[einundvierzig]

12.7K 955 75
                                    

Haechan tersenyum menatap layar handphonenya yang menampilkan wajah Mark. Suaminya itu baru saja sampai di hotel tempat ia menginap. Belum berganti baju, Haechan tebak Mark baru saja duduk dan langsung menghubunginya.

"Kamu sudah makan?", Mark bertanya sembari membenarkan letak kamernya.

"Sudah.. Mommy memasak sup rumput laut tadi rasanya enak sekali aku sampai habis dua mangkuk hyung", Haechan tertawa mengingat bagaimana ia tadi makan dengan lahap.

Mark juga tertawa, "bagus kalau begitu.. minta Jaemin atau Renjun untuk menemani mu tidur yaa, jangan sendirian selama aku disini"

"Nee hyung.. hyung sudah makan?", Haechan menyandarkan punggungnya ke sofa, memeluk bantal untuk menjadi tumpuan kepalanya.

"Belum, ini mau pesan delivery saja"

"Jangan memesan makanan cepat saji"

"Tapi disini kan jarang ada nasi, jadi aku makan apa dong?"

Haechan berdecak, benar juga apa yang dikatakan Mark, disana kan barat jadi jarang sekali ada nasi. "Kalau begitu cari masakan asia disana"

Mark hanya mengiyakan saja agar Haechan tidak rewel, memang ada sih makan asia di daerahnya tinggal tapi kan itu jarang dan mungkin letaknya sangat jauh.

"Hyung.. rinduu~", Haechan mendusalkan wajahnya pada guling yang ia peluk, ternyata jauh dari Mark begitu berat ya.

"Hei heii jangan mendusal begitu.. tidak lucu kalau aku langsung memesan tiket untuk segera pulang dan memeluk mu dengan erat"

Haechan mengerutkan hidungnya, "memang begitu seharusnya.."

Mark tertawa, "satu minggu baby.. okay satu minggu"

"Eung iyaa..", bersamaan dengan itu Haechan menoleh karena ketukan pintu yang nyaring.

"Siapa?"

Haechan melihat kearah Mark kembali, "tidak tahu, sebentar hyung"

Mark mengangguk, "bawa aku juga, jangan diletakkan dimeja"

Haechan terkekeh, mengambil kembali handphonenya yang memang ia letakkan di meja tadi. Membuka pintu dan melihat Jaemin yang mentapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Nana-ah ada apa?"

Haechan tersentak ketika Jaemin memeluk tubuhnya, Haechan rasakan tubuh itu bergetar.

'dia menangis?'

Haechan masih diam, lalu tersadar ketika Mark memanggil namanya. Melihat kearah layar, "hyung makan saja dulu ya.. nanti kita vc an lagi"

Mark mengangguk, ia paham akan situasi yang sedang Haechan hadapi. Setelah panggilan itu terputus Haechan memeluk Jaemin, menepuk pundak sahabatnya yang bergetar.

Selama 5 menit terus begitu hingga Jaemin melepaskan pelukannya. "Ayo duduk, aku tahu kamu lelah kan berdiri sembari menopang tubuhku"

Haechan mengangguk, "iya.. syukurlah kamu peka"

Jaemin tertawa pelan lalu berjalan di belakang Haechan, mereka menuju ke sofa dimana Haechan duduk tadi.

"Kau makan semua ini?", Jaemin melihat tak percaya pada semua cemilan Haechan yang berjejer di meja di hadapannya. Sedangkan Haechan hanya mengangguk dengan acuh. Duduk dengan pelan di sofa.

"Aigo lelah sekali.. aegi semakin tumbuh besar didalam perut Mommy yaa..", Haechan berbicara pada bayi nya yang memang sudah memasuki usia kandungan 6 bulan. Waktu berlalu begitu cepat ya, tak terasa 3 bulan lagi ia akan melahirkan anaknya ini.

[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮  [Matahariku] || MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang