KEDATANGAN NAMJOON

8.7K 747 10
                                    


"Atit ini, Aka" gumam Kookie yang sedari tadi tidak bisa tidur. Badannya sakit semua, pergerakannya terbatas dan tidur pun tidak nyaman. Belum lagi dengan susunya yang tidak habis.

"Kakak gendong, ya?" ujar Seokjin seraya kembali menggendong Kookie. Tak lupa dengan selimut yang ia gunakan hingga menjuntai kebawah.

"Sini Kakak cium yang sakit, biar cepat sembuh" ujar Seokjin sebelum kembali mencium seluruh tubuh Kookie. Kemudian ia menarik kepala Kookie untuk bersandar di bahunya dan mengelus surai halus itu.

"Kookie adik Kakak yang kuat, harus cepat pulih, harus selalu sehat, harus tetap bahagia. Kookie adiknya Kakak Seokjin harus jadi orang hebat saat besar, Kakak sangat menyayangi Adik" gumam Seokjin lembut seraya bergerak kesana kemari agar Kookie dapat cepat tertidur.

"Aka Jinnie.." gumam Kookie lirih. Akhirnya, setelah dua bulan menunggu, Kookie menyebut namanya. Meski dalam keadaan setengah tidur.

"Akhirnya panggil Kakak, hmm? Kookie mau apa, sayang? Sabar ya.. Mama sedang perjalanan kesini" ujar Seokjin penuh dengan kelembutan. Kookie tak menjawab apapun. Matanya sudah terpejam dalam rengkuhan hangat Kakak tertuanya.


"Apa yang kau sembunyikan, Tae?"

"Kak N-namjoon?" gumam Taehyung terbata. Namjoon datang disaat yang sangat tidak pas. Telunjuk Taehyung bahkan masih menunjuk kening Bibi dengan tidak sopannya.

"Kau mengancam Bibi? Begitukah sikapmu saat kau sendirian dirumah?" ujar Kim Namjoon, Kakak sepupu sekaligus tangan Kanan Papa di perusahaan.

"Ani, Kakak salah paham. Ini tidak seperti yang Kakak pikirkan" ujar Taehyung gelagapan. Apakah Kak Namjoon mendengar pembicaraannya sejak awal? Sejak kapan Kak Namjoon disana? Taehyung bahkan tidak mendengar bunyi pintu yang dibuka, atau suara tapak kaki. Atau Taehyung yang tidak sadar?

"Dimana Kookie? Ayahmu bilang ia sudah kembali ke rumah" ujar Namjoon seraya berkeliling rumah membuat Taehyung gelagapan. Matanya berpendar kesana kemari dan menunjuk Bibi.

"Bibi, Kak! Tadi Bibi izin membawa Kookie keluar bersamanya namun Kookie belum kembali. Aku mengancam akan melaporkan pada Papa namun Bibi malah mengancamku balik!" ujar Taehyung bersungguh-sungguh. Namjoon mengernyit dan menghadap Bibi yang menunduk. Mungkinkah? Seorang pelayan yang sudah bertahun-tahun bekerja pada keluarga Kim melakukannya? Batin Namjoon lengkap dengan tatapan mengintimidasinya.


"Maunya tidur seperti ini saja, hm?" tanya Seokjin pada Kookie yang tidur di pelukannya. Ia terus merengek saat Seokjin ingin menaruhnya kembali ke kasur membuatnya menyerah dan berakhir layaknya induk dan anak koala.

"Atit ini Aka, ini.." gumam Kookie berat. Matanya sudah terpejam namun bibirnya masih bergerak saja.

"Uti da Aka Tae, Da!" racau Kookie membuat Seokjin semakin memeluknya erat.

"Sst.. Tidak ada apa-apa, Kookie aman bersama Kakak" ujar Seokjin seraya membenahi selimut Kookie dan bersandar di sofa.

"Aka , Uti da nakal.. Da.." gumam Kookie dalam tidurnya. Mencoba membela diri di depan Kakak tertuanya. Entah sadar atau tidak berbicara seperti itu pada Seokjin. Namun Seokjin hanya diam seraya terus menepuk lembut punggung si bungsu.


'Tuan Taehyung meminta kami menghapus rekaman Cctv hari ini. Kami sudah menyalinnya sebelum menghapusnya, Tuan'

Seokjin menepuk keningnya sendiri. Sudah pasti ada yang tidak beres. Seokjin memang belum sempat meminta keterangan Bibi maupun Paman mengenai urutan kejadiannya. Namun dari tingkah Taehyung, sudah pasti ada yang tidak beres dan Taehung berusaha menutupinya.

"Apa yang sedang kau coba lakukan, Taehyung-ah? Kenapa harus Adik yang dikorbankan?" gumam Seokjin seraya menatap wajah kecil yang tertidur di pelukannya. Bahkan wajahnya begitu kecil dan polos. Bagaimana bisa Taehyung setega itu melukai Kookie? Setelah semua yang sudah dilalui Kookie pada tahun-tahun pertamanya menjelajah dunia?



"Apa benar, Bi?" ujar Namjoon. Duduk di ruang tengah berhadapan dengan Bibi. Dengan Taehyung disamping Namjoon yang tak berhenti memelototi sang pelayan.

Bibi tak kunjung menjawab membuat Taehyung frustasi. Takut ini tidak berjalan sebagaimana rencana yang sudah ia buat.

"Tidak, Tuan. Saya Pergi bersama Pak Song ke supermarket. Meninggalkan Tuan Kookie berdua dengan Tuan Taehyung"

Taehyung melotot. Berani sekali Bibi melawannya. Belum lagi Namjoon yang kini menatapnya gusar.

"Apa-apaan, Bi? Aku sendirian sejak sore hari! Kenapa Bibi berbohong? Sudah berapa kali Bibi berbohong seperti ini?" ujar Taehyung. Namjoon menghela nafas. Tidak ingin memulai pertengkaran. Yang jelas adalah posisi Adik sepupunya saat ini. Bahkan Namjoon belum pernah melihat Kookie secara langsung, ia hanya pernah melihatnya melalui foto yang dikirim oleh Papa.

"Lebih baik kita cek CCTV saja agar lebih jelas" ujar Namjoon bangkit dan melengang menuju satpam di luar rumah diikuti Taehyung yang nampak menunjukkan senyum jahatnya kepada Bibi.

Taehyung terlanjur jatuh pada permainan ini. Dan perannya sebagai antagonis belum bisa ia tolak sampai sekarang.

"Bagaimana bisa hilang?" ujar Namjoon terkejut. Tentu saja, rekaman Cctv yang hilang hanya hari ini. Kalau rusak, sudah pasti rekaman sebelum-sebelumnya akan terhapus juga. Dan itu semua membuat Namjoon berpikir janggal.

"Bibi pasti sudah merencanakan semuanya, Kak. Sejak awal bibi memang tidak menyukai kehadiran Kookie. Karena dianggap merepotkan" ujar Taehyung seraya melirik Bibi.

"Diam Taehyung!" ujar Namjoon kesal. Ia sedang berpikir dan Taehyung terus saja berbicara.

"Ada satu jalan untuk membuktikannya" ujar Namjoon kemudian. Bibi menatap memohon sedang Taehyung mengernyit. Jalan apa lagi?

"Supermarket jelas memiliki cctv. Kita harus cepat menemukan Kookie. Pak Song, Bibi, Taehyung ikut aku" ujar Namjoon seraya berjalan cepat ke mobilnya yang terparkir tak jauh dari posisinya sekarang. Taehyung menggulirkan matanya ke berbagai arah. Dia tak menyangka Namjoon akan sepintar itu. Tak pernah terlewat di pikiran Taehyung kalau mereka akan mencari sampai ke Supermarket. Kalau begini, Taehyung bisa hancur. Dan ia tidak bisa membiarkan ini terjadi.

"Ini sudah malam, Kak" ujar Taehyung.

"Taehyung-ah" ujar Namjoon berbalik menghadap Adik sepupunya.

"Daritadi kau terus saja berbicara, dan ini membuat Kakak Curiga. Apa kau terlibat, Kim Taehyung?"

Skak.

Namjoon berdiri tegap. Lengkap dengan suara barithone, kacamata yang bertengger indah, dan tangan yang terlipat di depan dada bidangnya kini mengintimidasi tubuh kurus yang tidak lebih tinggi darinya.

Patut di curigai, Batin Namjoon.

Well, Hello Kookie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang