O2

4K 313 6
                                    

Sesuai dengan apa yang disuruh oleh sang ketua kelas, kini Haechan sedang berjalan menyusuri koridor menuju aula.

Selama di perjalanan ia selalu memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa mengambil kesempatan untuk bisa memulai pendekatan dengan seorang yang ia sukai.

Pandangan nya entah tertuju kemana, kakinya tetap berjalan selangkah demi selangkah, hingga pada akhirnya ia tak menyadari bahwa ia menabrak seseorang di depannya.

"Eh, sorry."

Haechan sontak mengucap maaf lalu menatap siapa yang tak sengaja ia tabrak. Mendadak ia langsung menegang dan terpaku diam.

Orang yang di tabraknya mengambil ponselnya yang jatuh akibat tabrakan itu. "Gapapa," ujar nya setelah bangkit dari mengambil ponsel.

Dilihat nya seluruh bagian ponselnya, ternyata aman. Tak ada goresan sedikitpun. Karena ponselnya telah menggunakan anti gores tiga lapis.

"M-maaf kak, saya gak sengaja." Ucap Haechan meminta maaf kembali karena ia sadar siapa orang yang ia tabrak itu.

Orang itu terkekeh, "udah santai aja. Hp gue juga masih aman kok."

"BTW, lo Haechan ya? Anak Bahasa 1?" tanya orang itu.

"Iya kak."

Orang itu menjulurkan tangannya, "salam kenal, Doyoung."

Tanpa berpikir panjang, Haechan membalas uluran tangan itu dengan tangan yang mendadak tremor. "Udah tau kak."

"Tau dari mana nama gue?"

"Kan kakak ketua osis. Satu sekolah pasti kenal."

Doyoung terkekeh. Ia lupa bahwa dirinya adalah seseorang yang terkenal di sekolahnya. Sekali-kali ia pelupa seperti ini. Merendah untuk meroket.

"Oh, haha, iya. Gue lupa."

"Kasian mana masih muda." Celetuk Haechan.

"Apa lo bilang?"

Haechan merasa ingin mengutuk mulutnya sendiri. Lagi-lagi ia berbicara tidak sopan dengan orang yang sangat berwibawa di sekolah itu. "Eh, maaf kak, keceplosan." Haechan cengengesan menahan malu.

Doyoung tampak menganggap itu lelucon. Ia ikut tertawa. "Lo sendirian aja?"

"Sama Ryujin, tapi dia lagi ada urusan sebentar katanya."

Doyoung mengangguk-angguk pelan. "Kalo gitu gue duluan ya, masih ada urusan sedikit."

"Iya kak, silahkan."

Doyoung pun langsung meninggalkan Haechan sendirian di lobby. Tampak nya disana sudah ada beberapa perwakilan ketua kelas serta wakil nya yang menunggu di lobby.

"Chan,"

Haechan menoleh, "hm?"

"Udah?"

Haechan menggeleng, "masuk aja belom."

Ryujin mengangguk pelan. "Bagus deh."

Haechan kembali terdiam. Dan mereka berdua berdiam diri sambil mendengar celotehan dari murid yang lain.

"Ayo anak-anak, silahkan masuk. Mohon maaf harus menunggu sebentar karena barusan ada sedikit kendala." Ucap salah satu guru yang membukakan pintu.

Haechan, Ryujin, dan lainnya pun masuk ke dalam aula sekolah itu.

Mereka mengambil tempat duduk masing-masing sesuai dengan kelas. Dan kebetulan Doyoung serta salah satu temannya—yang sering menjadi bahan pembicaraan Haechan dengan teman-temannya—duduk tepat di hadapan Haechan.

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang