[neunundvierzig]

12.9K 925 143
                                    

"Astaga Hyuung, apa yang kamu lakukan pada Hao? Aigoo anakku", Haechan mengambil Hao yang tertidur sambil telungkup di atas bantal. Menatap horor pada Mark, si oknum yang membuat anaknya tidur dengan keadaan memeluk boneka yang diberikan Jaemin.

"Kenapa? Bukankah lucu", Mark dengan wajah polosnya menatap Haechan juga Hao yang berada di gendongan Haechan.

"Lucu apanya! Mau anak mu kehabisan nafas?!", Haechan menatap Mark dengan garang. Enak saja anaknya dibuat tidur seperti gaya kodok begitu, kalau nanti Hao kehabisan nafas bagaimana? Mark orang pertama yang akan Haechan mutilasi tubuhnya.

Mark yang dimarahi sang istri hanya dapat menunduk, "maafkan aku, tidak akan mengulangi lagi"

Melihat wajah bersalah sang suami Haechan menghela nafas panjang, "yasudah dimaafkan, tapi lain kali jangan begitu, kalau Hao tidur di diatas mu iya tidak apa-apa, tapi kalai posisi tidurnya begitu jangan"

Mark mengangguk, lalu mengambil Hao kembali untuk ia gendong. Mark menatap wajah polos sang anak, "Hao-ah maafkan Daddy yaa.. tidak bisa bernafas yaa? Ulu ulu jagoan Daddy", Mark berjalan menjauh dari Haechan.

Ayah Hao itu berjalan mendekati sofa yang berada didekat jendela, duduk disana dengan Hao yang tidur diatas dadanya. Mendekap sang anak juga sesekali mengecupi kepala putra pertamanya itu.

"Hyung sekalian dijemur"

"Siapa? Anak ini? Digantung begitu?", Mark melihat Haechan dengan wajah idiotnya yang berhasil membuat sosok ayah itu mendapatkan geplakan cinta dari sang istri.

"Kan sedang ada matahari, sini Hyung duduk yang ada mataharinya"

Mark menurut pergi ke ujung sofa untuk menemui matahari pagi. Haechan yang berdiri dihadapan Mark langsung berjongkok, membuka baju si kecil agar mendapatkan sinar matahari pagi yang bagus untuk kesehatan.

Haechan berjalan menuju dapur, kemudian berbicara sedikit lantang pada suaminya itu "Hanya 10-15 menit hyung.. setelah itu Hao akan mandi"

Mark sendiri tak menjawab, sibuk memainkan jari mungil milik sang putra yang menggenggam erat jempolnya.

"Gemas sekaliii sih anak Daddy", Mark mengecupi tangan mungil itu dengan raut yang menunjukkan bahwa terlampau gemas dengan putra mereka ini.

Setelah berjemur selama 15 menit Mark menitupi tubuh Hao menggunakan baju yang tadi Haechan letakkan di lengan sofa.

"Heii jagoan ayo bangun, tidur terus yaa", Mark mengecup bibi mungil Hao yang terbuka. Menciumi putranya itu sampai kini kedua mata bulat itu mengerjap, raut wajahnya mendadak berwarna merah.

Berbeda dengan si anak, sekarang si ayah sedang dalam mode diam tak berkutik. Sebab kini bagian perutnya terasa hangat. Mark melihat kearah Hao lalu menatap kearah bagian perutnya, lalu terkekeh ketika menyadari bahwa anaknya membuang air kecil disana.

"Kamu pipis di perut Daddy hm? Astagaa anak Daddy yaa.. tidak apa-apa asal jangan buang air be-

Broot

Mark membisu ketika mendengar suara tersebut disertai dengan bau yang tak sedap. Menatap horor kearah bokong anaknya yang semok, Mark menelan ludahnya kasar.

"BABBYYYYY", Teriak Mark yang berhasil membuat Hao tersentak dan mengeluarkan tangisan yang begitu nyaring.

Haechan yang mendengar teriakan suaminya juga tangisan Hao langsung datang dengan tergopoh. Menatap khawatir pada anaknya juga sang suami yang kini sedang menatap sang anak dengan tatapan bersalahnya.

"Andwee.. maafkan Daddy yaa Hao-ah", Mark menggendong Hao yang menangis dengan kencang, mengelus punggung kecil itu yang kini tangisnya perlahan-lahan mulai mereda.

[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮  [Matahariku] || MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang