbaik untuk Adek..." ujar Taehyung.
Taehyung terkejut dengan respon sang Adik. Kookie menarik tangan Taehyunh dan menyesap jempol Taehyung. Sedangkan Taehyung terkikik geli. Sirna sudah rasa bencinya, tergantikan rasa sayang kepada makhluk kecil di depannya.
"Geli, dek" gumam Taehyung. Ya, lama-lama geli juga jempolnya. Bahkan ia dapat merasakan gigi kecil dan lidah kecil adiknya.
Sore itu, kamar bayi menjadi sangat hening.
Kookie yang baru bangun terkejut melihat Taehyung yang tengah menatapnya. Kookie terdiam dan menunduk, tak berani menatap wajah sang kakak. Begitu juga dengan Taehyung. Ia terdiam, memikirkan model kata maaf seperti apa yang mudah diterima oleh anak yang baru bernafas selama 2 tahun itu.
"Mmm.. Adik Kookie.." ujar Taehyung berusaha menatap Kookie. Namun Kookie malah semakin menunduk.
"Kakak minta maaf sudah jahili Kookie, Kakak sayang sekali dengan Kookie. Kakak minta maaf, ya, Kookie" ujar Taehyung. Ia mengambil tangan kecil Kookie dan mengusap-usap telapak tangan itu. Tak lupa sesekali mencium tangan kecil itu. Berusaha membuktikan bahwa ia benar-benar merasa bersalah.
"Ini Kakak Tae, Kakaknya Kookie" ujar Taehyung berusaha menatap Kookie. Namun bocah itu tetap diam seraya memandang ke bawah.
"Kakak boleh gendong Kookie?" tanya Taehyung dan tentu saja tanpa jawaban. Perlahan Ia mengangkat tubuh gembul itu. Sementara yang di gendong hanya diam.
"Maaf sudah buat Kookie sakit, hm?" ujar Taehyung seraya mencium wajah Kookie, dan tak lupa bagian lebam di pelipis Kookie yang tak lain karena ulahnya.
"Permisi Tuan, airnya sudah siap.Tuan Kookie harus mandi sebelum malam" ujar Bibi. Taehyung menoleh dan mengangguk.
"Siapkan saja keperluan Kookie, Bi. Aku yang mandikan Adik" ujar Taehyung.
"Adik Kookie mau mandi sama Kakak, ya?" ujar Taehyung sebelum memeluk Kookie lagi.
'Kak aku benar-benar merasa bersalah. Seharusnya aku sudah menerimanya sedari dulu. Aku juga tidak mengerti, masih jelas ingatanku bagaimana bahagaianya aku menunggu Adik lahir, dan menangis keras karena akan dipisahkan dari adik yang bahkan belum bisa menatapku. Tapi kenapa semua berubah saat Kookie kembali ? Aku memperlakukannya seolah orang asing, aku tidak menyambutnya, aku menghardiknya, melukainya..
Kookie, bagaimana cara Kakak menebusnya? Bagaimana cara Kakak tidak merasa berdosa setiap kali melihat adik? Bagaimana Kakak bisa menyembuhkan sakit hati adik?'____________
"Adik mau lihat magic?"
Kini mereka berdua tengah berada di depan bathup. Taehyung membawa bathbomnya dan menaruhnya di dasar bak mandi.
"Kakak bisa mengubah airnya berwarna merah" ujar Taehyung. Kookie masih diam saja dalam gendongan Taehyung.
Taehyung membuat gerakan memutar dengan tangannya seolah-olah sedang membuat magic, seiring dengan air di bathup yang perlahan berubah menjadi berwarna merah.
Taehyung melirik sang adik dan tersenyum. Kookie memang tak berbicara satu katapun. Tapi kepalanya mendongak dan matanya membulat. Tanda bahwa ia tertarik dan terkejut dengan kejadian di depannya.
"Kakak hebat, kan?" ujar Taehyung sebelum masuk ke bathup dan duduk disana bersamaan dengan Kookie yang ia dudukkan di atas pahanya.
"Yey, Kookie mandi air merah!" ujar Taehyung seraya mengusapkan air pada tubuh Kookie.
"Tobei... (Strawberry)" ucap Kookie pelan setelah memainkan air seraya dimandikan oleh Taehyung. Taehyung senang, akhirnya Kookie mau mengucap kata pertamanya kepadanya. Walaupun bukan 'Kak Taehyung'
"Iya, bau strawberry! Kookie suka strawberry? Nanti kita beli es krim rasa strawberry, ya?" ujar Taehyung Kookie mendongak mendengar kata es krim. Mata bulat itu menatap Taehyung. dan Taehyung gugup menatap balik mata itu. Ya, ini pertamakalinya mereka bertatap-tatapan sedekat itu.
"Es tim?" ujar Kookie dengan mata berbinar. Dahulu ia pernah merasakan es krim rasa strawberry saat seorang Noona datang ke pantinya dan ia ingin lagi. Hanya saja, saat itu Noona hanya datang satu kali saja untuk kegiatan sekolahnya. Namun, Kookie masih ingat rasa es krimnya.
"Iya, habis mandi kita makan es krim,ya?" ujar Taehyung.
"Iya! Iya!" ujar Kookie semangat membuat Taehyung tersenyum dan memeluknya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, Hello Kookie!
FanfictionKim Kookie, Bayi berusia dua tahun yang baru saja kembali ke tengah-tengah keluarga Kim setelah di 'titipkan' di sebuah penitipan yang ternyata bermasalah. Kembalinya si bungsu ternyata kurang mendapat kesan baik bagi Kakaknya. Berbagai masalah mula...