O3

3.3K 293 8
                                    

Hari ini sesuai dengan janji yang telah di tentukan kemarin, mereka akan bertemu di cafe depan sekolah. Kebetulan jam pelajaran terakhir adalah jamkos, maka seisi kelas 11 Bahasa 1 sedang ribut-ributnya seperti pasar.

"Chan, nanti jadi?" Tanya Chenle yang duduk di meja Haechan.

Haechan mengangguk, "jadi. Tapi kenapa gue tiba-tiba deg-deg an ya pas lu tanya itu."

Chenle menepuk bahu Haechan pelan, "Chan, percayalah. Ini cuman pertemuan membahas event, bukan pertemuan menyatakan perasaan." Ujar nya yang membuat semua orang tertawa.

Haechan langsung memutar kepalanya menghadap ke arah Chenle, "anjing lo," umpatnya.

"Oh ya, event nya kayak gimana dah? Pengen tau." Ujar Jeno yang kepo.

"Haechan nanti jualan kolor." sahut Renjun asal-asalan.

"Haha, masa iya?" Tanya Jisung yang kurang percaya.

"Nanti kolor para janda gue obralin 100ribu satu." Balas Haechan.

"Mahal amat," cetus Jaemin.

"Sekarang hidup susah om. Mau makan aja harus mikir 100 kali mau makan pake apa." Balas Chenle.

"Lo kan udah kaya, bege. Lo mau apa aja tinggal makan kaga usah mikir ratusan kali." Celetuk Haechan. "Lah bagaimana dengan kita wahai gerangan?"

"Beli gorengan Buk Mar aja masih ngutang." Sambung Jisung.

"Chan."

Lagi-lagi ada sosok yang memanggil nama Haechan. "Hm?"

"Nanti jam berapa ke cafe?"

"Pulang sekolah."

"Oh, oke." Orang itu pun kembali ke tempat duduknya. Mungkin tanpa diberitahu kalian sudah tau siapa orang yang memanggil Haechan barusan.

"Cuek amat sama cewek bos." Ledek Jeno sambil tertawa kecil.

"The real berkepribadian ganda." Sambung Renjun.

"Anjir, hahaha." Semuanya tertawa mendengar perkataan Renjun. Tapi kalau di pikir-pikir, hal itu bisa di benarkan. Buktinya, Haechan di rumah dengan di sekolah sudah jelas beda. Dan baru saja, cara ia berbicara dengan Ryujin dan dengan teman-temannya sudah jelas beda.

Fakta yang lumayan membagongkan.

"Eh, Jae. Tips deketin seme gimana?" Tanya Haechan tiba-tiba.

Jaemin yang sedang bersender di bahu Jeno, langsung tegap setelah ditanya oleh Haechan. "Tips?"

"Bukan berkepribadian ganda." Jawab Chenle bercanda.

Haechan langsung menatap tajam Chenle. Chenle hanya cengengesan. "Haha, mulai panas bun."

"Dosa lu banyak tuh makanya panas." Balas Haechan tak mau kalah.

"Hahaha," suasana semakin seru saat Haechan dan Chenle mulai beradu mulut.

"Serius anjing, Jae. Apaan tips nya?" Tanya Haechan dengan intonasi sedikit tinggi yang sedang menahan esmosi nya itu.

"Ke dukun." Jawab Jaemin.

"Lo nyantet?!" Pekik Chenle kaget.

"Wah, Jeno hasil pelet tuh," sahut Jisung.

Chenle yang duduk di meja langsung berdiri dan menghampiri Jeno. "Ayo kita ruqyah dulu saudara-saudara." Ujar nya sambil memegang kepala Jeno.

Renjun yang berada di dekatnya ikutan, ia menggetarkan tangannya seperti orang yang sedang meruqyah. "Saha eta?! Aing maung!"

Jeno pun menepis tangan Chenle dan Renjun, "gue sehat ye anjir."

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang