[neununddreißig]

12.2K 969 61
                                    

"Haechaniee"

"Eung?", Haechan menyahut dengan mata tertutupnya, ia tengah mengantuk sekarang. Padahal ini masih pagi sekali asal kalian tahu!

"Buka matamu", Jaemin sedikit mengguncang bahu Haechan sebab Dosen sudah berdiri tepat dihadapan mereka.

"Mengantuk sekali, tidak bisa membuka mata", memang benar Haechan rasanya tidak bisa membuka mata saat ini, efek hamil mudanya membuat ia mengantuk di pagi hari.

"Kalau begitu jangan tidur di kelas, ayo kita ke unit kesehatan", Jaemin berbisik sambil menatap kearah depan, takut-takut dosen killer itu nanti memergoki dirinya juga Haechan.

Haechan mengangguk lalu berdiri, membuat seluruh mata tertuju padanya. "Miss Jihyo Aku permisi ke unit kesehatan, badanku tidak enak"

Miss Jihyo mengangguk, "iyaa tidak apa, hamil muda memang membuat pagimu terasa berat"

Jaemin menatap kearah Jihyo sembari mebolakan matanya, wah ternyata Haechan seterkenal itu ya, sampai kabar hamilnya saja tersebar ke penjuru kampus. Padahal kan hamilnya belum besar.

Jaemin mengangguk lalu tersenyum canggung menatap Miss Jihyo, "terimakasih Miss"

Miss Jihyo hanya mengangguk, setelah kepergian keduanya perempuan cantik itu tersenyum manis. "Mereka manis sekali" tuturnya lalu menepuk tangannya. Memulai pelajaran hari ini.

Sesampainya mereka di unit kesehatan Haechan langsung menidurkan dirinya dengan nyaman di ranjang yang berada di ruangan tersebut. Jaemin yang melihat itu hanya tertawa, dasar bawaan hamil memang selalu begitu ya?

Sembari menunggui Haechan, Jaemin mendudukkan dirinya di kursi dan menyenderkan tubuhnya, mengeluarkan handphone untuk memberi kabar Jeno bahwa ia sedang berada disini sekarang. Tapi tak lama antensinya beralih kepada handphone Haechan yang berbunyi nyaring.

Jaemin dengan pelan berdiri, mengambil benda tersebut dengan gerakan hati-hati, takut mengganggu Haechan nantinya. Tersenyum tipis ketika mengetahui bahwa Mark lah yang menelpon, menekan tombol hijau tersebut disana terlihat wajah Mark yang sangat dekat dengan layar.

"Eoh Jaemin-ah.." wajah kaget Mark nampak terlihat disana. Jaemin tertawa lalu langsung menunjukkan gestur untuk diam.

"Jangan kencang-kencang bicaranya.. istrimu sedang tidur", ngucapkan hal tersebut dengan berbisik, Jaemin memutar arah kamera dan memperlihatkan Haechan yang tidur dengan sangat pulas.

"Ini masih pagi astaga", Mark nemepuk keningnya sendiri.

Jaemin tertawa lalu mengangguk, "biarkan saja, itu karena efek kehamilannya juga"

Mark mengangguk, "Jaemin-ah"

"Ndee Hyung?"

Mark tak langsung menjawab, ia tak menatap kearah kamera beberapa menit. Setelah itu barulah Mark membuka suaranya, "kalau kau ada masalah kau boleh cerita kepadaku, jika kau canggung kau boleh mengatakannya pada Haechan"

Jaemin terlihat tertegun, tak lama senyum tipis muncuk dibibir pink milik Jaemin, "tidak hyung.. aku sama sekali tidak mempunyai masalah apapun"

"Jangan membohongi ku.. dengar Jaemin-ah kalau aku bisa membantu mu, aku akan bantu, tapi itu jika kau bercerita.. jika aku bisa maka akan aku selesaikan"

Jaemin mengangguk tanpa melihat kearah Mark, kakak dari kekasihnya ini. "Ndee hyung"

"Yasudah kalau begitu aku matikan dulu yaa.. tolong jaga Haechan selagi aku tak ada disampingnya"

Jaemin hanya mengangguk sekali lagi dan tak lama panggilan pun terputus. Jaemin menghembuskan nafasnya lega, lalu meletakkan handphone milik Haechan di atas Meja di sampingnya.

[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮  [Matahariku] || MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang