25

1K 106 19
                                    

[25 — end?]

——————————


Hari pertama ujian sudah sangat melelahkan bagi Haechan. Puluhan soal yang ia kerjakan sudah membuat kepalanya akan pecah. Di tambah tempat duduknya di acak. Seluruh anak dream duduk di tempat yang berjauhan. Sudah tak lain Ryujin yang mengatur tempat duduk ini. Ia juga mengambil kesempatan ini, ia duduk tepat di belakang Haechan.

"C-chan?"

Haechan menoleh ke arah belakang nya. "Hm?"

"Ga jadi, hehe." Jawabnya setelah terdiam beberapa detik. Mereka masih dalam jam ujian, dan sudah pasti sedang mengerjakan soal-soal.

Hingga akhirnya bel pun berbunyi. Semua lembar jawaban terkumpul dan seluruh siswa mulai kembali ke rumah masing-masing.

"Chan? Makan bareng?" Tawar Ryujin saat melihat Haechan mulai bangun dari duduk.

"Ga dulu. Kenyang." Jawab Haechan jelas lalu berjalan keluar kelas.

Ryujin merasa ada yang aneh dalam diri Haechan. Apakah dirinya ikut kena imbas akibat kejadian kemarin? Harusnya tidak menurutnya.

Haechan kembali ke rumah setelah mengendarai motornya. Setelah di buka pintunya, ia melihat seseorang yang tak asing sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Ngapain?" Pertanyaan itu sontak mengalihkan pandangan cowok yang tengah terfokuskan pada ponselnya.

"Chan, aku..." Ia berdiri dan mengibas pelan celananya yang terasa sedikit lusuh.

Haechan hanya menaikkan sebelah alisnya. Jujur ia bahkan sempat lupa bahwa ia sedang marah dengan pacarnya. Ingin sekali dirinya memeluk pria itu yang sepertinya tengah menunggu dari tadi. Namun gengsi nya menang kali ini.

"Aku minta maaf."

Haechan diam sambil menatap wajah pacarnya dari kejauhan. Hanya minta maaf saja? Bukankah harusnya ia menjelaskan juga ada apa dengan kemarin? Ah membuat moodnya semakin buruk saja.

"Hm."

Haechan lalu berjalan lagi menuju kamarnya. Namun tangannya ditahan oleh tangan Mark. "Sayang."

Haechan menoleh dengan tatapan kesal. "Apa?"

"Maaf, ya?"

"Ya." Haechan ingin menarik tangannya kembali namun Mark masih tetap menahan tangannya dengan erat.

"Kamu kenapa? Masih marah?"

Pertanyaan bodoh apa ini? Apa tak bisa dilihat jelas dari tampang Haechan saat ini?

"Terserah." Haechan menatap malas ke arah lain, enggan menatap wajah pacarnya itu.

"Mau jalan?" Mark berusaha untuk membuat pacarnya tersenyum.

"Aku sibuk. Kamu pulang aja." Balas Haechan yang sebenarnya ingin menyetujui ajakan itu.

"Aku tau kamu mau. Ayo, aku tungguin kamu ganti." Ucap Mark lagi.

Namun perkataan Mark kali ini entah membuat emosi Haechan meledak. "Aku bilang sibuk ya sibuk!"

Haechan menarik tangannya paksa, "kamu pulang aja sana, gausah peduliin aku!"

Mark kaget. Apakah Haechan semarah itu dengannya?

"Chan..."

"Pergi!"

"Tapi..."

"Kamu pergi atau kita selesai?!"

Deg.

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang