Tiga hari telah berlalu, tiga hari itu juga Mark uring-uringan pada Taeyong. Memprotes kenapa tidak boleh bertemu, padahal Mark sudah teramat rindu dengan Haechan nya. Tiga hari penuh itu juga Mark selalu mem video call Haechan setiap malam, menatap wajah manis itu yang tambah manis saja di setiap harinya. Mark jadi tidak sabar untuk mengunboxing Haechan kan jadinya!
Sekarang Mark sedang berada altar tempatnya menunggu Haechan untuk datang padanya. Jantung pemuda itu sedari tadi tak bisa berhenti berdegup dengan cepat.
'hei heii tenanglah sedikit!' ucapnya pada jantung yang sedari tadi heboh sendiri.
Beberapa menit menunggu hingga akhirnya pintu yang ia tunggu-tunggu akhirnya terbuka. Menampilkan Haechan yang terlihat sangat cantik luar biasa di ujung sana dengan balutan tuxedo berwarna putih yang bersih. Berjalan diiringi dengan Jisung yang menjulang tinggi di samping Haechan sendiri.
Semua tamu undangan berdiri menyambut Haechan dengan senyuman yang merekah, apalagi Taeyong yang sedari tadi menatap Haechan haru. Ada Bibi Choi dan juga teman-teman Haechan dan Mark. Jangan lupakan si kecil Naeun yang sungguh aktif.
"Eommonie apa itu Haechan Oppa?"
Bibi Choi mengangguk lalu tersenyum, "cantik bukan?"
Naeun mengangguk lucu, matanya menatap Haechan saat berjalan. "mirip dengan pangeran, sangat tampan. Tapi lebih tampan oppa yang berdiri di sana." Naeun menunjuk pemuda yang berdiri di samping Taeyong. Anak bungsu dari keluarga Jung, yaitu Jung Jeno.
Haechan sendiri juga tak kalah berdebar nya dengan Mark, Haechan bisa terlihat tenang menjelang pernikahan mereka, nyatanya dia pihak yang merasa sangat berdebar sedari malam tadi. Bahkan Haechan tidak bisa tidur jika saja Renjun tidak memarahinya.
Mata bulat itu melirik kearah sekitarnya, merasa tak menyangka hari ini adalah hari pernikahannya dengan Mark, laki-laki yang ia cintai. Rasa sedih tak luput juga dari relung hati Haechan sebab tak ada sosok yang Haechan rindukan, Mama dan Papa nya.
Jika seseorang diberi pertanyaan lebih baik kehilangan ayah atau ibu duluan bagi Haechan tak ada baik dari dua pilihan tersebut. Sebab kita masih membutuhkan keduanya, keduanya sangat berarti bagi Haechan. Tak sadar bahwa ia sudah berhenti tepat dihadapan Mark.
Sebelum menyambut uluran tangan Mark, Haechan menatap Jisung yang berada disampingnya, mengucapkan kata terimakasih karena telah mengantarkannya untuk bersama dengan Mark.
"Berbahagialah Hyung." Jisung tersenyum, lalu menatap Mark yang tak bisa mengalihkan tatapannya dari Haechan.
"Hyung.. tolong jaga Haechan Hyung untuk kami semua, kalau kau membuatnya menangis maka aku sendiri yang akan menjemputnya untuk tidak bersama denganmu lagi."
Mark mengangguk dengan mantap lalu mengulurkan tangannya untuk Haechan, Haechan dengan pelan menyambut uluran tangan tersebut, uluran tangan yang nanti akan membawanya ke kehidupan yang sesungguhnya. Bahagia, duka, tawa dan tangis bersama dengan pria yang menatapnya dengan penuh cinta.
Acara akan segera dilakukan, mulai dari persiapan Pra-nikah yaitu bimbingan di greja dan doa bersama, dilanjutkan dengan upacara pemberkatan, janji nikah lalu tukar cincin. Kini pasangan muda itu telah resmi menikah dan mengingat janji suci dihadapan tuhan. Janji yang harus keduanya tepati dan tak boleh ternodai.
"Sekarang mempelai boleh berciuman."
Mark menatap Haechan sambil tersenyum lembut, pemuda itu memajukan wajahnya hingga tinggal beberapa senti lagi dengan Haechan. Saling menatap sampai beberapa detik barulah bibir keduanya bertemu, Mark mengecup bibir tebal milik Haechan, menyesapnya sebentar. Sorak sorai dari tamu undangan bergemuruh melihat keduanya yang kini sudah resmi.
![](https://img.wattpad.com/cover/239518273-288-k243158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮 [Matahariku] || MarkHyuck ✓
FanfictionMark mempercepat langkahnya ketika melihat punggung kecil Haechan kini semakin dekat dengannya. Grep Haechan menoleh, sedikit kaget ketika melihat siapa yang mencekal lengannya. Genggaman Mark terasa dingin ditangannya. "Ada apa Hyung?" Mark tak...